webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Kepalang Malu

"Arni, tolong," ucap Keisha. "Dengarkan aku untuk sebentar saja!"

"Tidak ada yang perlu aku dengarkan darimu," ucap Arni, ia melangkah mendekati sang ayah. "Papa," ujarnya dengan mencoba menghadirkan senyuman. "Jangan terpancing amarah, ingat kesehatan Papa sendiri."

"Bajingan yang satu itu harus tahu posisinya!" maki Dimas Aerlangga.

"Pa," Arni berjongkok di hadapan sang ayah. "Sudahlah."

Dimas mencoba menenangkan dirinya dengan menghela napas dalam-dalam. Arni kembali berdiri, ia menyentuh bahu Ira.

"Mbak Ira baik-baik saja?" tanya sang gadis.

Ira tersenyum, bukan hal baru baginya mendengar makian dan hinaan seperti yang tadi diucapkan oleh Keisha dengan kasar itu. Tapi ia beruntung bekerja untuk keluarga Dimas, dan itu pula yang membuatnya memasang badan tadi bagi tuannya.

"Arni," ujar Keisha. "Semua ini rencana dari Callysta. A—aku, aku hanya terjebak tipuan Callysta dan pamannya di Darmawan itu. Sungguh, percayalah padaku."

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com