Hesti bahkan tidak melakukan apa-apa ketika Kurnia menyingkapkan roknya. Rok kantor yang pendek dan ketat itu tersingsing hingga ke pinggang Hesti. Kurnia yang masih berada di bawah pengaruh alkohol terlihat tersenyum manis sembari memandangi celana dalam berwarna krem di selangkangan Hesti.
"Kau cantik sekali, Mutiya…"
Hesti menggigit bibirnya sendiri. Ia mengerang dalam hatinya. Ya, Kurnia melakukan ini semua bukan karena menginginkan Hesti, namun lantaran dalam pandangan Kurnia, yang sedang ia gerayangi itu adalah istrinya, Mutiya.
Dan Hesti tidak lagi mencoba untuk menolak ataupun mengelak dari hal yang pasti akan terjadi itu.
Kepalang mandi biarlah basah sekalian.
"Mutiya," ujar Kurnia.
Urat-urat darah di mata Kurnia masih terlihat memerah, bahkan kelopak mata itu lebih sering tertutup. Sesekali ia mengalami cegukan.
"Aku hanya ingin bersamamu, Mutiya…"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com