webnovel

Cinta Cowok Dingin

Jangan salahkan aku menjadi seperti ini, sebab ini semua karena dirimu yang meninggalkan aku sendiri tanpa penjelasan darimu.

Wulandari_8096 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
34 Chs

Laki-laki Misterius

Happy reading

.

.

.

"Hiks hiks hiks" Dwi menangis di belakang sekolah.

"Berisik woi" teriak seseorang yang entah darimana.

"Si-siapa?" tanya Dwi takut sambil melihat-lihat sekitar dan tidak menemukan asal suara itu.

"Gue hantu penunggu sekolah ini" jawab suara itu membuat bulu kuduk Dwi berdiri.

"Eh g-ak usah nakut-nakutin deh ya ma-mana ada hantu di siang bolong" jawab Dwi sambil meyakinkan dirinya sendiri agar tidak takut.

"Hahahaha" tawa suara itu saat melihat Dwi yang gemetaran ketakutan.

Bumm

"Aaaaaaaa" teriak Dwi saat sesuatu jatuh di depannya.

"Apaan sih, bikin sakit telinga aja" ternyata yang mendarat tepat didepan Dwi adalah seorang pria tampan dan bukan hantu.

"Kaget gue tau gak? Lo siapa sih? Kenapa nakut-nakutin gue?" tanya Dwi sambil berdiri menghadapi pria itu dengan marah.

"Eh yang nakut-nakutin lo siapa? yang ada lo yang nakut-nakutin gue kali" jawab pria itu santai lalu duduk di tempat Dwi duduk tadi.

"Kok jadi gue sih? jelas-jelas lo yang nakut-nakutin gue dari atas pohon" marah Dwi tak terima.

"Salah lo sendiri udah gue tungguin nangis malah gak selesai-selesai" jawabnya santai dengan tangan menopang kepala dan mata tertutup.

"Lo dari kapan di situ?" tanya Dwi malu dan mulai duduk di sebelah pria itu.

"Dari sebelum lo datang" jawabnya sambil membuka mata melihat Dwi.

"Kenapa gak ngomong dari tadi?" tanya Dwi heran.

"Hah tadinya tu ya sebelum lo datang gue udah mau turun, tapi lo tiba-tiba lari kesini sambil nangis jadi gue kasih waktu aja buat lo biar puas nangisnya taunya malah gak berhenti-henti dan karena gue kaki gue udah kesemutan lama-lama nongkrong di atas jadi ya begini" terang pria itu.

"Maaf" Dwi meminta maaf karena merasa tak enak hati membuat pria itu menunggu nya menangis di atas pohon.

"Gak masalah tapi lo tau darimana tempat ini?" tanya pria itu penasaran.

"Gue gak tau juga, gue cuman lari sembarangan arah aja tau-tau udah sampai sini" jawab Dwi bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Hm lo hoki juga lari sembarangan bisa ketemu tempat rahasia gue" jawab pria sambil melihat sekitar.

"Ngomong-ngomong lo sekolah disini juga?" tanya Dwi karena merasa asing dengan wajah baru didepannya ini.

"Iya lo gak liat baju gue" pria itu merentangkan tangannya ajar Dwi melihat bajunya.

"Kok gue gak pernah liat lo ya?" tanya Dwi lagi penasaran.

"Wajar sih gue lebih sering disini daripada dikelas, tapi gue tau lo kok, Lo Dwi kan" setelah menjawab pertanyaan Dwi pria itu berdiri dari duduknya.

"Lo tau gue" tanya Dwi sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Tau lah waktu lo baru masukkan seluruh sekolah pada ngomongin lo" jawabnya dengan tangan dimasukkan kedalam saku celana.

"Kenapa pada ngomongin gue?" heran Dwi karena dia merasa tidak melakukan apa-apa hingga menjadi pembicaraan satu sekolah.

"Karena lo cantik" jawab pria itu membuat Dwi malu sedangkan pria itu langsung pergi dari hadapan Dwi.

"Eh nama lo siapa?" tanya Dwi sambil berteriak tapi tidak didengar oleh pria itu karena jarak yang sudah cukup jauh.

"Hah dia gak dengar" Dwi membuang nafas kecewa.

"Enak banget disini sejuk" Dwi menikmati angin sepoi-sepoi dengan mata tertutup.

.

.

.

Drttt drttt drttt

"Hmm halo" jawab Dwi dengan suara serak khas bangun tidur.

"Akhirnya lo jawab juga Wi, Lo dimana?" tanya Milla dari seberang telpon.

"Gue di... astaghfirullah gue ketiduran" kaget Dwi karena baru menyadari dia tertidur di belakang sekolah.

"Lo ketiduran? Lo ketiduran dimana Wi?" tanya Milla diseberang telepon.

"Aduh udah dulu ya Mil, Dah" Dwi menutup sambungan telepon sepihak.

"Ya ampun kok gue bisa ketiduran sih?" tanya Dwi pada dirinya sendiri.

"Untung gak ada orang" kata Dwi sambil melihat-lihat sekitarnya.

"Jam berapa sekarang?" Dwi mengecek ponselnya.

"Ya ampun jam 5" panik Dwi yang langsung berlari meninggalkan tempat itu.

#Kelas#

"Mana tas gue?" tanya Dwi pada dirinya sendiri karena tidak menemukan tasnya.

"Ini yang lo cari" tiba-tiba Milla muncul di ambang pintu dengan tas Dwi di tangannya.

"Milla" senang Dwi sambil berlari kearah Milla dan memeluknya.

"Apaan sih panas tau lepas" perintah Milla.

"Hmm" Dwi melepaskan pelukannya dengan muka cemberut.

"Apaan sih lo Wi kesambet ya?" tanya Milla heran dengan alis naik.

"Sembarang" jawab kesal Dwi sambil merampas tasnya dari tangan Milla.

"Lo ketiduran dimana ha? Gue udah coba cari lo di UKS gak ada, dimana-mana juga gak ada jdi lo kemana sebenarnya?" tanya Milla mulai menyelidiki.

"Sebenarnya gue ketiduran dibelakang sekolah" jawab Dwi sambil memeluk tasnya.

"Hah lo kebelakang sekolah?" kaget Milla.

"Iya emang kenapa?" heran Dwi karena mendapat respon yang berlebihan dari Milla.

"Lo gak tau Wi belakang sekolah kan terkenal angker" jawab Milla dengan bulu kuduk berdiri.

"Eh serius lo?" tanya Dwi takut.

"Iya gue serius, tapi kok lo bisa sampai kebelakang sekolah sih?" tanya Milla penasaran.

"Gue juga gak tau pas gue sadar udah sampai sana aja" jawab Dwi.

"Duh tuh kan pasti lo di bisikin sama penunggu di sana" analisa Milla membuat bulu kuduk Dwi semakin berdiri.

"Terus gimana dong gue takut" rengek Dwi pada Milla sambil memegang tangan Milla memohon pertolongan.

"Gue juga gak tau, yang penting sekarang lo jangan lagi-lagi deh ke sana" saran Milla.

"Iya gue juga gak mau lagi ke sana, walaupun sebenarnya disana tuh enak banget karena adem tapi kalo tau ceritanya kayak gitu gue juga gak mau" jawab Dwi menyetujui saran Milla.

"Yang pasti dong adem orang tempat hantu" celetuk Milla.

"Ih takut gue Mill" rengek Dwi sambil memeluk Milla.

Dorrrr

"Aaaaaa" terik Milla dan Dwi.

"Hahahaha" tawa Briyan senang melihat Dwi dan Milla yang ketakutan karena ulahnya.

"Briyan gila lo ya" marah Dwi sambil meninju dada Briyan.

"Aw sakit Wi" rintih Briyan karena ulah Dwi.

"Rasain emang enak" kesal Milla.

"Yee lo kok gitu sih Mill" rengek Briyan sambil mengeluarkan aigoonya.

"Abis lo ngeselin sih untung aja gue gak punya penyakit jantung coba aja kalo punya udah mati di tempat gue" omel Milla tak mempan dengan aigoo Briyan.

"Ya maaf gue cuman bercanda" Briyan meminta maaf pada Milla dengan tulus.

"Iya gak papa" jawab Milla memaafkan Briyan.

"Makasih Mill" senang Briyan.

"Eh lo gak minta maaf sama gue?" tanya Dwi bersiap-siap menerima maaf dari Briyan.

"Gaklah ngapain" jawab Briyan ngeselin.

"Bener-bener lo ya" marah Dwi sudah dengan kepalan tangannya yang siap melayang ke wajah Briyan.

"Tunggu tunggu" Briyan menghentikan Dwi.

"Apa ha mau request pukulnya dimana?" tanya Dwi garang.

"Gak gak, gue cuman mau bilang Pak Parman udah nungguin lo dari tadi" jawab Briyan dengan takut-takut.

"Ya ampun kasian Pak Parman, gue duluan ya Mill" izin Dwi pada Milla.

"Hati-hati Wi" sahut Milla sambil melambaikan tangan.

"Awas lo urusan kita belum selesai" kata Dwi sambil menunjuk Briyan lalu berlari pergi.

.

.

.

TBC...