webnovel

War and Peace

Ariea dan Lylia lebih memilih kembali ke Bumi kerajaan Erada untuk keamanan mereka. Mereka pun kembali ke Bumi, saat di perjalan kebut, Ariea dan melihat Yüuzail yang ingin menghampiri Azüel.

"YÜUZAIL MAU KEMANA KAMU?!"Tanya Arie dengan wajah khawatir, sambil menarik tangannya Yüuzail.

"Aku ingin membantu ayah.."jawab Yüuzail dengan wajah polos.

"Lebih baik kau kembali lagi bersama kami.."Ucap Ariea dengan alis menekuk.

"TIDAK!"Bentak Yüuzail dengan meninggalkan mereka berdua.

Ariea berniat mengejar Yüuzail, tapi Yüuzail mengurung mereka di dalam bola pelindung energi agar tidak mengejarnya untuk sementara waktu. Yüuzail pun melesat menyusul Azüel, saat sampai di dekatnya Azüel, Yüuzail melihat banyak sekali armada perang yang mengarah ke Azüel dan Yüuzail.

"Untuk sementara kita berperang dulu anak ku.."ucap Azüel dengan mengeluarkan palu besar dan sabit besar yang memancarkan energi cahaya berwarna ungu.

Yüuzail juga bersiap, dan ia berubah ke bentuk celestial, tetapi bentuk celestialnya sedikit berubah, rahangnya Yüuzail menjadi rahang layaknya hewan serigala cosmic."Akan ku buat bangsa mereka punah." Ucap Yüuzail dengan rahang yang terbuka.

Armada perang yang mereka hadapi adalah armada perang milik bangsa Zoldia dan bangsa Borax yang beraliansi untuk melawan Azüel, tapi kedua bangsa tak mengetahui bahwa ada Yüuzail anaknya Azüel. Seketika armada tempur milik kedua bangsa itu menembakan energi dari pesawat induk dan pesawat tempur milik mereka.

Tapi serangan mereka di tahan dengan perisai energi emas milik Yüuzail. Dan Azüel membalasnya dengan serangan bola energi yang di tembakan dari dadanya secara bertubi-tubi, pesawat tempur kedua bangsa yang beraliansi itu ada yang berhasil menghindar dan ada yang tak berhasil menghindari serangannya Azüel.

Peperangan terus berlanjut, Azüel dan Yüuzail yang kalah jumlah mulai menggunakan kekuatan clone milik mereka hingga berjumlah ratusan ribu. Clone mereka berdua melesat mengincar pesawat tempur dan pesawat induk milik bangsa Zoldia dan bangsa Borax.

Pesawat tempur milik kedua bangsa itu banyak yang hancur, dan pesawat induknya mengalami kerusakan parah hingga berujung hancur.

Sudah berhari-hari mereka semua berperang. Dan seketika muncul makhluk bercahaya hijau dan makhluk bercahaya kuning.

"Mereka berdua siapa yah?" Tanya Yüuzail.

"Mereka adalah dewa bangsa Borax dan bangsa Zoldi, dewa bangsa borax yang bercahaya hijau dan dewa bangsa Zoldia yang bercahaya kuning. Dewa bangsa Borax bernama Alnus dan dewa bangsa Zoldia adalah Xariver." Jawab Azüel dengan wajah yang penuh harapan.

Xariver menanyakan kenapa Azüel menyerang penyebahnya, demikian dengan Alnus juga. Azüel dengan wajahnya yang menunjukan keseriusan mengatakan "Ada dewa iblis yang harus ku bunuh, yang menyebabkan aku menyerang penyebah kalian adalah penyebah kalian menghalangi istri ku dan tunangan anak ku yang ingin mengambil fusi nuklir dari Akarus."

Xariver dan Alnus juga tahu siapa dewa iblis yang di maksud Azüel adalah Nehema yang membantai bangsa celestial 20 juta tahun yang lalu, di tahun itu Xariver dan Alnus belum lahir sama sekali di masa itu.

"Kami mengerti apa yang kau rasakan, jadi penyebah kami tidak akan menghalangi mu dan kerabat mu lagi.." ucap Xariver dan Alnus dengan menundukan kepalanya.

Armada tempur bangsa Borax dan bangsa Zoldia mundur dari peperangan kerena dewa mereka, Azüel yang merasa bersalah kerena membantai ribuan orang mengajak Yüuzail kembali ke Bumi kerajaan Erada.

Di Bumi, Ariea dan Lylia sedang berlatih. Lylia di ajarkan untuk mengendalikan kekuatan energi yang di berikan oleh Azüel, mereka berlatih hingga sore hari. Saat malam hari tiba Yüuzail dan Azüel telah kembali ke kerajaan Erada. Kehadiran mereka di Erada di sadari oleh Carhisto, Icarus, Ariea, tetapi Lylia tidak menyadari kehadiran mereka berdua.

Ariea yang bersama Lylia di rumahnya Yüuzail mengajaknya untuk menjemput Yüuzail dan Azüel, saat di perjalanan. Ariea dan Lylia bertemu Carhisto dan Icarus, dan mereka pergi bersama untuk menjemput Yüuzail dan Azüel. Dan sampailah mereka berempat di sebuah danau di dekat ibu kota kerajaan Erada, nama danau itu adalah danau Hellig.

Saat Yüuzail sudah menapakan kakinya, ia langsung di peluk oleh ibunya yaitu Ariea, kerena Ariea sangat khawatir dengan Yüuzail yang ikut perang bersama ayahnya yaitu Azüel. Sementara Azüel, Carhisto, dan Icarus bersalaman sebagai teman yang sudah lama tak berjumpa.

Lylia yang tak memiliki keterikatan dengan kerabatnya Yüuzail hanya tersenyum melihat mereka semua. Namun Yüuzail mengulurkan tangan untuk mengajak Lylia berpelukan bersama ibunya Yüuzail.

Sudah 1 tahun Yüuzail hidup di bumi. Rencana mereka berempat tidak berhenti begitu saja, Azüel mengajukan dirinya untuk mengambil fusi nuklir Akarus, Ariea ingin ikut bersama Azüel. Tetapi Azüel tidak mengizinkannya, dan meminta Ariea untuk menetapa di bumi bersama Yüuzail dan Lylia.

Azüel pun pergi, kepergiannya itu di antar oleh Yüuzail. Azüel pergi dengan memunculkan sayap energi berwarna ungu, Yüuzail terheran-heran kerena Azüel seorang celestial dan bukan seorang malaikat. Tapi Azüel memberitahu Yüuzail, bahwa leluhur celestial adalah malaikat agung yang identitas tak di ketahui banyak bangsa. Dan Yüuzail mengangguk-ngangguk kepalanya.

Keesokan harinya Yüuzail ke markas tentara bayaran untuk menerima misinya, kerena dia di beri waktu cuti selama setahun setelah insiden tahun lalu. Misi yang di ambil Yüuzail adalah memusnahkan para bandit yang ada di desa Grape.

Yüuzail pun berangkat ke desa Grape, dan sesampainya di desa Grape ia di sapa dengan ramah oleh penduduk desa kerena Yüuzail telah populer di kerajaan Erada. Dan ia tak mau bersantai-santai, ia meminta ke penduduk desa untuk membawanya menemui kepala desa dan sesepuh desa.

Dan sampainya Yüuzail di tempat kepala desa dan sesepuh desa, Yüuzail di persilakan duduk di kursi yang telah di sediakan. Percakapan mereka pun di mulai, kepala desa mengadukan permasalahan yang ada di desanya, namun Yüuzail telah mengetahuinya.

"Tidak perlu basa-basi lagi. Sekarang, ingin menanyakan ke kalian, kapan para bandit akan datang ke desa Grape?" Tanya Yüuzail dengan mata serius

Sesepuh desa menjawab bahwa para bandit akan datang setiap matahari terbenam sampai tengah malam, untuk menjarah desa Grape dan membawa gadis-gadis desa.

Setelah mengetahui bahwa para bandit akan datang di waktu yang telah di beri tahu oleh sesepuh desa, Yüuzail pun berdiri dan mengajak kepala desa lalu sesepuh desa untuk ke luar desa.

"Aku akan membuat dinding di desa ini serta gerbang dan tower pengawas di dekat gerbang.." ucap Yüuzail dengan mengepalkan tang dan mengangkat tangannya. Lalu kepalan tangan Yüuzail pun di buka, dan muncullah dinding batu setinggi 5 meter.

"Akan ku buat gerbang desa dengan energi space ku.." dan energi itu membentuk gerbang, dan terbuatlah gerbang besi.

Kepala desa dan sesepuh desa terkejut melihata kemampuannya Yüuzail, dan Yüuzail meminta kepala desa dan sesepuh desa untuk meminta penduduk membuat tower di dekat gerbang pintu masuk.

Kepala desa dan sesepuh desa pun menjalankan permintaannya Yüuzail. Dan penduduk desa pergi menebang pohon sebanyak 8 pohon, dan pohon-pohon itu di potong tangkainya dan rantingnya lalu di kulitilah pohon itu dengan kemampuan milik Yüuzail, setelah pohon di kuliti, pohon itu langsung di dirikan dengan telekinesis milik Yüuzail.

Yüuzail terbang dan meminta penduduk untuk membawakan 16 papan, 8 tongkat, tali tambang, dan beberapa kilo sabut. Dengan kemampuan yang Yüuzail miliki "Jadilah" ucap Yüuzail, dan maka jadilah 2 tower pengawas dengan tangga.

Sore pun tiba setelah mereka membuat 2 tower pengawas, matahari mulai terbenam. Para penduduk mulai menyalakan obor-obor yang ada di rumah penduduk, Yüuzail juga membuat obor di dekat tower pengawas. Tak lama kemudian para bandit datang dengan mendobrak gerbang desa.

Yüuzail meminta para penduduk tetap di dalam desa, dan Yüuzail melompat keluar desa dan ia menyerang bandit. Tapi di segerombolan bandit ada beberapa penyihir bandit.

"Aku tahu apa yang mereka rencana kan setelah aku muncul di hadapan mereka.." ucap Yüuzail dengan mengepalkan tangannya lalu ia menghujamkan tangannya ke tanah, dan retakan tanah mengarah ke para bandit. Lalu muncullah api dari retakan tanah yang ada di bawah para bandit.

Dan para bandit pun terbakar hidup-hidup. Tetapi muncullah puluhan monster dari balik pepohonan setelah para bandit mati terbakar kerena Yüuzail, dan Yüuzail mengeluarkan pedang kristal dari dadanya.

Dan seketika Yüuzail melesat dan menebasi para monster dengan brutal tanpa ampun, hingga tubuh para monster terpisah-pisah. "Dengan begini misi ku telah selesai.." ucap Yüuzail sambil melenyapkan pedang kristalnya.

Setelah itu ia berteriak ke ara penduduk desa di atas tembok desa "Wahai penduduk desa. Para bandit telah ku musnahkan dengan ku bakar hingga hangus menjadi debu, dan ada mayat monster juga. Kalian juga bisa memanfaatkan mayat monster untuk di jadikan material penguatan, aku juga akan pergi dari sini tanpa mengharapkan imbalan!" Yüuzail pun pergi dengan menghilang dan saat ia menghilang juga ada cahay ungu.

Perang akan terjadi ke depannya, perang antara manusia dan bangsa iblis

IssaKen68_creators' thoughts