webnovel

Cinta Cowok Dingin

Jangan salahkan aku menjadi seperti ini, sebab ini semua karena dirimu yang meninggalkan aku sendiri tanpa penjelasan darimu.

Wulandari_8096 · Teen
Not enough ratings
34 Chs

Sayur Buncis

Happy Reading guys

.

.

.

"Ma-maaf Pak nunggu lama" kata Dwi dengan nafas memburu karena berlari.

"Ya ampun non gak papa ini sudah tugas Bapak, non gak perlu merasa gak enak sampai lari-lari gini nanti jatuh lo" nasihat Pak Parman.

"Abis kan kasian Pak Parman nungguin Dwi lama banget" sahut Dwi merasa bersalah.

"Gak papa non, udah ayok masuk di dalam ada minum kalo non haus" jawab Pak Parman perhatian.

"Makasih Pak" kata Dwi sambil masuk ke mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Pak Parman.

"Wah Dwi haus banget" kata Dwi buru-buru menyambar botol minum di depannya.

"Haha pelan-pelan non" kata Pak Parman saat melihat Dwi yang minum dengan tergesa-gesa.

"Uhuk-uhuk" Dwi batuk karena terdesak air minumnya.

"Nah kan apa Bapak bilang" omel Pak Parman sambil mengambilkan tisu untuk Dwi.

"Hehe makasih Pak" malu Dwi.

"Ya udah kita jalan ya" izin Pak Parman.

"Iya Pak let's go" semangat Dwi.

"Pahah pakai sabuk pengamannya non" kata Pak Parman mengingatkan Dwi.

"Hehe iya Pak, nah sudah Pak" Dwi menuruti Pak Parman.

"Baru deh let's go" kata Pak Parman meniru Dwi.

"Ih Bapak mah" Dwi berpura-pura kesal.

"Hahaha" Dwi dan Pak Parman tertawa bahagia sepanjang perjalanan mereka.

.

.

.

"Mommy, Daddy Dwi pulang" teriak Dwi saat memasuki pintu rumahnya.

"Akhirnya kamu pulang juga" jawab Indah yang notabene Mommy Dwi sambil menghampiri Dwi yang baru pulang.

"Mommy" kata Dwi lalu memeluk Mommy-nya.

"Dari mana aja kamu?" tanya indah sambil mendorong pelan bahu Dwi agar dapat melihat anaknya itu.

"Dari sekolah lah dari mana lagi?" jawab Dwi bingung.

"Itu harusnya Mommy yang tanya" kata indah sambil menggetok kening anaknya pelan.

"Aduh mom" rintih Dwi melepaskan pelukannya dengan wajah cemberutnya.

"Gak usah lebay kamu orang pelan juga" omel Indah.

"Hehe Mommy" panggil Dwi manja sambil bersiap menghambur ke pelukan Indah lagi tapi di gagalkan dengan Indah dengan menahan tangannya di kening Dwi.

"Kamu ya di tanya bukannya jawab" kesal Indah masih dengan tangannya yang berada di kening Dwi.

"Ada apa ini?" tanya Atan Daddy Dwi yang baru saja pulang dari kantor.

"Daddy" teriak Dwi sambil berlari menghambur ke pulukan Daddy-nya.

"Haha ada apa ini?" tanya Atan heran karena Dwi yang tiba-tiba bersikap manja.

"Mommy getok kepala aku" adu Dwi dengan mengeluarkan jurus aigoonya.

"Aduh duh sakit ya sayang" jawab Atan sambil mengelus-elus kepala Dwi.

"Sakit" jawab Dwi masih dengan aigoonya membuat Mommy jengkel.

"Ya udah sana cepat ganti baju kita makan sama-sama" perintah Atan.

"Daddy kok gak belain aku sih" kesal Dwi sambil sambil melepaskan pelukannya dan menghentak-hentakankan kakinya.

"Daddy mana berani sama Mommy kamu sayang" bisik Atan pada putrinya membuat wajah Dwi semakin masam dan Indah tersenyum senang.

"Hais" kesal Dwi dan pergi menuju kamarnya.

.

.

.

#Kamar#

Tok tok tok

"Masuk" teriak Dwi dari dalam kamar.

"Non di panggil ibu untuk makan" beritahu Bi Minah.

"Oh iya Bi bentar lagi Dwi turun, oh iya Bi Dwi minta aja Mommy dan Daddy makan duluan nanti Dwi nyusul" jawab Dwi yang masih sibuk dengan laptopnya.

"Ya udah Bibi turun duluan ya" izin Bi Minah.

"Iya Bi" jawab Dwi yang masih terpaku pada layar laptopnya.

"Selesai" girang Dwi sambil merenggangkan tangan yang mulai keram.

"Waktunya makan" lanjutnya berbicara sendiri.

Drap drap drap

"Malam Mom, malam Dad" sapa Dwi pada Mommy dan Daddy nya yang sedang menyantap makan malamnya.

"Malam sayang" sahut Mommy dan Daddy Dwi.

"Kamu abis ngerjain apa? tadi kata Bi Minah kamu lagi sibuk dengan laptop kamu sampai minta Mommy dan Daddy makan duluan" tanya Indah pada Dwi.

"Iya aku abis ngerjain tugas Mom banyak banget" jawab Dwi dengan tangan yang sibuk menyendok nasi.

"Walau sibuk tetap harus makan ya sayang" nasihat Atan perhatian pada anaknya itu dan diangguki oleh Indah.

"Iya Daddy, Dwi paham kok buktinya sekarang Dwi selesai ngerjain tugas Dwi langsung cari makan kan heheh" jawab Dwi diakhiri dengan kekehannya membuat Atan dan Indah geleng-geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya itu.

"Makan yang banyak" perintah indah sambil memberikan sayur buncis saus tiram kepada Dwi karena melihat piring Dwi yang tidak ada sayur-mayur nya.

"Mommy" rengek Dwi karena di minta memakan sayur.

"Kamu itu udah besar masa masih gak mau makan sayur" omel Indah pada Dwi.

"Daddy juga udah tua tapi gak mau makan sayur apa lagi aku" balas Dwi tak mau kalah.

*Deg*

Detak jantung Atan seakan berhenti sejenak saat Dwi membawa-bawa namanya saat berdebat dengan Mommy nya dan muka Atan seakan memanas seketika karena tatapan tajam dari orang di sampingnya yaitu indah istrinya.

"Ka-kata si-siapa Daddy gak makan sayur nih Daddy mau nambah sayur" kata Atan terbata-bata dengan tangan yang menyendok sayur dengan enggan.

"Hmm enakk" lanjutnya dengan muka terpaksa mulai menyendok dengan lahap sayur di piringnya.

*Maafin Dwi Daddy* kata Dwi dalam hati saat melihat Daddy nya yang sangat tersiksa karena terpaksa harus makan sayur.

"Masih gak mau makan?" tanya Indah pada Dwi yang masih perihatin melihat Daddy-nya.

"Makan makan" jawab Dwi cepat sambil menyendok sedikit demi sedikit makanannya.

''Pintar" kata Indah sambil mengelus-elus kepala anaknya.

"Hemm" Dwi tersenyum terpaksa dengan mulut penuh.

"Eugg kenyang" Atan bersendawa disebelah Indah.

"Jorok" marah Indah sambil mencubit pinggang Atan.

"Haha Aw sakit sayang" rintih Atan karena cubitan Indah.

"Kalo mau sendawa itu ditutup mulutnya" omel Indah.

"Iya ih Daddy JOROK" kata Dwi sambil menekankan kata jorok.

"Ikut-ikutan aja kamu" jawab Atan sambil menyentil dahi Dwi.

"Aw Mommy liat Daddy" rengek Dwi mengadu pada Indah.

"Kamu ya" Indah langsung membalas perbuatannya Atan pada Dwi dengan mencubit pinggang sekali lagi.

"Aw Aw sakit sayang" rintih Atan kesakitan.

"Hahahaha" tawa puas Dwi.

"Senang kamu ya" kesal Atan karena Dwi mengadu pada Mommy nya.

"Wekkkk rasain" ledek Dwi lalu langsung kabur ke kamarnya.

"Awas kamu Dwi" ancam Atan main-main.

"Awas apa ha apa?" tanya Indah mencubit Atan lagi karena tak terima anaknya di ancam.

"Ga-gak sa-yang gak jadi" jawab Atan terbata-bata karena menahan sakit.

"Makanya jangan macam-macam" ancam Indah sambil mulai membereskan meja makan.

"Mana mungkin aku macam-macam disini, kalo di kamar baru mungkin" jawab Atan menggoda Indah lalu tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Eh apa-an sih kamu nanti Dwi liat lo" Indah panik berusaha melepaskan pelukan suaminya itu.

"Biar gak keliatan kita ke kamar aja" jawab Atan yang langsung menggendong Indah.

"Aaaa" teriak Indah tertahan agar Dwi tidak mendengar dan mengetahui kelakuan orang tuanya, padahal sebenarnya di dalam kamar Dwi masih bisa mendengar dengan jelas kelakuan kedua orang tuanya.

"Bi tolong beresin meja makan" teriak Atan agar Bi Minah mendengarnya.

"Baik tuan" sahut Bi Minah dari arah dapur.

Brakkk

.

.

.

TBC....