webnovel

CINTA tapi gengsi

rosasevina20 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
86 Chs

BAB 8

Bulan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membungkus rambutnya yang basah Bulan mendekati kasur lalu duduk di tepi kasur sambil mengembus nafas wajahnya yang semula kusam seketika segar kembali setelah mandi Bulan meraih ponselnya yang tergeletak di kasur saat ia melihat layarnya yang menyala ada pesan dari maminya

mami : Bulan kamu makan apa

senyuman Bulan melebar ia sangat suka bila maminya bertanya soal itu Dengan gerakan cepat Bulan membalas pesan maminya dan menyebut nama menu makanan yang ada di restoran yang di sebutkan maminya itu.

Usai mengirimkan pesan Bulan melirik jam yang terpampang di layar ponselnya jam setengah lima sore ia selalu bosan bila maminya kerja nggak ada temen, nggak ada yang bisa diajak ngobrol Ditambah lagi Bulan baru Pindah satu bulan yang lalu dan belum menemukan teman sebaya yang pas untuk nya

kring..kring

ponsel Bulan kembali berbunyi ia langsung melihat benda pipih tersebut berpikir itu adalah maminya.tetapi ternyata Bukan

Dave : Aku di sini aku kangen sama kamu Bulan

wajah Bulan seketika memenas.Emosinya perlahan meluap dan ia segera menggeram segera ia membuka daftar kontak di ponsel dan menelpon seorang Butuh waktu lima detik sampai akhirnya panggilan telepon dari Bulan tersambung

" halo ! ucap Bulan ketika panggilannya di terima

" iya non Bulan ! sahut orang di sebrang sana

" pak , tolong cowok itu yang ada di ruang di suruh keluar aja.kalua dia nggak mau ,paksa aja Bulan lagi nggak mau ketemu sama Dave lagi soalnya cepetan ya pak makasih ! Bulan berucap

pagi ini matahari bersinar cukup terik di temani siulan burung yang menghiasi hari.seluruh murid kelas X11 IPS 1 berkumpul di tengah lapangan lengkap dengan seragam olahraga.semuanya tengah melakukan pemanasan sebelum benar-benar melakukan aktivitas pembelajaran.matahari yang terik itu membuat mata menyipit karena silau semuanya kepanasan bahkan buliran keringat mulai muncul dari permukaan wajah

" Ah gerah banget ! Nisya mengusap wajahnya yang sudah memerah akibat kepanasan dan menyeka keringat yang membasahi dahinya

" aduh harusnya gue bawa kipas tangan ini sumpah ini panas banget kenapa olahraga nya nggak sore aja sih seperti biasa Alika ngomel-ngomel kalua dirinya merasa tidak nyaman dengan kondisi dan keadaan sekitar ia mencak-mencak dan cemberut sepanjang waktu, tidak menerima kondisi seperti ini "

" pak cari tempat yang Ademan kek di sini panas banget tau pak apalagi mataharinya di atas kepala ! Alika mengeluh pada guru mata pelajaran pak beni tidak seperti murid lainnya yang hanya bisa pasrah Alika terlalu cerewet dan bawel

pak Beni mengarahkan pandangannya pada Alika dan tersenyum kecil." kamu nggak tahu ? matahari pagi itu bagus Buat kesehatan Makannya saya tempatkan kalian di sini biar olahraganya lebih menguras keringat dan kalian bisa lebih sehat lagi"

" tapikan panas banget tau pak Gerah ! Alika masih tak menyerah

terus mengomel pada pak Beni guru olahraga nya

kesal mendengar ocehan Alika akhirnya Doni angkat bicara " he Alika nggak usah ngedumel bisa nggak ? Emangnya Lo doang yang ngerasa kepanasan yang lainnya juga sama kali Gue dari tadi juga kegerahan tapi gue biasa saja

" Tahu nih ? serentak anak-anak lainnya menyahut

" Gue ini alergi panas oke kulit gue bakal merah-merah kalua lagi kepanasan ! Alika melotot tangan kanannya menggaruk lehernya yang sudah memerah dan terlihat bentolan

" berisik ! Bumi capek mendengar ocehan Alika " kalua nggak mau ikutin pelajaran olahraga di sini mending Lo pulang aja atau pindah sekolah sekalian Banyak mau banget pengen gaya kayak princess tapi nggak pantes kena matahari aja langsung banyak omong ngaca napa ngaca udah perfect belum Lo pengin banget rasanya gue jedotin kepala Lo ke tembok biar sadar kalau itu nggak....

" bumi udah ! atta menegur Bumi bermaksud agar Bumi berhenti melempar kalimat-kalimat yang penuh amarah pada Alika lagi pula omongan Bumi sudah kelewat batas dan membuat semua orang terpaku pada ucapan nya "

mata Alika jelas memerah dan mulai berkaca-kaca setelah mendapati ucapan pedas dari Bumi nafasnya memburu dan kedua tangannya mengepal kuat.Alika menatap Bumi dengan tajam rasanya ingin memukul Bumi habis-habisan.Sementara itu murid yang terdiam melihat kejadian tadi bahkan pak Beni ikut bergeming

" Gue nggak suka dibilang kayak gitu ! Alika teriak ia tak kuasa menahan tangisnya hingga kini air matanya mengalir turun ke pipi,"kenapa sih Lo begitu banget sama gue ? salah gue apa sampe Lo jahat sama gue !

atta melirik Bumi lalu menyikut perutnya "Nangis ' kan tuh anak orang..."

tangis Alika semakin menjadi saat Bumi enggan menoleh kearahnya " kenapa sih Lo benci banget sama gue bumi apa karena gue suka sama Lo "

" sssh Al....." Nasya mengusap pelan bahu Alika lalu mendekatkan dirinya pada sahabatnya itu " omongan Bumi jangan di masuki di hati Dia mah emang kayak begitu kalau ngomong"

" tapi kan gue kesal Nasya ! Alika menjerit

" sudah, sudah jangan ribut lagi pak Beni berucap lantang tak mau suasana menegangkan ini semakin panjang " gak usah ada yang nangis lagi ini masih pagi lho Nangisnya dilanjutin nanti aja sekarang kita lanjut pemanasan dulu oke"

Baru saja pak Beni akan memulai gerakan pemanasan Gerakannya lantas terhenti ketika seorang baru saja muncul dengan tergesa-gesa dan wajahnya sudah kepalang panik"

" maaf pak saya telat"

semua mata langsung tertuju ke arah dia cewek yang datang terlambat dengan wajah penuh keringat dan kaos kaki yang lebih tinggi sebelah pipinya merah menandakan ia kecapekan Nafasnya terengah-engah bisa di tebak pasti ia baru saja lari-larian

" pak saya boleh ikutan joget ! Bulan berucap kikuk pada pak Beni yang sedang menatapnya dengan penuh kebingungan

" joget pala Lo peyang ! atta terbahak keras " ini lagi pemanasan Bulan ku sayang "

Bulan menoleh ke arah atta dan seketika pipinya semakin bersemu merah karena malu Bulan menyembunyikan wajahnya dengan ujung rambutnya yang ia bawa ke depan muka ia baru menyadari hanya dirinya yang mengenakan seragam putih abu-abu ia mengusap wajahnya dan menghela nafas berat, kemudian kembali menatap pak Beni

pak Beni bertanya : kamu murid baru

Bulan menggaguk " iya pak"

iya pak cantik banget kan ? Doni menyahut dengan penuh bersemangat ia bahkan mendapati sorakan dari temen-temennya

" ish Bulan itu punya gue ! seru atta bermaksud bercanda

" Doni membalas nya " punya gue"

" punya gue"

Bumi berdecak kesal " terus saja sau-sautan sampe negara api nyerang Lo berdua

keduanya seketika berhenti merebutkan Bulan sementara itu Bulan hanya diam menonton atta dan Doni yang tadi saling sahutan menyebut namanya Bulan menggeleng Bulan samar dan terkekeh

" siapa nama kamu ! tanya pak Beni

" Bulan pak "