"Senior? Ada keperluan apa? Apa yang ingin kau katakan?" tanya Mataya kembali.
Putra sontak terkesiap dan segera tersadar dari lamunannya. Dia lalu kembali menatap Mataya dan berkata, "Aku hanya ingin mengingatkanmu perkataan yang tadi siang aku katakan. Aku serius dengan ucapanku. Tolong kau pertimbangkan dengan baik ajakanku tersebut. Aku sangat menunggu jawabanmu."
'Astaga aku hampir lupa senior Putra mengajakku bertunangan tadi siang,' batin Mataya sambil memejamkan matanya sesekali mengutuk perbuatannya karena bisa-bisanya dia melupakan akan hal penting seperti itu. Seharusnya Mataya sudah memberikan jawaban sekaligus menolak seniornya tersebut sejak tadi sore. Namun karena terjadi perdebatan dengan ibunya, Louisa, dia jadi melupakan banyak hal.
'Apakah pria ini masih berharap Mataya akan menerima cintanya? Cih, dasar pria buta! Wanita ini sudah menjadi milikku! Jangan harap dia akan berpaling kepadamu lagi!' batin Benvolio.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com