webnovel

Cinta Sang Monster

COMPLETED. Snippet: Satu tahun yang lalu Raine dikeluarkan dari Rumah sakit Jiwa dan harus hidup di Panti Asuhan. Itu memang bukan tempat yang terbaik, tapi setidaknya tidak bagi orang sepertinya. Sampai suatu malam yang menentukan Raine bertemu dengan pria itu… *** Pria itu menghentikan mobilnya. Sementara itu, genggaman Raine pada selimutnya mengerat ketika dia bertanya- tanya dalam hati; apakah dia telah melakukan kesalahan? Dia dapat merasakannya ketika Torak mengulurkan tangan kepada dirinya. ‘Apakah dia akan memukulku?’ Raine gemetar karena pemikirannya itu. Namun, Torak membuka hoodie dari kepala Raine dan dengan sangat lembut menyelipkan helaian rambutnya ke balik telinganya. “Jangan,” kata Torak dengan lembut. “Aku ingin melihatmu, jadi jangan menyembunyikan dirimu…” ************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
412 Chs

ASSAULT!

Pria itu telah memiting Raine seraya punggungnya menghantam lantai yang dingin. Rasa sakit segera menjalar keseluruh tubuhnya, tapi itu bukan masalah yang besar pada saat ini.

Rasa muak dan takut menyelubungi Raine sama seperti bagaimana werewolf mabuk ini mendekatinya, menyentuh setiap inci tubuhnya.

Raine merasa mual dan ingin berteriak dengan putus asa pada saat yang bersamaan.

"Manusia tidak seharusnya ada disini…" dia berbicara dengan mabuk. "Makhluk lemah!"

Di detik ini pria itu berada di atas Raine, tapi di detik berikutnya seluruh tekanan dari tubuh pria itu yang menekan Raine, menghilang.

Dan di detik yang lain, terdengar suara lengkingan yang memekakkan telinga bersamaan dengan geraman yang bergemuruh, yang mampu mengguncang lantai dibawahnya.

Suara amukan itu terdengar liar dan buas. Menyedot seluruh udara dari paru- paru Raine hanya dengan mendengar suara geramannya.

Gadis yang gemetar di lantai, meringkuk dan mengintip dari bulu matanya yang basah seraya dia menatap dengan kengerian di matanya pada pemandangan yang mencekam dihadapannya.

Lycan yang telah berubah wujud.

Berdiri dengan kaki belakangnya.

Mencengkeram kepala dari pria yang tadi melecehkannya.

Lycan putih itu hampir setinggi tiga meter saat dia mengangkat pria dengan mencengkeram kepalanya. Kakinya bergelantungan dari lantai, menendang, mencoba untuk melepaskan diri dari Lycan yang buas ini.

Lolongan yang memekakkan telinga terdengar dari mulut busuk pria itu, seraya dia memohon ampunan yang tidak akan pernah dia dapatkan.

Tapi, jeritan dan usahanya berhenti detik itu juga, dan sebagai gantinya, suara tulang yang patah mematah terdengar. Kemudian, apa yang mengikuti selanjutnya adalah pemandangan yang mana Raine tidak akan bisa lupakan seumur hidupnya.

Tubuh penyerangnya tadi jatuh ke lantai tidak bernyawa dan tanpa kepala, kerena Lycan putih itu telah meremukkan kepalanya dengan tangan kosong, cakarnya yang panjang dan tajam begitu juga separuh tubuhnya bermandikan darah.

Pemandangan itu sangatlah brutal dan buas.

Darahnya menyembur dari tubuh tanpa kepala dan membanjiri lantai, meresap ke kaki sang Lycan.

Warna yang kontras antara putih dan merah membuat Raine bergidik. Dia menutup matanya seraya tubuhnya menjauh sampai menabrak dinding di belakangnya, gemetar tidak terkendali.

Lycan putih yang bersimbah darah itu mengeluarkan lolongan yang lantang.

"Torak!!!" Raphael berhenti di kaki tangga.

Sang Beta dapat melihat kalau Raine menggulung tubuhnya yang gemetar sambil menekan kedua tangannya ke telinga. Di sisi lain, beberapa pejuang telah berubah ke wujud monster mereka, sementara yang lainnya berdiri di samping sambil menatap penuh kekhawatiran pada pemandangan di depan mata mereka, mereka juga masih terlihat gelisah karena sang Alpha telah berubah wujud.

Sang monster putih itu mengeluarkan geraman yang mengancam lagi ketika dia melihat Raphael bergerak mendekat. Dengan peringatan tersebut, Raphael berhenti.

[Torak, kamu telah menakutinya…] Sang Beta berusaha untuk meraih Torak melalui mind- link.

Raphael kemudian merendahkan dirinya dan melihat tangga di bawah kakinya, gesture dari seorang yang tunduk. Dia mencoba untuk menyampaikan kalau dirinya bukanlah sebuah ancaman.

Walaupun begitu, mata Lycan yang merah it uterus menelaah tanda- tanda kebohongan dari Raphael sebelum akhirnya dia menyapukan pandangannya ke sisi lain ruangan dan menemukan para pejuang, dalam wujud manusia atau Lyccan, telah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Raphael.

Setelah Torak yakin kalau tidak ada ancaman apapun lagi disekitarnya, sang Lycan berbalik untuk menghadapi Raine.

Sang Lycan menghampiri gadis itu walaupun dia tahu betapa ketakutannya Raine saat ini. Dia tidak tahu hal lainnya, apa yang dia inginkan saat ini adalah agar pasangannya ini berada di dekatnya.

Sang Monster menarik kembali cakarnya, sangat hati- hati untuk tidak menggores kulit Raine saat dia menyentuhnya.

Namun, Raine menepis tangannya menjauh ketika dia merasa ada sesuatu yang menyentuhnya karena rasa takut yang tengah dia rasakan. Hal ini membuat sang Lycan menggeram, terluka atas penolakan Raine.

Sang Monster sama sekali tidak menyadari kalau pasangannya ini takut padanya dan mencoba untuk menyentuhnya lagi.