'Sejak kapan Cantika berdiri di situ? Apa dia mendengar perbincangan tadi? Kacau, kalau sampai dia tahu,' gerutu Reyno dalam hatinya. Tiba-tiba saja kelopak matanya terlihat pucat seperti menyimpan rahasia besar.
"Ya ... Terima kasih, karena kalian sudah datang," jawab Bramantio beralasan. Ia terlihat santai karena sudah mengerti dengan sifat anaknya.
"Yakin?" ucap Cantika terlihat tak percaya terhadap jawaban ayahnya.
"Iya lah, Can. Ya sudah, apa Ibu sudah masak?"
"Sudah," jawab Cantika datar tanpa mengukir senyuman.
"Baguslah, ayo kita makan bersama dulu," ajak Bramantio seraya beranjak dari tempat duduk.
Mereka bertiga berlalu dari suasana panas menuju ruang kamar dengan sajian yang sangat istimewa oleh Bu Mesya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com