webnovel

CINTA tapi gengsi

rosasevina20 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
86 Chs

BAB 43

malam ini jalan raya dipadati banyak kendaraan ya malam Minggu selalu seperti ini.malam-malam yang lain juga sama tetapi tidak seramai ini.Bulan Duduk di pinggir kolam renang sambil memandang Bulan dan Bintang yang menghiasi langit, gelap Bila sedang bosan Bulan pasti akan menyendiri di pinggir kolam renang sampai bosannya hilang menurutnya angin malam mampu memperbaiki mood, buruk karena udah malam mampu memenangkan pikiran sejenak sekaligus menyejukkan tubuh yang terasa letih

sudah lima hari Bumi tidak masuk sekolah karena luka yang ada di perutnya yang belum memungkinkan dirinya untuk beraktivitas banyak Dan selama itu pula suasana hati Bulan tidak secerah biasanya menurut dokter yang menangani Bumi, jahitan di perutnya masih terbilang baru jadi selama itu Bumi harus banyak istirahat sampai waktu yang sudah di tentukan baru Bumi boleh memulai aktivitasnya kembali.

kemarin lusa Bulan sudah menjenguk Bumi bersama Atta keadaan Bumi tidak separah sebelum lukanya dijahit sayangnya saat menjenguknya saat Bumi sedang tidur karena obat biusnya padahal, Bulan ingin sekali mendengar suara Bumi karena ia rindu

DRRRT !

ponsel Bulan bergetar di sertai dering yang halus ia melirik ponselnya yang tergeletak di samping kakinya kemudian meraih dan menyentuh tombol hijau "

" hallo Bulan"

" Bulan Lo di mana "

" Di rumah kenapa "

" ke rumah Bumi yuk kalua Lo mau sih ! ajak Atta

" mau banget " tubuh Bulan refleks menjadi tegap dan matanya langsung berbinar " ayo aku jemput yaa"

" ya udah gue langsung otw nih "

" oke aku tunggu cepetan"

sepuluh menit telah berlalu Atta yang lihat mengendarai motor, sangat pintar mencari celah menyalip kendaraan yang sedang berbaris di ruasnya ibu kota Jakarta.alhasil tidak membutuhkan waktu banyak, sepuluh menit kemudian motor yang dikendarai Atta sudah tiba di depan rumah Bulan tidak lupa ia mengabarkan Bulan kalau ia sudah sampai Atta menunggu Bulan keluar dari rumah tanpa berniat meninggalkan motor besarnya yang berwarna merah bergaris hitam tersebut Bulan menyadari kedatangan Atta langsung meminta izin pada maminya untuk pergi ke rumah Bumi

" mami aku pergi dulu iya " pamit Bulan

Sandra mengangguk dan memberi pesan pada anaknya " iya kamu hati-hati ya sayang jangan terlalu .malem pulangnya "

" iya mami " balas Bulan

ia pun berlari keluar rumah dan menghampiri Atta yang sudah menunggu di sana saat Bulan melewati pos satpam pak Udin segera menyapanya

" non Bulan mau malem mingguan"

" nggak pak mau jenguk temen jagain rumah ya jangan sibuk godain cewek mulu " jawab Bulan

mendengar itu, pak Udin tertawa geli

mendengar itu,pak Udin tertawa geli ia mengangguk dan mengacungkan jempolnya " Beres non Bulan "

Bulan kini menaiki motornya Atta dan duduk di boncengannya sebelum melajukan motornya, Atta berpamitan pada pak Udin dengan sopan kini mereka sudah melesat meninggalkan rumah milik orangtua Bulan"

" kamu wangi banget tumben " celetuk Bulan saat indera penciumannya aroma tubuh Atta "

" Baru nyadar gue wangi" Atta tertawa

" Biasanya nggak sewangi ini waaah ini pasti trik biar cewek-cewek pada nempel sama kamu kan "

" nggak juga sih Bulan cukup Lo aja yang nempel yang lainnya mah nggak usah ha..ha..ha..ha "

" Dih dasar kutu besar " Bulan memukul pelan bahu Atta Dari belakang sambil tertawa keras " nggak mau nempel sama Atta ah maunya sama Bumi aja "

" mumpung nggak ada Bumi jadi mending Lo sama gue aja lagi-lagi Atta menggoda Bulan menanggapinya dengan tertawa sampai terbahak-bahak seandainya Bumi mendengarkan gurauan mereka berdua.Bulan Ingin tahu bagaimana reaksinya apakah akan ngomel atau malah diam aja "

" nggak deh nanti Bumi ngamuk sama gue " lanjut Atta

'" dia nggak bisa ngamuk kan lagi sakit " Bulan tertawa lagi

" oh iya Berarti ngamuknya disimpen dulu baru di keluarin pas udah sembuh ya ! Atta mengikik geli

" eh Pamali ngomongin orang kasihan Entar kupingnya Bumi panas ! canda Bulan

" sekali-kali " balas Atta disusul tawa kecilnya

mereka berdua asyik ngobrol di motor sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah keduanya mereka berdua memang selalu begitu bila sudah bertemu pasti akan membicarakan banyak hal yang tidak terlalu penting beda ceritanya bila Bulan berduaan sama Bumi obralan mereka pasti hanya akan dipenuhi oleh makian dan cekcok tetapi Bulan jadi mulai rindu

tak lama dari itu motor besar milik Atta berhenti di depan rumah Bumi Bulan segera turun dari boncengan dan berjalan mendekati pagar tinggi rumah Bumi setelah mematikan mesin motornya, Atta turun dari motor lantas berdiri di belakang Bulan itu sambil menatap lurus rumah Bumi

" kok kayak sepi ya " Atta bergumam

" Bumi kan cuma berdua sama nyokapnya jelas sepi lah Dasar Bucin " sahut Bulan

" Heh ngomongnya udah kasar' pasti kena virus Bumi nih ! Atta berucap seraya berpindah jadi berdiri di samping Bulan "

" masuk aja yuk pagernya nggak di gembok tuh " Bulan menunjuk ke pintu pagar yang terbuka sedikit Atta mengangguk setuju dan mereka pun masuk di perkarangan rumah Bumi secara bersamaan "

tiba di depan pintu besar rumah Bumi Atta berseru lantang

" assalamualaikum Bumi "

satu, detik dua detik sampai lima detik tidak ada yang menyahut sekali lagi , Atta memanggil dan kini berbarengan dengan Bulan

" permisi Tante ! Bumi "

tetap tidak ada yang menyahut padahal kemarin saat mereka berdua berkunjung ke rumah Bumi kedatangan mereka langsung di sambut cepat oleh Tante Dewi tidak seperti sekarang

" pada kemana ya " Bulan bingung sendiri " coba pencet aja belnya "

" belnya rusak " sahut Atta

" yaelah"

beberapa saat kemudian pintu besar itu akhirnya terbuka Tante Dewi muncul tetapi tidak membawa senyuman teduhnya matanya sembab dengan satu tangan yang memegang dadanya

" Loh Tante kenapa " Atta mendekati Tante Dewi dengan panik "

" kok nangis Tan " Bulan pun merasakan hal yang sama seperti Atta

" Bumi ...." lirih Tante Dewi diselingi sesenggukan

Dewi kembali menangis dan menutupnya mulutnya dengan telapak tangan.Atta pun dengan sigap merengkuh tubuh Tante Dewi sambil mengusap-usap Bahunya dengan iba hubungan Atta dengan Tante Dewi memang dekat seperti anak dengan ibu sama halnya seperti Bumi yang dekat dengan ibunya Atta

" Barusan Bumi pergi " ucap Tante Dewi

" apa pergi kemana " Bulan tersentak

" Tante nggak tahu dia pergi ke mana dia nggak mau ngomong sama Tante dia langsung pergi tanpa pamit " Dewi berucap penuh kepedihan

" kapan Bumi pergi Tan " tanya Atta

" sekitar sepuluh menit yang lalu Tante Panik Tante takut Bumi kenapa-napa masalahnya Bumi masih sakit " jawab Tante Dewi

" kalua gitu Atta susul aja Tan siapa tahu ketemu sama Bumi d jalan "

" kamu yakin " Tante Dewi bertanya dan Atta menjawab dengan anggukan

" aku ikut " celetuk Bulan

" nggak Usah Lo di sini aja Sam..."

" aku mau bantu cari Bumi juga !Selak Bulan "

" tapi.."

" nggak apa-apa Bulan ikut,asal kamu bisa jaga dia "

" Tante nggak apa-apa sendirian "

" nggak apa-apa " Tante Dewi tersenyum senduh

" ya udah kami pergi ya Tan " pamit Atta

" Tante jangan sedih ya pasti kami bakal temuin Bumi kok Tan"

" iya kalian hati-hati iya di jalan

" iya Tante " sahut Atta