Sementara Anna, ia akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi begitu wajah jelita itu tidak lagi terhalangi tubuh sang nyonya. Ia melirik lagi pada Daslan yang kebetulan Daslan pun sedang melirik kepadanya.
"Jangan-jangan?" bisik Anna, lalu menelan ludah.
Daslan mengangguk-angguk kecil dan cepat dengan bola mata membesar.
"Ya Tuhan…" desis Anna.
Hal ini sempat didengar oleh Andham, dan itu semakin membuat ia kebingungan setengah mati. Apa yang sudah terjadi? Kenapa sepertinya orang-orang ini justru mengenal Delima? Tapi, bukan sebagai Delima melainkan sebagai Delisa?
Bagi Anna dan Daslan, meski mereka berdua hanyalah pembantu di rumah majikan mereka tersebut, namun disebabkan oleh sang tuan rumah yang sering melamun sembari memandangi satu-satunya lukisan yang ada di ruang keluarga itu, entah pagi hari, siang, bahkan tengah malam sekalipun, tentu bagi keduanya hal ini sedikit banyaknya sudah mereka ketahui.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com