webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Di Ujung Tanduk

"Dia berkata," lanjut Kurnia, lagi. "Bahwa dia sudah jauh lebih dewasa, dan dia berhak menentukan hidupnya sendiri."

"Ya…" Hesti menghela napas dalam-dalam. "Kalau menurut saya—"

"Benar," sahut Kurnia memotong ucapan Hesti. "Aku juga setuju dengan hal ini. Toh, tidak selamanya seorang ayah atau ibu bisa mengendalikan kehidupan anak mereka."

"Yaah," Hesti mengangguk-angguk.

"Hanya saja," kembali Kurnia mendesah panjang. "Tentu setiap keputusan seorang anak akan berdampak juga terhadap orang tuanya."

"Itu juga benar," sahut Hesti.

"Aku tidak mengatakan bahwa kehidupan seorang anak sepenuhnya harus di bawah kontrol orang tua, tidak. Hanya saja, orang tua mana di Bumi ini yang diam saja ketika anak mereka berbuat sesuatu yang salah? Berbuat sesuatu yang mengingkari janjinya sendiri?"

"Tidak ada," kata Hesti. "Kalau pun ada, mungkin orang tua yang tergolong pada mereka-mereka yang bersifat psikopat."

"Itu yang aku maksudkan, Hesti," ujar Kurnia.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com