Di kampungnya Keisha, keluarga pria itu sama terperangah menonton berita yang di tayangkan oleh salah satu stasiun swasta. Adalah Shifa yang pertama kali mengetahui hal ini, dan kemudian ia menyeru, memanggil suaminya, ayahnya, dan ibunya untuk mereka sama-sama menonton dan menyaksikan berita tersebut.
Tentu saja, hal seperti ini sudah diperkirakan oleh Kurnia Anggarda sebelumnya, meskipun tidak sebesar dan sememalukan seperti yang sekarang mereka saksikan di layar televisi itu. Tapi paling tidak, Kurnia tahu, cepat atau lambat, Keisha pasti akan terkena batu dari lemparannya sendiri.
"A—apa yang sesungguhnya telah terjadi?" ucap Mutiya dengan tubuh mengigil.
Sementara itu, Shifa yang kehamilannya memasuki bulan ketiga terlihat sangat pucat dan ketakutan. Jaya memeluk istrinya itu mencoba memberikan ketenangan pada sang istri.
"Inilah yang aku takutkan," ujar Kurnia, ia merangkul bahu Mutiya, mengecup kepalanya, membawanya kepelukannya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com