"Oh, iya," ujar Pramudya. "Maaf, jika saya lancang. Ngomong-ngomong soal batu mulia yang Anda katakan pada saya pagi tadi di telepon."
"Aah, benar juga," ujar Kurnia. "Lebih tepatnya, aquamarine. Tapi, kami tidak tahu pasti, apakah itu benar aquamarine atau hanya berlian biasa, atau pula bukan berlian sama sekali."
Sementara sang ayah sedang berbicara dengan si ahli batu mulia itu, Keisha hanya berdiam diri, mendengarkan dan menyimak dengan baik-baik. Mungkin saja akan ada satu dua hal baru yang akan bisa ia ambil sebagai pengetahuan bagi dirinya sendiri.
"Aah, aquamarine, ya?" Pramudya menganguk-angguk. "Tapi, bukan itu yang saya maksudkan."
"Lalu?"
"Selama ini, saya tidak pernah mendengar Anda teratrik dengan berlian atau batu mulia lainnya. Pertemuan kita sebelum-sebelum ini pun bukan tentang batu permata."
"Anda benar," ujar Kurnia tersenyum-senyum mengingat dua kali pertemuannya dengan Pramudya, dan itu bukan dalam rangka pameran batu mulia atau sejenisnya.
Tidak.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com