webnovel

Book 1 - Chapter 16: Sampai Di Ibukota

"Lihat Alen, itu adalah ibukota. Tempat tinggal baru kita" Setelah perjalanan yang cukup lama mereka akhirnya bisa melihat dinding kota yang melindungi ibukota. Alea menunjuk kearah dinding besar yang melindungi ibukota tersebut.

"Woaahh" ketakjuban Alen tidak dibuat-buat, setelah dia melihatnya dia benar-benar dibuat kagum oleh bangunan abad pertengahan.

Setelah melewati penjaga gerbang, mereka melewati jalanan kota yang banyak sekali orang berlalu lalang dan rumah-rumah yang beragam dan juga toko-toko yang beragam.

Alea tersenyum bahagia yang melihat Alen begitu bersemangat sekali, mondar-mandir melihat sekeliling.

Setelah melewati jalanan kota, mereka sekarang berada dijalan yang agak sedikit sepi dibandingkan jalanan tadi, mereka berhenti didekat sebuah bangunan yang memiliki tiga lantai dan didekat pintu ada papan yang memiliki gambar tempat tidur.

Eden, Alea, dan Alen. Turun terlebih dahulu dan mengetuk pintu tempat tersebut.

*Tok Tok Tok

"Tunggu sebentar..."

Ada suara seseorang yang menjawab dari dalam, dan pintunya terbuka memperlihatkan seorang gadis cantik berambut kuning kecoklatan yang juga mengenakan gaun polos berwarna kuning.

"Siapa?" dia bertanya.

"Astaga anak yang manis sekali, halo namaku Alea Kirain. Aku ingin menyewa kamar disini" jawab Alea.

"Siapa itu sayang?" ada seseorang lagi dari belakang yang bertanya, dia adalah wanita cantik yang mungkin berumur 30an, wajahnya mirip sekali dengan gadis itu.

"Astaga siapa ini... Alea, apa kabar" setelah melihat Alea dia terkejut dan sepertinya dia akrab dengannya.

"Astaga, sarah. Aku merindukanmu"

Mereka berdua berpelukan karena sudah lama tidak bertemu.

"Apa yang membawamu kemari?" tanya sarah

"Aku dengar kamu menyewakan kamar, jadi aku ingin menyewanya bersama keluargaku" Alea memperkenalkan Eden dan Alen.

"Hai sarah, lama tidak bertemu" Eden tersenyum dan sarah juga terkejut melihat Eden, tapi pandangannya beralih ke seorang anak yang sangat cantik dan manis.

"Astaga anak siapa ini? Imut sekali!" Dia memeluk Alen dan mengosok pipinya ke pipi Alen.

"Ah dia adalah anak kami, namanya Alen" Eden memperkenalkan

Alen berhasil lepas dari genggamannya dan memperkenalkan dirinya, "Halo tante, namaku Alen Kirain. Aku berusia 2 tahun, senang berkenalan dengan anda" Alen membungkuk kearah Sarah.

"Oh astaga, anak yang sopan sekali" dia berbalik dan melihat putrinya yang dari tadi hanya memperhatikan.

"Sayang perkenalkan dirimu" Dia menyuruh anaknya untuk memperkenalkan diri.

"Halo namaku Layla Henrish. aku berusia 4 tahun, senang berkenalan dengan kalian"

"Halo layla" Eden dan Alea menjawab bersamaan.

"Halo kak Layla" dan Alen tersenyum dan menjawab dengan sebutan kakak padanya.

*Deg deg deg

Entah kenapa tiba-tiba detak jantung Layla berdebar sejenak.

Melihat wajah anaknya yang memerah, sarah hanya tersenyum kecil dan mempersilahkan mereka masuk dan tak lupa membawa barang bawaan mereka.

"Ngomong-ngomong berapa lama kalian akan tinggal dan kenapa kalian pindah?" sarah bertanya

"Kami tidak yakin akan berapa lama kami disini, namun yang membuat kami pindah karena Alen menghancurkan tempat kami"

Sementara mereka mengobrol, Alen dan Layla pergi meninggalkan mereka.

*****

"Kita mau kemana kak layla?" Alen bertanya.

"Ayo ikut saja, aku akan membawamu ketempatku"

Mereka memasuki kamar, dan disana ada banyak boneka yang ditaruh dikasur, lemari dan meja.

"Tadaaa!!! Selamat datang dikamarku, aku punya banyak boneka. Apa kamu mau main boneka bersamaku?"

*Hug

Dia tiba-tiba memeluk Alen dengan sangat erat sampai membuat Alen sesak.

Alen yang merasa sesak hanya bisa menjawab "T-Tapi aku anak laki-laki"

"Eh?" Layla terdiam, dia melihat kembali wajah Alen "Tidak mungkin... Ummhh manis sekali!!!" Layla yang awalnya kaget, setelah melihat wajah Alen yang manis dia tidak peduli apa gendernya.

"Tidak apa-apa, meski kamu laki-laki. Kamu tetap bisa bermain bersamaku" dia bicara sambil tetap memeluk Alen.

"Layla sayang, apa Alen bersamamu?" terdengar suara teriakan dari Sarah yang bertanya. "Iya ibu, Alen sekarang sedang bersamaku"

"Kalau begitu suruh Alen untuk mandidan istirahat, dia pasti lelah telah melakukan perjalanan"

"Iya bu!"

Setelah menjawab perkataan ibunya, Layla menjadi bersemangat. Tapi Alen berkata lain "A-Aku harus mandi dulu kak, kita akan main nanti"

"Tunggu" Layla menghentikan langkah Alen. "Biar aku membantumu mandi" wajahnya berapi-api ingin memandikannya.

"A-A-Apa? Tidak!"

Alen langsung kabur dari kamar Layla.

*****

Dikamar mandi, Alen akan masuk ke bak air hangat.

*Klotak

Namun suara pintu kayu terdengar terbuka, dan Layla masuk kedalam.

"K-Kakak? Apa yang kau lakukan disini" Alen menutupi "Dragon Baby" miliknya meski sudah ditutupi handuk.

"Aku hanya akan menggosok punggungmu"

"Aku bisa melakukannya sendiri"

"Tidak, biar aku melakukannya untukmu. Bibi Alea bilang kalau dia biasanya melakukannya untukmu, jadi kali ini biar aku saja yang melakukannya"

Tidak ingin memperpanjang masalah, Alen menuruti keinginan Layla, dia menggosok punggung Alen yang kecil.

"Alen, kulitmu sangat putih dan halus sekali. Bagaimana kamu merawatnya? Aku jadi iri padamu"

"A-Aku tidak tau" Alen hanya bisa menjawab sambil menutup matanya, dia saat ini sangat malu sekali.

Telinga yang memerah membuat Layla ingin menjahilinya, "Huft..." Layla meniup telinga Alen membuat telinganya geli dan berteriak seperti perempuan "Gyaaa!!!"

"Ahaha" Layla tertawa terbahak-bahak sedangkan Alen hanya bisa menahan kekesalannya.

"Ah sudahlah, aku benci kak Layla" dia marah seperti anak kecil. Dan langsung masuk ke bak air panas. 

"Astaga Alen, aku minta maaf" Layla meminta maaf sambil menahan tawanya.

Namun tak lama, Alen kembali berdiri dan keluar dari kamar mandi."Aku sudah selasai" Layla masih didalam dan masih menahan tawanya melihat Alen yang ngambek padanya.