Delima duduk di pinggiran lantai beranda dengan berjuntai kaki, ia menatap pada ibu dan neneknya yang sedang berendam di dalam kolam bunga teratai tiga warna. Di kedua tangannya yang berada di pangkuannya sendiri, kartu nama itu masih ia pegang.
"Apa yang kau lamunkan itu di sana, Delima?" teriak sang nenek dari arah kolam. "Kau semakin aneh saja. Ke sinilah! Berendam bersama kami!"
Delima menggelengkan kepalanya, tatapannya lebih tertuju kepada ibunya yang sedang mengusap-usapkan kuntum teratai ungu ke rambutnya.
"Terserah kau sajalah!" sahut Delia, lagi.
Sang gadis tersenyum manis memandang kepada ibunya yang tidak sedikit pun terganggu dengan suara kencang Delia.
Apa kau tidak tahu, Ibu? Gumam Delima di dalam hati. Bahwa, ayahku… tetap mengagumi dirimu.
Firasatku benar, Bu. Kartu nama ini, gambar bunga teratai ungu ini, semua mengindikasikan bahwa ayahku sangat mencintaimu, Bu. Sangat memujamu.
Apakah Ibu tahu itu?
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com