Apartemen Biserka, Shanghai.
Dokter yang Pavlo hubungi sebelumnya, sudah selesai memeriksa keadaan Biserka. "Tidak ada penyakit serius yang menyerang tubuhnya kan, dok? Lantas mengapa dirinya tiba-tiba mengalami sesak napas dan lemas seperti itu dok?" tanya Callista bingung karena baru kali ini dia menemui kondisi pasien seperti Biserka.
"Maksudku dia tidak mengalami semacam epilepsi dan juga tidak memiliki riwayat asma dalam hidupnya." lanjut Callista yang menyatakan kebingungannya.
Dokter tersebut tersenyum, "Iya, Nona Biserka tidak memiliki penyakit serius yang menjangkit di dalam tubuhnya. Sesak napas yang dialaminya tadi adalah murni respon dari dalam tubuhnya jika tubuhnya merasa sangat kelelahan atau terlalu terbawa suasana terhadap suatu hal, dan itu dirasakannya secara berlebihan sehingga menyebabkan dirinya mengalami sesak napas."
"Tapi ada satu hal yang saya juga bingung, saya sudah banyak menangani pasien yang memiliki permasalahan yang sama dengan Nona Biserka, tapi hanya dirinya lah yang sampai lemas dan hampir tidak sadarkan diri," tukas sang dokter.
"Mungkin ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan langsung kepada Nona Biserka dan itupun jika berkenan menjawabnya," lanjut Dokter itu menjelaskan bahwa baru pertama kali menangani pasien yang mengalami sesak napas sampai lemas tak berdaya dan hampir jatuh pingsan tanpa gejala penyakit apapun seperti Biserka saat ini.
Biserka yang sudah merasa lebih baik setelah minum beberapa jenis obat yang dibawakan oleh dokter, mengangguk tidak keberatan dengan permintaan sang dokter. "Tanyakanlah sesukamu dok, aku akan berusaha menjawab semuanya dengan jujur."
Dokter tersebut pun terkekeh, "Kau mempunyai riwayat penyakit tukak lambung dan juga darah rendah, tetapi itu semua tidak bisa kuhubungkan dengan apa yang terjadi padamu beberapa saat yang lalu. Apa mungkin kau punya saudara kembar dan kau merasakan sesuatu yang buruk sedang terjadi padanya?"
Callista, selaku dirinya adalah seorang dokter bedah, dia tidak pernah mendengar hal semacam itu sebelumnya. Dia pun tak percaya dengan apa yang dokter itu ucapkan. "Bagaimana bisa dia mengkaitkannya dengan hal yang tidak logis seperti ini? Apa dia benar-benar seorang dokter? Sungguh tidak bisa kuterima penjelasannya itu!" batinnya bertanya-tanya.
Dokter yang sadar akan raut wajah Callista yang kebingungan dan tidak terima dengan ucapannya itu segera menanyainya, "Apa kau tidak percaya dengan hal itu, Nona Callista? Kau tidak percaya dengan rasa dan ikatan yang amat sangat kuat yang dimiliki oleh anak kembar?"
Callista sontak tertegun dengan pertanyaan dokter tersebut. Dirinya memang tidak percaya dengan hal yang seperti itu. Karena semuanya adalah mitos belaka, dan sudah dibuktikan pula dengan berbagai penelitian yang dilakukan oleh berbagai professor di dunia mengenai rasa dan ikatan di antara anak kembar.
"Ya, aku tidak percaya dengan hal yang seperti itu. Maksudku, kau pasti sudah membaca berbagai riset juga bukan, mengenai ikatan anak kembar? Dan kau juga pasti tahu bahwa itu hanyalah mitos belaka," ujarnya dengan sangat yakin.
Biserka menggeleng pelan kepada Callista dan membantah ucapannya, "Kurasa yang dikatakan dokter tadi ada benarnya. Aku sangat gelisah dengan keadaan Mataya saat mengalami sesak napas itu beberapa saat yang lalu."
Callista sontak tertegun kembali, tidak percaya dengan apa yang Biserka ucapkan itu. "Apakah ikatan antara anak kembar itu benar adanya? Ya Tuhan, aku pun tidak tahu kebenarannya, karena aku tidak memiliki saudara kembar sepertinya!" batinnya berkata kembali.
Dokter pun segera mengeluarkan suaranya kembali untuk memecah keheningan di ruangan yang berukuran 10 x 10 meter itu, "Ya, tidak semua saudara kembar seperti itu. Tapi mungkin saja bagi saudara kembar yang sudah melalui hidupnya bersama diambang kematian mereka."
Dokter itu menatap Biserka dan Callista bergantian. Tahu bahwa mereka sedang mencerna semua ucapannya dan berpikir dalam benaknya masing-masing. "Baiklah, tugasku sudah selesai. Aku izin pamit dulu, sampaikan salamku untuk Tuan Benvolio dan Tuan Pavlo, ya! Jika ada hal lain yang ingin kalian tanyakan atau kalian butuhkan, kalian bisa menghubungiku kembali," ujarnya.
"Baik, dok, terima kasih banyak," ucap Callista dan Biserka bersamaan.
Callista beranjak dari posisi duduknya dan mengantar dokter itu hingga depan pintu apartemen Biserka. Setelah melihat dokter tersebut sudah masuk kedalam lift, dirinya pun segera masuk kembali kedalam apartemen dan menutup pintunya kembali.
"Hei, maafkan aku karena telah memarahimu sebelumnya. Padahal Benvolio lah yang salah bukan dirimu, tapi kau ikut terkena getahnya. Terima kasih banyak telah membantuku," ujar Biserka meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan kepada Callista beberapa saat yang lalu saat dirinya baru tiba di apartemen Biserka.
Callista tersenyum kaku, "Ya, tidak apa-apa. Lagipula aku juga yang salah karena tidak menanyai kakak brengsek itu mengenai tempat tinggalku selama berada di Shanghai."
Biserka tertawa mendengar Callista menyebut Benvolio sebagai seorang pria yang brengsek. "Ya… setidaknya dia mempunyai penilaian yang sama denganku terhadap mafia sialan itu," batinnya berkata. Biserka mengambil gelas berisikan air putih yang ada di hadapannya dan mulai meneguknya perlahan.
Callista tiba-tiba terpikir pertanyaan awalnya mengenai siapa sebenarnya perempuan ini, "Uhmm, Biserka, apa kau keberatan jika kutanyakan sesuatu?"
Biserka menghentikan aktivitas minumnya sejenak, "Tidak, tanyakan saja."
"Apa kau adalah kekasih gelapnya Benvolio, atau kekasih Pavlo? Atau kekasih keduanya?" ujar Callista dengan pertanyaannya yang konyol serta langsung ke intinya.
Biserka tersedak---walaupun sudah tidak ada air yang mengalir di tenggorokannya---mendengar ucapan Callista yang sangat konyol. "Oh, ayolah, apa aku terlihat wanita seperti itu di matamu?"
"Wanita seperti apa maksudmu, Bis?" tanya Callista yang tidak paham dengan jawaban Biserka.
"Wanita yang menjadi kekasih gelap sorang mafia dan asistennya?" Biserka memperjelas maksudnya.
Callista mengedikkan bahunya dan mengerucutkan bibirnya, "Yaa… mungkin?" jawabnya dengan sangat polos.
"Goddamn! Apa yang ada di pikiranmu sebenarnya Callista. Benar-benar sepasang kakak-adik yang dapat membuat orang gantung diri," ucap Biserka frustrasi.
"Jadi, apakah ucapanku itu benar, Bis?" tanya Callista kembali, tanpa merasa bersalah dan memahami apa yang sebenarnya sedang dia tanyakan kepada Biserka.
"CARI MATI YA?! TENTU SAJA BUKAN, BODOH!" teriak Biserka yang membuat Callista sedikit terkejut dan bergidik ngeri dengan perempuan yang ada di hadapannya ini.
"Ah, okay. Alright, tenang. Aku hanya bertanya dan memastikan, tidak usah sampai berteriak seperti itu lain kali," tukasnya.
Tet tet tet…
Bel apartemen Biserka tiba-tiba kembali berdentang.
"Siapa yang datang, Bis?" tanya Callista sambil menoleh kearah pintu.
Biserka menggeleng, tidak tahu siapa yang datang. "Coba kau lihat dari celah pintu dan tanyakan melalui penghubung suara yang terhubung dengan bel." Biserka menunjuk celah di pintu dan juga penghubung suara yang menempel di dinding dekat pintu.
"Baiklah," jawab Callista.
Callista mengintip siapa yang datang ke apartemen Biserka melalui celah kecil yang ada di pintunya. Dia mendapati dua orang pria berpakaian jas dokter dengan peralatan di tangannya. "Ada dokter lagi yang datang. Kali ini dua orang dan dua-duanya adalah pria," ucap Callista melaporkan kepada Biserka.
"Dokter lagi? Aneh. Apa mereka terlihat mencurigakan?" tanya Biserka dari sofa ruang tamunya.
Callista mengamati kembali kedua dokter pria tersebut dan menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang mencurigakan dari mereka selain isi peralatan medis yang mereka bawa."
"Kenapa mencurigakan? Tentu saja karena aku tidak mengetahui isinya," lanjutnya menjelaskan.
Callista kembali mengamati kedua dokter tersebut melalui celah kecil di pintu dan betapa terkejutnya dirinya saat salah satu dari dokter tersebut tiba-tiba mengeluarkan sebuah senjata api dari dalam saku jasnya.
-bersambung-
*Note*
Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.
Mohon maaf karena kemarin Sabtu aku berhalangan lagi untuk mengupfate cerita, sebagai gantinya hari ini akan ku publish dua chapter sekaligus. Untuk Ch.23 akan ku publish malam ini ya!
Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^
Feel free untuk memberikan saran dan komentar kalian juga^^
Dan jangan lupa untuk menshare cerita ini jika menurut kalian cerita ini menarik^^
Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^
Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 23 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^
Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^
Salam hangat
Chasalla
#Jadwal update: Sabtu & Minggu.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.