webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Wujud Lain Kekaguman

"Suamimu sudah berangkat, Hes?" tanya Kurnia sembari mengikuti langkah Hesti.

Hesti membawa Kurnia ke ruang tengah yang telah rapi dan bersih. Di ruang tengah itu ada satu set sofa berwarna kuning, warna yang diketahui Kurnia sebagai warna kesukaan Hesti. Di sofa itulah Kurnia dipersilakan duduk oleh Hesti.

"Sudah," jawab Hesti. "Kang Husman sudah berangkat ke Bandung jam tujuh tadi."

"Tumben si Husman tidak mengajak kamu dan anakmu?"

Hesti tersenyum. "Biasalah, Pak Kurnia, lagi ada masalah keluarga. Jadi ya, saya tidak ingin ikut campur terlalu dalam dengan masalah keluarga Kang Husman."

"Aah," Kurnia mengangguk-angguk dan tersenyum. "Kau memang istri yang baik dan pengertian."

"Terima kasih," Hesti tersenyum senang. "Saya belajar dari ahlinya," ujar Hesti lagi sembari menunjuk Kurnia dengan sopan."

Kurnia tertawa pelan. "Jangan terlalu memujiku."

"Tapi itu benar," kata Hesti. "Oh iya, maaf, saya sampai lupa. Pak Kurnia mau minum apa, nih?"

"Kopi saja."

"Hitam?"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com