webnovel

CINTA tapi gengsi

rosasevina20 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
86 Chs

Bab 65

Cowok terbaring lemah di brankar dengan beberapa alat medis yang menempel di tubuhnya Bukannya tidur untuk beristirahat Bumi malah membuka matanya dengan kening yang mengerut ia masih tidak terima keadaannya Semuanya gelap seperti Bumi tanpa matahari

" Eh Bumi jangan " Bulan memekik saat tangan kiri Bumi Diam-diam ingin melepaskan infusan yang menempel di tangan kanannya "

" Ngapain sih " Celetuk Bumi " Gue nggak betah pake ginian apa hak Lo ngelarang gue "

" Tapi kamu kekurangan darah kamu harus Transfusi Darah dulu...."

" kalua Gue nggak mau " balas Bumi kemudian ia mencabut infusan dan meringis pelan.Darah yang keluar dari selang kecil itu menetes membasahi permukaan Brankar nya, meninggalkan noda merah yang mengerikan"

" GIla Lo " ketus Atta

Atta itu meraih tombol pemanggil Dokter yang tergeletak di samping kanan bantal Bumi.Beberapa saat setelahnya terdengar suara seorang yang berbunyi lewat speaker " ada yang bisa kami bantu "

' infusan lepas Dok " ucap Atta

Usai memberi tahu pada dokter Atta menatap Bumi yang tak membalas tatapannya " lagi Sakit aja keras kepala Lo nggak tahu sepanik apa kita pas jantung Lo Tadi Hampir nggak kedetaksi detak nya ? Grafik nya hampir turun Bego "

" Biarin aja Gue mati " Bumi mengetus

" Ngawur aja kalua ngomong " Omel Bulan

" Omongan adalah Doa lho Bumi " kata Atta

" Ya emang "

tak lama kemudian dokter datang menghampiri Bumi dan melihat pasiennya itu yang sudah sadar.padahal awalnya ia mengira Bumi baru akan Bangun pagi nanti Ternyata anak itu Cukup Kuat Dengan keadaan tubuhnya yang terbilang lemah

" kok bisa di lepas ? tanya Dokter wanita itu dengan lembut

" Di lepas Sama dia Bandel banget Dok Omelin aja " Atta jadi sensi

" kenapa Dilepas Mas ? Dokter itu tertawa kecil " Bahaya lho kalua di lepas mas lagi butuh transfusi Darah Soalnya Mas masih kekurangan Darah "

" Tuh Dengerin " Sahut Atta

" Gue punya kuping Bego ' Bumi berujar Sinis

" Eh Ngomong nya Ada dokter lho " tegur Bulan

Bumi tak berucap lagi ia memejamkan matanya saat Dokter itu kembali memasang infusan Tadi Di tangan Bumi Melihat,itu Bulan maupun Atta jadi ikutan meringis ngilu Melihat Darah aja udah ngeri apalagi lihat darah Orang lain ke tubuh kita

" Jangan di lepas lagi iya " Pesan Dokter sebelum akhirnya ia pamit keluar dari kamar Bumi

Bumi bergeming Matanya masih terpejam sebenarnya ia sedang menahan perih yang menjalar di sekujur Badannya.Banyak luka serius yang melekat di Badannya bahkan seharusnya Bumi dalam masa kritis bukanya melek dan ngomel-ngomel seperti sekarang ini

" Jangan kebanyakan gerak " kata Atta

" Gue nggak gerak-gerak Bucin "Bumi ngomel lagi

" ya gue kan cuma ngasih tahu " Atta menahan emosi " Lo kan nggak bisa diem "

" Kamu tidur aja istirahat yang banyak " ucap Bulan

" nggak usah sok perhatian Sama gue " Cetus Bumi

" Tapi aku nggak mau kamu kenapa-napa " Bulan sedikit mengerucut bibirnya

" Lo nggak liat gue baik-baik aja ' Bulan tak bicara lagi ia tertunduk dan menutup Rapat bibirnya Tak mau Bumi semakin sebal terhadapnya Bulan pun memaklumi keadaan Bumi yang sebenarnya masih kecewa Dengan dirinya karena tak pernah memberinya Kabar berbulan-bulan lamannya.Apalagi Bumi tahu Bulan akan segera bertunangan Entah sampai kapan Bumi akan bersikap ketus padanya.Bulan hanya bisa bersabar dan berharap Bumi mau menerima kenyataan itu

Bulan semakin tertunduk Dadanya terasa Sesak karena Bumi semakin ketus Dan galak padanya ia tahu sifat Bumi memang seperti itu Dia galak pada semua orang ketus,sinis menyebalkan tetapi sifatnya pada Bulan kali ini terasa berbeda

Tangan Atta terulur ke bahu Bulan, mengusapnya Beberapa kali karena ia tahu bagaimana perasaan Bulan Sekarang Atta juga tak biasa menyalahkan Bumi karena masalah ini karena masalah ini memang menyangkut perasaan Bumi

" Udah jam sepuluh Lo mau pulang jam berapa Lan ! tanya Atta

Bulan menggeleng tanpa menjawab

" Atau mau pulang sekarang " Nggak tega gue liat Mata Lo udah Sembab banget pasti Lo ngantuk kan "

" Mau di sini aja " ucap Bulan Matanya tak lepas menatap Bumi yang bahkan tidak sedikitpun mau Menatapnya " Mau di sini aja aku mau temenin Bumi "

" Ngapain Emang nya gue mau ditemenin sama Lo "

" Bumi kenapa sih kamu begitu sama aku ? Suara Bulan pelan dan penuh lirih " apa salah aku cuma pengin liat keadaan kamu salah emangnya "

" Salah ! Salah Besar "

" kamu sahabat aku "

" nggak "

" nggak apa " pupil mata Bulan melebar

" karena Lo bukan siapa-siapa gue udah gue bilang mendingan Lo jauh-jauh dari gue paham "

" Aku nggak mau " bulan tertunduk lagi

" Ya Lo harus mau "

" Aku sayang kamu Bumi ! gumam Bulan dengan suara pelan tapi masih bisa tertangkap telinga Bumi "

" tapi gue nggak Sayang sama Lo ! Celetuk Bumi yang berhasil menohok Bulan untuk yang kesekian kalinya " Mendingan Lo pulang aja sana Gue nggak mau Lo ada di sini lagi ini yang terakhir kalua besok-besok Lo berani Dateng ke kamar gue bersumpah gue bakalan Benci sama Lo "

" Bumi Jangan gitu lah Gue tahu kita Semua kaget karena Ternyata Bulan masih hidup Gue tahu loh kecewa karena Selama ini Bulan nggak pernah ngabarin kita Gue Tahu Lo juga nggak bisa terima alasen apa pun dari Bulan.Tapi seharusnya Lo bisa ngertiin Dia Bumi siapa tahu Bulan lagi ada masalah Lagi pula Bulan itu sahabat kita Nggak seharusnya Lo Bersikap kayak gitu sama Bulan " Tutur Atta

" Gue Rasa apa yang Gue lakuin ke dia itu Udah Bener ? Sahut Bumi

sakit perih pedih Semua Rasa itu merasuk Dalam diri Bulan Memang Bukan Fisik Tetapi batinnya terasa begitu tersiksa

Bulan menarik nafas panjang, menengadah untuk tidak membiarkan air matanya turun lagi ia lalu mengembus napas berat lewat bibir dan Tersenyum getir Seraya menepuk Bahu Cowok yang lebih tinggi dari nya itu " Bumi nggak salah Ta gue yang salah selama ini nggak kabarin Kalian berdua Ini semua salah gue "

" Tapi Lan "

" aku pulang sekarang aja ya ? Aku bisa pesen taksi online atau minta jemput Bara lagian aku juga pengen Cepet-cepet tidur Capek banget seharian ini " Bulan Tersenyum Walua terlihat jelas Matanya mengilatkan rasa sedih bercampur kecewa yang begitu mendalam.

" Gue anter "

" nggak usah"

tanpa menunggu Atta menyahut lagi Bulan langsung beranjak dari tempat meninggalkan dua Cowok di dalam sana Sebelum nya Bulan melirik Bumi yang Tatapannya selalu kosong Tiba di luar kamar Bumi Bulan bertemu dengan Tante Dewi ,Bianca, Alex dan beberapa anggota Alexander lainnya yang menunggu di luar sana.Bulan Tersenyum menutupi luka yang ia Derita

" Aku duluan " Bulan berpamitan tanpa ia basa-basi ia langsung berjalan cepat menelusuri lorong Rumah sakit menuju lift yang akan membawanya ke lantai Dasar "

Malam-malam selarut ini sebenarnya Bulan tak berani pergi keluar Sendirian ia juga belum izin pada Bara bahwa ia pergi ke Rumah Demi melihat kondisi Bumi Tentu saja ia masih ingin menemani Bumi di rumah sakit, menghabiskan waktu dengannya.Sayangnya ia juga tak mau Bumi semakin marah karena masih ada di sana.Memejamkan mata sejenak Bulan menahan tangis untuk yang kedua kalinya ia tak membiarkan air mata itu Tumpah karena Cukup ia menghabisi air mata untuk kesalahan yang sama

" Bumi Semoga kamu cepat sembuh ya "