webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Sedikit Permintaan

"Sayang sekali," ujar Keisha. "Kenapa Papa tidak mengatakan hal ini padaku sebelumnya? Kalaulah tidak, pasti aku akan pulang menunggu Papa."

"Tidak apa-apa," ujar Kurnia. "Lagi pula, Papa juga banyak pekerjaan di sini, Kei. Dan baru terpikirkan tadi. Daripada Papa libur di rumah di Jakarta, kenapa tidak libur di rumah kita di Lampung saja, iya, kan? Toh, Papa masih bisa menyelesaikan pekerjaan dari rumah."

"Iya, Pa, itu benar. Mama pasti senang."

"Yaah, Papa pikir juga begitu."

"Baiklah, Pa, sehat-sehat selalu di sana."

"Baiklah, Kei. Hati-hati di jalan, jangan lupa telepon si Jaya."

"Baik, Pa."

Keisha tersenyum dengan kening mengernyit. Ada apa dengan Papa? Apa yang sudah terjadi padanya sehingga tiba-tiba saja menjadi lembut dan lebih hangat, seperti sebelum semua kekusutan ini terjadi?

Tapi, apa pun itu, Keisha merasa jauh lebih tenang. Dengan begini, ia lebih leluasa untuk melakukan apa pun yang ia inginkan.

Dan kemudian, ia pun menelepon Hendra Wijaya, suami dari Shifa.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com