Pagi itu, sekitar jam sembilan di bangku taman di tepi danau kecil itu, Delima duduk di sana setelah mengumpulkan madu hutan yang ada di hutan sisi barat.
Gadis itu duduk melamun dengan pandangan tertuju ke permukaan danau yang jernih dan beriak-riak kecil. Sesekali sang gadis tersenyum dengan rona merah kentara di kedua pipinya, kali lain wajah itu hanya hening tanpa ekspresi. Begitu terus berulang-ulang.
Bakul bambu berukuran sedang dan berisi tiga buah toples itu berada di atas bangku yang sama. Di sisi kiri sang gadis. Mungkin pula ia melamun karena kecewa. Ya, hanya satu toples saja yang terisi penuh oleh madu yang kali ini terlihat sedikit agak pucat. Mungkin pengaruh hujan yang belakangan ini sering turun membasahi bumi sehingga kualitas madu yang dihasilkan para lebah tidak sebaik seperti di musim kemarau.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com