webnovel

CINTA tapi gengsi

rosasevina20 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
86 Chs

Bab 77

Malam Semakin pekat di kota Spanyol Dingin menusuk Tulang mulai datang menyeruak menembus pori-pori kulit.Beruntung Bagi Bumi ia sudah berada di apartemen mewahnya yang berukuran besar dan terletak di sebelah barat kota Spanyol

Ekspresi wajah Bumi berbeda ketika dia Masih berada di Cafe Sekarang Eskpresi sangat panik

dengan nuansa khawatir dan Kebingungan Diliriknya Naomi yang terbaring tak berdaya di Sofa berwarna putih gading Ia mungkin memegang handphonenya ingin menelpon seseorang Tapi entah siapa

Dialihkan pandangannya sekali lagi ke arah Naomi Bumi berharap dengan sungguh-sungguh tubuhnya mulai gelisah

" please Bangun dong "

Tuhan sepertinya berpihak kepada Bumi tak lama Naomi perlahan mengerjapkan matanya lalu di Tutup lagi Dibukanya Sekali lagi Dan kini diiringi tubuhnya yang perlahan mulai bergerak

Naomi tersadar membukanya matanya lalu mengedarkan pandangannya dengan Eskpresi agak kebingungan ia memegangi kepalanya yang terasa berat Mata Bumi terbelalak ia buru-buru mendekati Tapi tidak berani menyentuh Naomi yang melihat Bumi pun mundur ketakutan

" Hey It's Okay ini aku kamu ingat nggak ? Bumi berusaha menggalih memori Naomi

Naomi tidak menanggapi Justru buru-buru bangkit menuju ke pintu balkon Eh,mau ke mana dia Mau ngapain ? Tanya Bumi dalam hati sambil mengejar Naomi yang menghadangnya

" Eh kamu mau apa eloh Nggak boleh loncat di sini Nanti gue repot ! sergah Bumi

Spontan saja tangan Naomi langsung mendorong Bumi Tingkahnya seperti seseorang terserang panik attack

" Apaan sih Lo ? siapa yang mau loncat ? l need some air minggir teriak Naomi "

Bumi tetap tidak menyingkir Situasi semakin tidak terkendali Naomi mulai memegang dadanya seperti seseorang yang kesulitan bernafas tak menunggu pergantian detik.Bumi langsung membuka pintu balkon membiarkan Naomi menghirup oksigen di luar Ruangan tangan kirinya masih memegangi tangan kanan Naomi

Bumi terus mengikutinya untuk mencegah kalua-kalua setan di Jiwa Naomi membisikkannya lagi untuk terjun bebas

Naomi mulai dapat menguasai dirinya Napas nya mulai Semakin teratur perlahan ia Jadi lebih tenang

" Are You Ok ? Tanya Bumi mencoba memastikan kondisi Naomi tapi Tatapannya ke Naomi sangat canggung dan Hati-hati "

Bukan nya menjawab Naomi malah mulai terisak Dan semakin lama Semakin keras

" Eeeh ...kok malah nangis sih " Bumi salah tingkah Karena tidak tahu apa yang harus ia perbuat

Naomi Semakin menangis tersedu-sedu hingga membuatnya tubuhnya merosot ke lantai dan terguncang hebat dan terguncang hebat ia menutupi parasnya dengan kedua telapak tangannya

" Tunggu di sini eloh Jangan ke mana-mana ! sahut Bumi sambil menepuk hangat bahu Naomi

Bumi bergegas masuk ke dalam meninggalkan Naomi yang masih berderai air mata di lantai balkon yang Dingin nya menyerupai air es

setelah sampai di dapur dengan Eskpresi kebingungan,Bumi mengambil sebuah gelas berukuran sedang dan mengisinya dengan air Tak jauh dari situ pandangan Bumi mendadak terhenti ketika melihat beberapa benda Tajam seperti pisau, garpu dan tali Bumi berpikir cepat untuk menyimpan semua barang itu di laci dapur untuk menghindari Hal yang tidak diinginkan

Tak lama Bumi Muncul kembali dari Dapur dengan segelas air dan sekontak tisu di tangannya

" Nih ! Sahut Bumi menyodorkan gelas dan tisu tapi... what ! Bumi berteriak kaget Naomi sudah tidak ada di balkon

Ya Tuhan dia ke mana lagi ! Bumi mengumpat kesal

ia menaruh gelas dan sekontak tisu yang barusan ia bahwa di pinggir balkon Matanya menengok ke bahwa Bumi bergidik ngeri

" Mati gue dia loncat beneran lagi ! keluh Bumi Sambil memegangi kepalanya ia semakin stres, marah , bingung dan panik

" ngapain Lo ? tiba-tiba suara Naomi terdengar tepat di belakang telinga Bumi

Bumi memekik berbalik dan Rasa lega langsung terpancar dari wajahnya

"Por suerte ( untunglah ) Gue kira eloh udah...."

" Loncat ? sahut Naomi memotong kecurigaan Bumi " Gue ini sebenarnya takut sama ketinggian kali "

"¿cuál ( apa ) ? Bumi melongo keras " kalo Lo beneran takut dengan ketinggian terus eloh kenapa tadi di jembatan "

Belum sempat Bumi menyelesaikan kalimatnya mendadak wajah Naomi seperti akan Menangis lagi

Ok, por favor, no más llorando Gue itu nggak bisa melihat perempuan itu Nangis lebih Lo minum Dulu ! Bumi menawarkan air di gelas dan tisu yang ia taruh barusan

Naomi langsung mengambil gelas dari tangan Bumi dan menenggak nya langsung sampai habis tak tersisa setelah itu ia membuang ingusan di tisu lalu menyerahkan gelas dan tisu ke tangan Bumi

Ewww....

Bumi menatap Jijik Sesegera mungkin ia menaruh kembali gelas dan membuang Tisu yang sudah terpapar Radiasi oleh Naomi

Sekarang saat nya interogasi Bumi memandang Naomi lekat-lekat " maaf kalua boleh tau kenapa kamu loncat di Jembatan tadi "

Naomi melirik malu-malu pada Bumi

" It's Ok Cerita saja sama aku,Aku Jamin cerita Lo nggak akan sampai di telinga wartawan gosip "

" Gue gagal nikah barusan ! ucap Naomi terbata-bata "

" Tadi itu gue harusnya menikah tapi semua gagal Berantakan gara-gara calon suami gue tiba-tiba nggak setuju sama pernikahan kami "

Wajah Naomi kembali ingin meledak karena tangisan sepertinya, peristiwa yang baru saja menimpa Naomi sungguh meninggalkan luka yang begitu dalam hatinya karena setiap kali ia cerita tentang pernikahan yang gagal saat itu juga Naomi akan sedih lagi Bumi memberikan lagi tisu pada Naomi untuk mengalihkan perhatian Naomi

" udah... udah eloh Jangan Nangis terus jadi aku bisa anter kamu ke Mana ? pulang atau ...? tanya Bumi

Naomi Tertegun menatap Bumi

kamu punya temen kenalan atau saudara gitu

Naomi yang masih terpana, perlahan menggeleng

Bumi mulai hilang akal dengan sikap Naomi Cewek misterius ini semakin membingungkan

" kamu nggak Mungkin kan sendirian kan di negara sebesar Jerman ini "

paras Naomi kembali merengut siap-siap menangis

oh no por favor no otra vez ....Bumi membatin

" Ok...Ok lebih baik kamu Tenang dulu Ya udah kalo gitu malam ini kamu boleh istirahat aja di sini Besok kalo Udah tenang kamu pulang ya ...."

Naomi mengangguk pelan

fiuh....

Bumi menarik nafas panjang Sebuah malam teramat panjang dan untuk pertama kalinya selama di Jerman Bumi Harus berhadapan dengan kaus seperti ini Bumi berharap esok Semuanya akan terang - benderang lagi