webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Aturan dan Tradisi yang Ada

Tubuh Latifa itu memang terlihat luar biasa. Sisik-sisik besar seperti sususan permata, dari sedikit di bawah pusar hingga ke pangkal ekornya. Berwarna dasar biru terang sebagaimana dengan warna bola matanya, juga terlihat rona turquoise—warna biru kehijauan seperti batu pirus—juga rona kemerah-merahan di setiap ujung sisik-sisiknya.

Ada dua sirip panjang laksana untaian kain sutra di tubuh itu. Satu bagian segaris lurus dengan tulang punggungnya, satu bagian lainnya sejajar dengan pusarnya itu. Dan terdapat dua sirip lainya di bawah pusar tersebut yang seolah menutupi kemaluannya.

Ekornya lebar seperti ekor ikan mas, sesekali berkecipak di permukaan kolam.

"Kecuali mata mereka mampu menembus selubung gaib yang kalian pasang di sekitar rumah ini," ujar Latifa sembari mengusap rambutnya yang basah, "maka, mungkin aku akan mempertimbangkan ucapanmu itu."

"Kau memang tidak berubah sama sekali," Delima tertawa cekikkan. "Dasar sinting!"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com