webnovel

Book 1 - Chapter 17: Malam Hari Di Ibukota

Setelah selesai mandi dan memakai pakaian Alen melihat orang tuanya sedang berbincang-bincang dengan ibunya Layla, dan disana juga ada seorang pria asing bertubuh besar 'Siapa itu?' Alen bertanya didalam pikirannya.

"Oh Alen, apa kau sudah selesai mandi?"

"Iya bu"

"Kemarilah, dan perkenalkan dirimu pada paman Halbert"

Alen berjalan kearah mereka, dan ketika dia berada didepan Halbert, Alen membungkuk dan memperkenalkan diri. "Halo paman, namaku Alen Kirain. Senang kenalan denganmu"

"Ohoho" Halbert menepuk kepala Alen dengan lembut "Anak yang baik dan manis sekali. Aku Halbert ayahnya Layla, senang berkenalan denganmu juga Alen" 

"Ah, ayah?" Dibelakang ada Layla yang berlari kearah mereka "Selamat datang, kau pulang lebih awal?" dia sepertinya cukup telat menyambutnya.

"Iya, ayah pulang cepat karena ingat bahwa Eden akan datang kemari"

Mereka mengobrol selama beberapa jam dan saat langit sudah gelap, mereka kedatangan tiga orang adventurer.

"Aku pulang nya~" seorang ras beastkin yang memiliki ekor dan telinga seperti kucing hitam dengan bersemangat membuka pintu dan dibelakangnya ada dua wanita lagi namun mereka berdua dari ras manusia. Satu diantara mereka mengenakan armor dan yang satunya lagi mengenakan jubah mage.

"Hei Kate pelan-pelan saat membuka pintu, apa kau ingin membuat kita menghamburkan uang hanya untuk biaya perbaikan?" dengan panik wanita berarmor bicara dengan nada kesal.

"Nyahahah~ maafkan aku Alice" Dia menggaruk kepalanya sambil mengalihkan pandangan.

"Ngomong-ngomong sepertinya tempat ini kedatangan tamu" Wanita dengan jubah mage memotong pembicaraan mereka berdua, dan mereka melihat kerarah Alen dan keluarganya.

"Ah Alice, Kate, Cindy. Perkenalkan mereka adalah penghuni baru yang menyewa kamar disini" Sarah melihat kearah mereka dan berbalik melihat kearah Alea dan Eden sambil memperkenalkan tiga orang tadi "Dan mereka bertiga adalah orang-orang yang sudah lama menyewa kamar disini"

Mereka semua berkenalan, "Astaga lihat siapa ini, anak ini imut sekali Nya~~~" orang yang Kate maksud adalah Alen.

"Halo" Alen membungkuk padanya. "Nya~~~ Kau sangat cantik nya~~~"

"Hei Kate, jangan bertindak tidak sopan. Ahhh maafkan temanku" Alice membungkuk kearah Alea dan Eden

Mereka berdua hanya tertawa kecil "Tidak apa-apa, kami malah senang jika Alen mendapatkan teman baru"

Mereka semua saling mengobrol bersama dan Alen kini mendapatkan teman baru.

*****

Disebuah rumah yang memiliki tiga lantai yang dimana karena kelebihan kamar keluarga Henrish menyewakannya kepada orang lain, malam hari mereka semua telah tertidur dikamarnya masing-masing.

Dan masing-masing kamar hanya boleh ditempati dua orang, Alen sekarang ini sedang tidur bersama Layla. Sebenarnya pengecualian untuk Alen dan keluarganya, mereka diperbolehkan untuk tinggal bertiga dalam satu kamar, namun Layla memaksa Alen untuk tidur dengannya.

Dan karena mereka masih anak-anak, orang tua mereka memperbolehkan mereka untuk tidur bersama. 

"Umhnya... Mnyah" Layla mengigau sambil memeluk Alen dengan sangat erat sampai membuatnya tidak dapat bernapas 'Ugh, aku harus keluar dari sini"

Dia bergerak dengan sangat licin dengan kegelapannya dan berhasil melepaskan diri tanpa suara dari kekangan Layla. "Fiuh, akhirnya aku bebas bernapas"

Dia bergerak dengan cepat dalam bayangan, keluar kamar lewat jendela dan menutupnya kembali tanpa menimbulkan suara. Dia kini berada diatas genteng rumah dan bisa melihat dengan jelas kota yang tadi dia lewati.

Namun karena sudah tengah malam, pencahayaan disekitar perumahan agak kurang jelas. Apalagi didunia ini tidak memiliki yang namanya lampu, mereka semua memakai obor atau lilin untuk menerangi rumah dan jalanan.

"Alpha" Alen menyebut nama seseorang dan seorang anak berusia 4 tahun muncul dari kegelapan "Ya Tuan"

"Hari ini kita akan menjelajahi wilayah ini, untuk mengetahui informasi penting dan seluk-beluk wilayah ibukota. dan jika ada bandit atau pencuri buat mereka pingsan dan ambil rampasan mereka"

"Baik tuan"

*****

Rosaria men-iyakan perkataanku, ngomong-ngomong aku memanggilnya dengan sebutan Alpha supaya saat bertemu musuh, dia tidak mengungkapkan nama aslinya melainkan hanya Codename-nya saja.

Aku memberinya Codename Alpha karena teringat dengan salah satu novel berjudul Eminance in Shad*w. Nama Alpha sangat keren, jadi aku memberinya Codename Alpha.

*Ekhem, ngomong-ngomong aku tidak bermaksud memplagiat. Hanya ada sedikit persamaan dinamanya saja. Hehe

"Kalau begitu, Pergi"

*Zap

Dia menghilang dengan cepat.

*****

Pada saat perjalanan kemari, Alen mengajarinya sihir. Karena Alen bisa menggunakan Sihir kegelapan dan Rosaria juga memiliki Mana kegelapan.

Jadi tidak susah untuk Alen mengajarinya sihir, dan Rosaria juga sangat berbakat dalam seni beladiri. Ngomong-ngomong soal seni bela diri, buku yang ditemukan Alen saat menghadapi para bandit dihutan adalah buku tentang seni bela diri Taekwondo, Kung fu dan Silat.

Saat melihatnya buku itu lagi, Alen menjadi sangat kaget. Entah bagaimana caranya buku itu bisa ada didunia ini, namun Alen berprasangka bahwa mungkin ada orang lain yang juga bereinkarnasi kedunia ini, sama seperti dirinya.

Alen tidak terlalu ambil pusing karena hal itu saat ini, dia malah mencoba mempelajari seni bela diri dari buku itu, dan tak lupa dia juga menyuruh Rosaria untuk mempelajarinya.

Alen tidak yakin apakah tiga seni bela diri ini akan berguna nantinya, karena didunia ini sudah ada sihir dan ilmu pedang. Namun untuk jaga-jaga dia tetap mempelajarinya.

Alen kini mulai bergerak dengan sangat cepat, dia berlari dari atas atap rumah ke atap rumah yang lain.

*****

Setelah lama berkeliaran, Rosaria datang menghampiri Alen.

"Tuan, aku menemukan tempat para penjahat yang menculik orang-orang, karena jumlah mereka ada banyak sekali saya kembali terlebih dahulu untuk menerima perintah lebih lanjut dari anda"

"Hmm, mereka menculik siapa saja?"

"Yang mereka culik adalah wanita dan anak-anak gadis, dari informasi yang saya kumpulkan. Mereka akan dijadikan budak karena suami mereka berhutang pada para penjahat itu hanya karena mereka menginginkan obat narkoba, dan yang lebih parahnya lagi yang mengedarkan obat narkoba tersebut adalah orang-orang dari kelompok yang meminjamkan uang"

"Hoo~ jadi itu sama saja seperti lingkaran setan, membuat para korban kecanduan untuk terus membeli obat narkoba dan membuat para korban berhutang pada para pelaku, bahkan membuat para korbannya sampai rela memberikan keluarga mereka untuk membayar hutang yang mereka buat"

'Lingkaran setan?' Rosaria tidak terlalu mengerti apa artinya, namun mungkin itu adalah istilah untuk kejadian ini.

"Jadi, bagaimana keadaan mereka yang akan menjadi budak sekarang?"

"Mereka yang memiliki nilai, saat ini tidak ada hal yang terjadi pada mereka. Namun mereka akan dijual menjadi budak sex pada para bangsawan. Dan yang lainnya..." Rosaria terdiam sejenak "Mereka saat ini sedang diperkosa"

Mata Alen melebar "Apa", Rosaria melanjutkan "Bahkan anak-anak juga"

"Dan kau hanya melihat mereka dan pergi begitu saja?" Rasanya Alen ingin sekali meledak karena marah, namun dia menahan emosinya. Sebenarnya tidak ada untungnya bagi Alen jika menyelamatkan mereka, namun dilubuk hatinya dia tau dan dia sangat membenci orang-orang yang menghancurkan masa depan anak-anak, bukan hanya didunia ini tapi juga didunianya yang dulu.

"Pimpin jalannya, kita kesana sekarang" Kegelapan menyelimuti tubuh Alen, pakaiannya kini berganti menjadi jubah putih dan dia juga mengenakan topeng.

"B-Baik tuan" Rosaria jadi takut, karena telah membuat Alen marah, dia juga mengenakan topeng hitamnya dan bergerak lebih dulu untuk memandu Alen ketempat tersebut.

*****

*Plak *Plak *Plak

Suara hentakan dari pinggul seorang pria berlemak ke seorang anak gadis, sambil menapar bokong kecilnya

"Ahhhh.... Berhenti, Aghh... Tolong... Kumohon... Hentikan, Hiks" Dia menangis karena menahan rasa sakit dari sebuah benda yang secara kasar masuk kedalam perutnya.

"Ahahaha, Bagaimana rasanya manis, Ahhh~ Ini nikmat sekali dan sangat sempit. Rasa vagina anak-anak benar-benar yang terbaik"

"Hiks, lepaskan... Aku... Aghhhh..."

Pria berlemak itu dengan wajah mesumnya mencium bibir anak itu dan memainkan lidahnya. Namun sigadis merapatkan bibirnya, menolak lidah dan bibir yang menjijikan itu.

"Buka Mulutmu" *Plakkkk dia menampar pipi anak itu membuat pipinya memerah.

"Buka mulutmu sayang, hehehehheheh" dan saat lidah pria itu hampir kembali bersentuhan dengan bibirnya, suara ledakan terdengar dan mengguncang bangunan ini

*Boooooooooommmmmmm

"Apa? Ada keributan apa ini?" dia menghentikan aktifitasnya dan bangun dari ranjang, meninggalkan anak itu sendirian sambil menangis.

*****

Alen meledakan dinding bangunan itu, membuat beberapa orang terpental dan yang lainnya terkejut.

"Bajingan, siapa yang berani-beraninya membuat kekacauan?" seseorang berteriak dan bersiaga sambil mengeluarkan pedang mereka

Alen berjalan melewati asap dan memperlihatkan dirinya.

"Siapa kau bocah bangsat?"

Tanpa menjawab Alen langsung melepaskan mantra angin "[Wind Cutter]" Banyak bilah angin dengan cepat memotong tangan dan kaki mereka. Alen mengamputasi mereka semua dengan cepat, mereka bahkan tidak dapat melawan apalagi menghidar.

"Aaaarrrrrgggggghhhhhhhh" Banyak suara teriakan dan tangisan keluar dari mulut mereka. Karena berisik, Alen mengeluarkan mantra "[Lightning Strike]"

*Bbbzzzztttttztzttzztzttz

"Arrrrgggghhhh" Mereka berteriak lagi dan pingsan seketika.

"BANGSAT, KENAPA BERISIK SEKALI!!"

Seorang pria berbadan besar dengan tubuh telanjang, turun lewat tangga, sepertinya dia baru bangun tidur dari permainan malamnya.

"Apa? apa yang telah terjadi" setelah dia mendapatkan fokusnya setelah berteriak. Dia terkejut melihat bawahannya tepar dilantai dan melihat seseorang bertubuh pendek mengenakan pakaian dan topeng berwarna putih.

"Apa kau yang semua hal ini...."

*Swooosh

Belum selesai dia menyelesaikan kata-katanya, bola api ditembakan kearah wajahnya. Namun dia bisa menghindari itu dengan sangat mudah.

"Hoo~~ Dasar Bajingan sialan"

Amarah besar ditunjukan pada Alen, wajahnya menggambarkan bahwa dia ingin sekali merobek dan mencincang tubuh Alen.