webnovel

Cinta Cowok Dingin

Jangan salahkan aku menjadi seperti ini, sebab ini semua karena dirimu yang meninggalkan aku sendiri tanpa penjelasan darimu.

Wulandari_8096 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
34 Chs

Sudah ada yang punya

Happy Reading

.

.

.

"Wah bukannya itu Dwi ya murid baru itu, siapa ya yang cowok yang sama dia itu?"

"itu cowoknya ya???"

"Aduh keren banget"

"Ya ampun gantengnya 11 12 lah sama Fian"

Itu lah bisik-bisik para gadis saat melihat Briyan lewat.

.

.

.

"Ayo kita kekantor kepala sekolah dulu aja" ajak Dwi pada Briyan yang tengah sibuk melambaikan tangan sambil membalas senyum para siswi-siswi genit itu.

"Ee nanti ajalah" enggan Briyan.

"Nanti aja tebar pesonanya begok, lo kesini mau sekolah kan"

"Ealah elu mah bilang aja cemburu kan"

''Idih amit2 dah gua cemburu sama lo mah"

"Udah ayok ah" kesal Dwi menarik kerah baju belakang Briyan karena dia bukannya mendengarkan Dwi malah sibuk senyum-senyum ke para siswi yang sedang berkumpul mengaguminya.

"Ee...eh iya santai aja kalek woi kecekek nih leher gua" protes Briyan.

"Bodo amat" Dwi tak perduli dan terus berjalan ke arah ruang kepala sekolah masih dengan menarik kerah baju Briyan.

Sepanjang perjalanan banyak siswa yang histeris karena melihat ketampanan Briyan dan juga kekejaman Dwi .

Tok tok tok

Dwi mengetuk pintu ruang kepala sekolah.

"Silahkan masuk"sahut suara di balik pintu kayu itu.

"Permisi pak"masuk Dwi di ikuti Briyan.

"Oh nak Dwi ada apa nak? "

"Hmm gak ada papa kok Pak, saya cuma mengantar siswa baru ini Pak" jawab Dwi sopan.

" Oh kamu Briyan kan ya?" tanya pak Kepala sekolah.

"Iya pak saya Briyan" jawab Briyan sambil membereskan kerah bajunya yang lecek hasil kekejaman Dwi.

"Hmm oke kamu masuk di kelas yang sama dengan Dwi ya"

"Apa pak kok sama sih pak?" protes Dwi.

"Emangnya Kenapa?"tanya balik kepala.

"Gak papa sih pak cuman males aja kalo harus sekelas sama dia"Dwi menunjuk Briyan.

"Yee apa an sih lo"Briyan menyingkirkan telunjuk Dwi yang ada di depan wajahnya.

"Haha sudah2 sebentar lagi kelas akan di mulai sebaiknya kalian masuk ke kelas kalian"pak Kepala menengahi.

"Baik pak kalo gitu kami permisi dulu"

Dwi keluar dengan di ikuti Briyan.

"lo ngapain sih ngikutin gue? "

"Siapa juga yang mau ngikutin elo"

" Yee terus sekarang ini lo lagi ngapain

coba? "

"Ee elo pikun apa ogep sih lupa lo kata pak kepala sekolah tadi kita itu sekelas dodol"

" Ya elo kan gak harus ngikutin gue juga"

"Idih terpaksa ini mah gara-gara gue gak tau jalan aja makanya buntutin elo"

Sesampainya di kelas guru sudah masuk.

"kan elo sih ngajak gue debat udah ada guru noh" marah Dwi.

"lah kok jadi gue bukan elo ya yang ngajak debat dari tadi"

"Lah kok jadi gue sih"

"ya kan emang elo"

" Enak aja ini salah elo lah"

"Yee jelas-jelas salah elo juga"

"Ehem" deheman Pak Wanto menghentikan perdebatan Dwi dan Briyan.

"Haha bapak"tawa garing Dwi.

"Kalian sudah terlambat bukannya langsung masuk malah bertengkar di depan kelas"marah Pak Wanto.

"Hmm maaf pak,kami gak akan ngulanginya lagi"jawab Briyan.

"Kamu anak baru"Pak wanto baru sadar.

" Iya pak saya murid baru di sini"senyum pepsoden Briyan.

"Hmm ya sudah karena kalian masih murid baru anggap saja ini teguran,jadi kalian boleh duduk tapi besok-besok kalau kalian terlambat lagi jangan harap bisa duduk di kursi selama pelajaran"seringai pak Wanto.

"E...ee iya pak" ngeri Dwi

"Ya sudah duduk sana,dan kamu perkenalkan diri dulu"suruh pak Wanto.

"Baik pak"

"Baiklah teman2 perkenalkan nama saya Briyan"singkat,padat,dan jelas.

"Sudah pak"lanjutnya

"Hmn ya sudah duduk sana"

"Ee pak kami kan ingin bertanya,sama Briyan? " intruksi salah satu siswi sambil menatap Briyan dengan pandangan penuh cinta.

"Mau tanya apa kamu di jam pelajaran saya"garang Pak Wanto.

"E...eeh gak jadi deh pak"takut siswi itu.

Pak Wanto memang dikenal sebagai salah satu guru killer di sekolah ini banyak siswa maupun siswi yang takut berurusan sama pak Wanto, bukan takut di marahi atau di hukum hanya saja takut di racuni oleh rumus2 kimianya.#hehehe

"Baiklah kita lanjutkan lagi"

Brakkk

Suara pintu yang di banting dengan keras menggema di seluruh ruangan kelas, siapa lagi kalau bukan Fian cs.

Dengan muka santai dan cuek Fian memasuki kelas dan di ikuti oleh Fatan & Agung. Sedangkan Pak Wanto hanya dapat geleng2 kepala dia sudah jerah menghadapi Fian cs jadi di biarkannya saja.

Sejak tadi Dwi terus menatap gerak gerik Fian tampa bosan hingga dia tidak menyadari kalo Fian sekarang sudah di depannya dan Dwi masih saja memandanginya.

"Gue tau gue ganteng tapi jangan liatin gue terus,entar lo suka sama gue terus malah sakit hati soalnya gue udah ada yang punya"ucap Fian dengan lebay.

"E... Eh siapa juga yang liatin elo"gugup Dwi.

"Heh dasar"ejek Fian dan berlalu duduk di kursinya.

(Eh tunggu dulu tadi kata dia tadi apa? dia udah ada yang punya? berarti dia udah punya pacar? Dan itu artinya dia udah lupain gue? Hah) Pikir Dwi dalam hati dan itu membuatnya sedih sendiri.

"Jadi percumah aja gue balik kesini"bisik Dwi pada dirinya sendiri.

"Apa? Lo ngomong apa tadi? "

"Eh enggak kok" Dwi menggaruk tengkunya yang tidak gatal.

"Aneh lo mah,oh iya Briyan itu siapa elo Wi? "

"Bukan siapa2 gue kok dia cuman teman gue dari kecil"

"Wah serius lo?"

"Iya, kenapa emang?"

"Hehe gak ada kok,oh iya kenalin gue ke dia dong"kata Milla dengan mata berbinar.

"Hahah dasar katanya gak ada rupanya ada maunya"kata Dwi dengan nada mengejek.

"Ayolah" mohon Milla dengan suara yang di buat manja sambil menggoyang-goyangkan tangan Dwi.

"Haha iya iya" Akirnya Dwi menyetujuinya sambil terkekeh kecil akibat ulah Milla yang seperti anak kecil.

Kring kring

Bunyi kebebasan bagi siswa-siswi yang sudah merasa bosan berada di dalam kelas sampai ada beberapa siswa yang tertidur di meja kelas dengan di tutupi buku.Sedangkang pak wanto yang berada di depan kelas sibuk berceloteh sendiri sampai tidak menyadari bahwa tidak ada yang memperhatikannya, bahkan Fian dengan kurang ajarnya sudah tertidur dgn kaki di atas meja.

Saat mendengar bunyi kebebasan itu langsung reflek berdiri dan keluar kelas tanpa memperdulikan Pak Wanto yg melihatnya dan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Fian yang tidak ada sopan santun.

Di tempat duduknya Dwi yang sedari tadi memperhatikan tingkah Fian hanya dapat ter kaget-kaget karena perubahan Fian sangat kentara.

.

.

.

Tbc