"Setelah ini, Papa tidak bisa menemani kamu lagi, Kei," ujar Kurnia ketika mereka berada di dalam mobil menuju Jakarta Timur. "Karena besok, Papa sudah mulai bekerja lagi."
"Aku tahu, Pa," Keisha menghela napas dalam-dalam. "Lagipula, sudah ada Pak Pramudya. Seperti yang Papa bilang, aku mungkin bisa belajar banyak dari dia nanti."
"Ya. Itu bagus…"
Lalu, Keisha menemukan keheningan tak biasa di wajah sang ayah. Embusan napasnya yang lirih itu, terdengar seperti ada ganjalan besar di telinga Keisha.
"Apa Papa merasa ada yang salah dengan apa yang sudah kita setujui bersama Pak Pramudya tadi itu?"
"Tidak. Keputusan kamu sudah tepat."
"Lalu apa, Pa?" kata Keisha, lagi. "Aku merasa Papa seperti punya banyak ganjalan di hati."
Kurnia mendesah panjang. Ia melirik sang anak, menjulurkan tangan kirinya demi bisa mengusap kepala anak sulungnya itu sementara tangan kanannya tetap berada di setir mobil.
"Pa?"
"Apa kau menyukai gadis itu, Kei?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com