webnovel

BLUE & GOLDEN HOUR

#Fantasi supernatural #Horor #Romance #Action #Adventure Novel ini berkisah tentang kemampuan supernatural para tokoh yang lahir di tanah negeri Adogema yang menjadi kunci untuk menghancurkan kutukan Iblis Adograz. Dua tokoh utama, Pangeran Hogan dan Donela dari kerajaan Sondan diberkati dengan kekuatan supernatural istimewa. Mereka berdua menjadi titisan kekuatan “waktu biru dan keemasan” cahaya fajar ataupun senja dari pusaka yang dimiliki oleh Noggoa, naga raksasa yang mendiami tanah Adogema. Pangeran Hogan lebih memilih merahasiakan kemampuan supernaturalnya demi kenyamanan hidup sedangkan Donela terlanjur menjadi pusat perhatian seluruh penduduk karena kemampuan supernaturalnya terlibat dalam peristiwa-peristiwa kematian misterius penduduk hingga ia dianggap iblis pembunuh yang terkutuk. Namun, perbedaan tak menghalangi mereka untuk jatuh cinta. Ketulusan Donela dan empati Pangeran Hogan membuat mereka saling jatuh cinta. Sejak Donela dihukum untuk mengasingkan diri. Kutukan Iblis Adograz semakin menjadi-jadi. Donela menjadi orang paling diinginkan untuk dibunuh agar kutukan hilang. Bagaimana Pangeran Hogan menghancurkan kutukan itu demi menyelamatkan negerinya dan Bagaimana kisah cinta Pangeran Hogan dan Donela? Semuanya terungkap dalam novel ini. *Kesatria super *Iblis Adograz *Penyihir hitam *Gadis terkutuk *Tongkat Noggoa *Naga Raksasa Noggoa *Warong raksasa *Pasukan Iblis *Manusia serigala *Siluman-siluman *Roh-roh suci *Danau dua warna *Perang antar negeri *Kutukan

Asmaraloka · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
25 Chs

Chapter 16 : Bunga cinta bermekaran

"Kamu benar Donela. Istana Kerajaan Sondan memang megah dan indah bak di negeri dongeng," ujar Pangeran Hogan setuju dengan pendapat Donela.

Donela menatap Istana Kerajaan Sondan dengan terpesona begitu pun Pangeran Hogan.

"Sungguh, indah sekali!" ucap Donela lirih.

Donela membetulkan rambut panjangnya yang terurai oleh angin dan menempatkannya ke dada dari leher kanan. Sekuntum bunga mawar merah menyandang di telinga kanan. Matanya yang bulat agak kecil berkedip-kedip halus ketika rambutnya kembali mengurai di mata. Ia kembali mengusap rambut dari pangkal hidungnya yang mancung lancip melewati dahi, membetulkan rambutnya lagi ke tempatnya.

Jari-jari tangan kanannya bergerak begitu lentik dan halus memperlihatkan kulit yang putih langsat. Wajahnya yang oval berpadu sempurna dengan dahi yang agak lebar.

Bibir merah muda tersenyum begitu manis membuat dagunya menjadi semakin oval dengan sedikit lesung di pipi ketika ia tersenyum. Ia tengah memperhatikan Putri Yemitt yang begitu asyik menyibak-nyibak air Danau Dua Warna dengan kedua tangan dari atas tempatnya duduk di perahu.

Pangeran Hogan begitu terpesona dengan kecantikan wajah Donela yang semakin indah oleh suasana "Golden Hour" yang mulai hadir di ufuk barat.

"Kamu juga indah Donela, sangat indah," puji Pangeran Hogan tak henti-hentinya menatap Donela dengan senyuman yang manis.

Donela menjadi malu. Ia menundukkan wajah, memperhatikan air danau yang jernih. Ia melihat sesuatu yang aneh dari dasar danau tetapi tidak membuatnya tertarik untuk memperhatikan lebih detail.

Mata dan hati Donela tengah fokus kepada perhatian Pangeran Hogan yang tengah mencurahkan rasa cinta kepadanya. Ia tidak mau merusak momen ini. Momen paling indah baginya selama ia hidup dengan nelangsa disisihkan oleh hampir semua manusia.

"Aku mencintaimu, Donela," ungkap cinta Pangeran Hogan dengan percaya diri. Ia tak mampu membendung rasa cinta kepada Donela yang membuncah dalam jiwanya. Ia berani untuk mengungkapnya pada kesempatan romantis yang mendukung ini.

Donela terbelalak kaget. Perasaan hatinya campur aduk antara terkejut, malu, suka, senang, cinta semuanya menjadi bergelora dalam jiwanya. Perubahan di wajah oleh emosi perasaan hati memperlihatkan kejujuran dalam diri Donela bahwa ia juga sama mencintai Pengeran Hogan.

"Apakah kau mencintaiku, Donela?" tanya Pangeran Hogan berharap penuh agar cintanya terbalas dengan ucapan cinta langsung dari mulut Donela.

Donela menjadi kikuk karena tiba-tiba mendapatkan pertanyaan yang membuat lidahnya kelu. Entah kenapa ia menjadi gelisah terlihat jelas dari perubahan ekspresi wajahnya.

Donela spontan menatap wajah Hogan. Seketika gelisahnya berubah menjadi damai dan penuh rasa nyaman. Sebuah energi cinta menggelitik tubuhnya. Ia terpesona memandang wajah Pangeran Hogan yang tampan dan mengingat pribadinya yang baik dan menawan. Pangeran Hogan adalah pemuda yang percaya diri, pemberani, dan menyukai tantangan. Karakter itu yang menjadikannya tampak gagah dan berwibawa. Pangeran Hogan juga sangat berempati, mengayomi dan membumi seperti perlakuannya kepada semua orang bahkan kepada dirinya, seorang gadis kesepian tanpa ada orang yang mau mendekat, menjadikan Pangeran Hogan tampak lembut dan penyayang. Gambaran keindahan sifat dan karakter seorang lelaki sejati yang memikat hati, jiwa, dan pikir Donela.

Pangeran Hogan yang tinggi semampai dalam duduknya di perahu sangat menarik perhatiannya. Wajah Pangeran Hogan yang tersenyum sangat mempesona baginya. Wajah yang begitu sempurna ternilai dalam pikirnya.

Dahi yang agak lebar diliputi oleh rambut hitam panjang yang sehat, alis yang tebal dengan jarak yang agak jauh dari matanya yang bulat dan lebar, pupil mata hitam yang besar dan menyorot tajam kepadanya, hidung mancung berpadu dengan bibir tebal yang masih terus menyungging senyuman di pipinya yang kencang dan simetris ditopang dagu yang sedikit terbelah. Ketampanan Pangeran Hogan adalah bonus keindahan pribadinya.

Mana ada orang yang akan menolak cinta seorang pangeran yang tampan wajah, tubuh, dan pribadinya. Itulah yang terpikir dalam dirinya.

Bunga cinta menari-nari dalam jiwa Donela yang bergelora seakan membuncah dan ingin segera bermekaran menatap cahaya suci sang mentari cinta yang menyinarinya dengan senyum kehidupan yang didambakan. Lama Donela berpikir dalam tatapannya.

"Aku juga mencintaimu, Pangeran Hogan," jawabnya lirih dengan senyuman manis yang mengembang penuh getaran-getaran cinta yang mengalir antara Donela dan Pangeran Hogan.

Bak gayung bersambut, ucapan cinta Pangeran Hogan mendapatkan balasan yang sama dari Donela.

Pangeran Hogan tersenyum manis penuh haru. Ia bahagia tak terkira mendapatkan jawaban cinta dari gadis pujaannnya selama ini. Ia merasa seperti sedang berada di surga. Keduanya bertatapan mesra dengan senyuman manis yang tiada tara.

Putri Yemitt tak menyadari apa yang tengah mereka berdua bicarakan. Ia masih bermain-main air dari tempatnya duduk di perahu.

"Owai, lihatlah ikan-ikan besar mendekati kita!" seru Putri Yemitt takjub.

Sekumpulan ikan besar berukuran tubuh lumba-lumba mendekati perahu mereka dari arah ekor Bukit Naga di barat. Ikan-ikan itu berdahi tinggi dan membulat, tidak bermoncong, sirip punggung kecil dan membulat di tengah punggung, sirip tangan lebar dan membulat dengan warna tubuh atas kelabu mendekati biru tua sedangkan bagian tubuh bawah pucat tanpa pola.

"Uwow, ikan pesut berdatangan kemari!" seru Pangeran Hogan dibarengi dengan Pesut-pesut yang berlompatan menyeberangi perahu kecil mereka.

"Uwow wow woooow!" Ketiganya berteriak-teriak serentak dengan tawa-tawa yang sumringah melihat atraksi pesut terbang yang sangat menyenangkan, menambahkan momen indah sore ini di Danau Dua Warna. Hadiah untuk cinta mereka yang telah terungkap.

"Kita sangat beruntung bisa bermain bersama pesut-pesut Danau Dua Warna sore ini," ujar Donela renyah pertanda suasana sudah kembali cair.

Pesut-pesut berjumlah sembilan itu berenang di sekitaran perahu seolah mengajak mereka bertiga bermain. Pesut-pesut itu melanjutkan atraksi-atraksinya dengan menyelam, menari-nari di permukaan air danau, melompat-lompat dengan membentuk formasi bahkan kembali beterbangan melompati perahu mereka. Pesut-pesut sepertinya senang kepada mereka bertiga. Ketiganya tertawa lepas bahagia bermain-main dengan pesut-pesut yang bersahabat itu.

Pangeran Hogan dan Donela semakin menyadari bahwa pesut-pesut itu sangat dekat dan begitu bersahabat dengan Putri Yemitt. Kesembilan pesut menyukai untuk dielus tubuhnya oleh Putri Yemitt lalu membuka mulutnya seolah tersenyum dan tertawa menanggapi sentuhan dan candaan Putri Yemitt.

"Pemandangan yang menakjubkan. Lihatlah Pangeran Hogan! Pesut-pesut sangat menyukai Putri Yemitt," ujar Donela takjub melihat pesut-pesut tak henti-hentinya bercengkerama bersama Putri Yemitt. Bahkan, pesut-pesut menyelam dalam-dalam mengambil batu-batu dari dasar danau yang berwarna-warni dengan mulutnya untuk kemudian diberikan kepada Donela setelah muncul kembali ke permukaan air. Pesut seolah memberikan hadiah yang menyenangkan untuk seseorang yang disukainya.

"Iya, benar! Pesut-pesut itu lebih menyukai bercengkerama bersama Putri Yemitt pada akhirnya." Pangeran Hogan membenarkan.

Keduanya hanya bisa memandangnya saja.

"Apakah kau juga akan sama seperti pesut-pesut itu kepadaku, Donela?" tanya Pangeran Hogan dalam ungkapan kebersamaan yang dikaitkan dengan kebersamaan Putri Yemitt dan pesut-pesut.

Donela menoleh ke wajah Pangeran Hogan yang tersenyum menggoda. Donela menjadi ikut tersenyum seolah ikut tersengat oleh godaannya.

"Sepertinya menyenangkan menjadi pesut. Mereka selalu bahagia bersama orang yang dicintainya."

Donela kini tak lagi merasa canggung untuk mengungkapkan cintanya. Ia sangat jujur dengan perasaannya. Begitu pun dengan Pangeran Hogan yang menjadi lebih romantis.

KREGG!

Suara perahu terdorong ke arah depan membuat tubuh ketiganya bergoyang. Mereka berteriak kecil karena kaget.

"Uwow .... !" seru Pangeran Hogan terbelalak setengah berteriak.

Donela dan Putri Yemitt harus kembali berpegangan pada pelampung penyangga perahu karena perahu kini bergerak maju. Pesut-pesut itu mendorong perahu hingga melaju dan mengikuti arah kemudi para pesut.

Pesut-pesut itu semakin semangat dengan atraksinya mendorong perahu. Pesut-pesut seolah bangga dan bahagia menunjukkannya kepada Putri Yemitt.

"Berputar lah mengelilingi Danau Dua Warna!" pinta Putri Yemitt berteriak kegirangan. Pesut-pesut itu seakan mengerti dengan rela semakin mempercepat kemudinya. Kapal semakin melaju dengan cepat mengitari Danau Dua Warna yang luas. Pangeran Hogan dan Donela terheran-heran.

"Apakah Putri Yemit ....?" pikir keduanya menerka-nerka tapi tak jadi dipikirkan.

Pangeran Hogan dan Putri Yemitt menjadi ikut senang karenanya. Pangeran Hogan tak harus capek mendayung. Pangeran Hogan tiba-tiba menggenggam telapak tangan kiri Donela dengan lembut agar ia berpindah ke area belakang perahu bersamanya. Ia menyandarkan punggung Donela di dadanya. Pangeran Hogan semakin romantis saja.

Ia dengan sengaja benar-benar ingin menikmati momen cinta yang romantis bersama dengan keajaiban sore ini di Danau Dua Warna oleh Putri Yemitt dan pesut-pesut. Pangeran Hogan dan Donela terjebak dalam momen romantis yang dihadiahkan Langit untuk cinta mereka yang indah disaksikan oleh Danau Dua Warna dan keindahan yang mengelilinginya. Cinta Pangeran Hogan dan Donela semoga saja bersatu selamanya.

****

Bersambung ....