webnovel

Bab 3 : Bujukan

Sepekan kemudian, waktu menunjukkan pukul 6 sore. Langit sudah mulai menggelap, tapi jalanan kota tak kunjung sepi kendaraan, salah satunya kendaraan sedan hitam biasa. Pengendara sedan itu memakai kaos turtle neck hitam berlengan panjang, bagian bawah dipadu dengan jins navy yang memudar. Tampilan kasual yang bagus, namun kontras dengan ekspresi muka pengemudi itu, sangat asam. Ya, pengemudi itu adalah Justin dan dia sedang bad mood. Dalam benaknya menyesali kenapa berjanji akan datang ke pesta itu.

***

Flashback

Pagi hari

Mike memegang cangkir kopi kertas,

"Justin masih ingat pesta yang kubicarakan kemarin bla bla bla...ayo ikut Justin, aku yakin kau bla bla bla..."

Justin memandang Mike sebentar dan fokus lagi tak tertarik

Hari besoknya pada siang hari, waktu makan siang, " hey Justin Mary bilang pesta itu bla bla bla... Ayolah Justin bla bla bla..."

Justin hanya makan, memikirkan kenapa tidak bawa headset siang ini

Hari lainnya lagi,

"Justin bekerja itu bagus, sesekali liburan akan membuat otak fresh dan ketika kita bekerja esok hari pasti lebih bersemangat dan bisa mencapai target yang lebih baik. Karena otak kita fresh, kau tau itu fakta umum. Kenapa kau tidak ikut pesta pekan depan bla bla bla..."

Sadar atau tidak Justin sedikit terpengaruh, tapi muncul juga pemikiran untuk memecat Mike, setan pengganggu yang sangat menyebalkan.

Esoknya lagi,

Justin sedang berjalan menuju lift untuk naik ke kantornya, dia berjumpa Mike yang baru datang juga.

"Pagi Justin, a..."

"Diam Mike!!!" Potong Justin ketus dan langsung melangkah kelift menekan tombol tutup tanpa menunggu Mike ikut naik.

***

Penulis ingin mengatakan sesuatu:

(Hahahaha Mike lebih baik dipecat bukan)

***

Siang harinya, Justin masih memeriksa file-file laporan merasa aneh. Jam menunjukkan pukul 1 siang. Kantor sangat sepi selain bunyi balikan kertas yang dipegang Justin. Harusnya jam ini dia sudah makan siang, dan berjalan kembali ke kantornya. Tapi dia masih bekerja disini. Belum makan siang. Dan orang pengganggu yang harusnya mengganggu tidak datang mengganggu tentu saja Justin merasa sedikit tidak nyaman.

Manusia yang melakukan hal biasa setiap hari akan jadi kebiasaan. Justin biasa dihampiri Mike untuk diajak makan siang, bukannya dia tidak punya teman lain ditempat kerja tapi karena tempramennya yang cuek, ditambah fitur wajah beralis agak tebal jika ditatap tanpa bicara bukankah agak hehe...apalagi Justin adalah CEO perusahaan. Jadi hanya Mike yang selalu mengajak Justin makan siang, hal itu-pun menjadi kebiasaan secara tidak sadar Justin akan menunggu Mike datang mengajaknya makan siang, meski topik yang dibicarakan Mike membosankan menurutnya, ataupun akhir-akhir ini topik itu amat menjengkelkan. Tapi siang ini Mike tidak datang mengajaknya makan siang.

Justin mengingat perilakunya dipagi hari, memikirkan apa itu terlalu berlebihan? Mungkin Mike merasa terhina, tidak dapat menerimanya dan akhirnya marah tidak mau makan siang lagi dengannya atau  tidak akan mengganggunya lagi. Benak Justin menjadi tidak nyaman lagi.

Dahinya mengernyit, kertas didepannya entah kenapa jadi tidak bisa dipahami.

"Huhhh"desah Justin memikirkan saran Mike, liburan bisa meningkatkan produktivitas kerja ada benarnya juga, seharusnya dia tak kesal dengan Mike yang menyarankan hal baik untuknya.

Setelah beberapa waktu perenungan Justin menelpon Mike. Tut Tut telepon tersambung," halo Mike..."

"Hey Justin ada apa?" Jawab Mike

"Kupikir saranmu kemarin tidak terlalu buruk..dan"

"Kau akan ikut pesta?" Potong Mike cepat.

Justin memandang langit-langit kantor,

"Emn.. yah mungkin aku akan datang"

Jawab Justin dengan agak enggan.

"Oh kau harus janji datang, sudah berapa lama kau tak pernah ikut pesta santai bla bla bla...." Oceh Mike dengan semangat.

Mendengar oceh Mike seperti biasa, entah bagaimana rasa tidak enak dihati Justin menghilang. Dan emosi biasa miliknya kembali, ocehan Mike menjadi amat menbosankan.

"Ya aku janji datang, sudah cukup aku lanjut bekerja!" Ucap Justin selagi menutup panggilan itu.

Flashback off

***

Penulis ingin mengatakan sesuatu:

(Mari kita lihat apa yang terjadi sebenarnya)

***

Flashback lagi

Jam dinding bulat menunjukkan pukul 12.02 siang

Di sebuah kantor berdinding putih, ada papan putih berukuran sedang tergantung disana. Banyak coretan tulisan dan gambar-gambar rumit. Kertas-kertas File juga menumpuk dimeja ruang itu. Ada juga foto seorang wanita berambut lurus sebahu tersenyum. Dibawah meja ada kotak kardus berisi bingkai-bingkai agak berdebu jika dibersihkan akan terlihat foto-foto wanita dengan wajah berbeda.  Diseberang meja ada sofa dan meja tapi lebih sederhana, kecil dan biasa tidak seperti kantor Justin. Yah, ini kantor Mike . Foto diatas meja tentu saja pacar Mike Mary.

Sipemilik kantor baru saja kembali dari kamar mandi, berjalan kemejanya untuk mengambil handphone dan menuju lantai atas tempat kantor Justin berada dan ajak dia makan siang seperti biasa.

Ketika berjalan menuju pintu, ada ketukan dari luar, Mike mengernyit siapa yang akan mencarinya dijam istirahat ini. Membuka pintu, ada wanita memakai rok putih selutut dengan atasan kemeja pink berlengan panjang, ditambah dasi pita merah dikerah baju menambah kesan manis, gadis itu membawa kotak makan siang lumayan besar ditangannya. Secara tak terduga Mike mendapat kunjungan yang mengejutkan dari pacarnya Mary. Tentu dia senang.  Mereka saling senyum.

Mike mengecup bibir Mary singkat dan mengajaknya masuk. Mereka kemudian makan siang bersama dikantor Mike, karena senangnya Mike lupa untuk memberi tahu Justin untuk makan siang sendiri hari ini.

Miris sekali kesalahpahaman Justin. Mike adalah orang yang tidak gampang terbawa emosi, santai, cenderung sabar dan mencairkan suasana. Itulah kenapa dia tak pernah ada spasi menjomblo dihari-hari baru putus dengan para pacar, besok akan ada lagi. Jika bosan putus lagi, Cari lagi. Apalagi menghadapi perilaku Justin tadi pagi. Hanya dia anggap angin lewat.

Mary adalah pacar Mike yang lumayan lama bersama martin, kurang lebih 1 bulan. Dia sudah berkunjung kekantor Mike  3 kali dihitung dengan kunjungannya kali ini.  Setelah makan siang dia tak langsung pergi seperti kunjungannya terakhir kali tapi mengobrol bersama Mike sampai jam menunjukkan pukul 1 siang baru mary beranjak pergi.

Ketika Mike mencoba meraih bolpoint merah, teleponnya berbunyi.

Mike mengangkat telepon,

" halo Mike..."

"Hey Justin ada apa?" Jawab Mike, sambil memainkan bolpoint merah. Dia baru ingat kalau dia lupa memberi tau Justin untuk makan siang sendiri tadi, (ups) benak Mike menebak apa Justin akan marah.

"Kupikir saranmu kemarin tidak terlalu buruk..dan" suara dari seberang telepon langsung memecah pikiran agak panik Mike.

"Kau akan ikut pesta?" Potong Mike cepat, setelah mendengar ucapan Justin yang belum selesai.

"Emn.. yah mungkin aku akan datang"

Mendengar jawaban Justin yang seperti agak enggan, Mike melupakan soal makan siang tadi dan mencoba bagaimana meyakinkan Justin agar datang kepesta.

"Oh kau harus janji datang, sudah berapa lama kau tak pernah ikut ke pesta santai bla bla bla...." Oceh Mike dengan semangat.

Bagaimana dia tidak bersemangat, Justin temannya yang sudah lama melajang jika bisa ikut pesta ini bukankah akan ada kemungkinan hilang masa lajang.

Sebenarnya alasan Mike selalu mengenalkan Justin dengan teman wanitanya dan mengajak keberbagai pesta adalah karena dia sering bertemu dengan ibu Justin. Ibu Justin sering bercerita kekesalannya pada Justin yang tidak punya pacar, kapan dia menikah, kapan dia punya cucu. Mike adalah teman akrab Justin yang  dari masa sekolah sudah sering bermain kerumah Justin, tentunya ibu Justin amat terbuka pada Mike dan malah lebih perhatian pada Mike yang dianggap lebih membanggakan jika jadi putranya.

Lama-kelamaan Mike juga memiliki rasa bertanggung jawab untuk membatu mencari pacar Justin yang sudah seperti saudaranya.

"Ya aku janji datang, sudah cukup aku lanjut bekerja!" Ucap Justin.

Mendengar janji Justin, Mike mengepalkan tangan memukul dinding.

"Yo Mike kerja bagus hoho." Ucapnya  bersemangat.

Flashback off

***

Justin yang mengendarai mobil sendiri menuju villa bukit B, merasa semakin bad mood. Dia hanya tak suka menyia-nyiakan waktu dengan hal yang kurang berguna. Tapi mengingat janjinya kemarin. Dia hanya bisa datang.

Justin adalah orang yang efisien selalu tepat waktu dan selalu menepati janjinya. Itulah kenapa Mike meminta Justin berjanji kemarin yang mana dapat mengunci Justin agar tidak kabur.

Mobil itu mencapai tempat tujuan, disekitar villa ada area parkir yang luas. Tempat itu sudah mulai penuh dengan mobil-mobil bermerek.

Keluar dari area parkir dia berjalan menuju villa didepan. Samar dia melihat  sosok perempuan didepannya berjalan dengan seorang pria. Tiba-tiba wanita itu berhenti dan berbicara. Kemudian sipria berbalik menuju area parkir lagi. Justin sempat mendengar kalau lipstiknya tertinggal dimobil.

Wanita itu ikut berbalik menunggu sipria mengambilkankan lipstiknya. Tatapannya sekilas melihat Justin dan melihat arah sipria tadi kembali dengan cepat. Justin juga melihat wajah wanita itu. (Bukankah ini siwanita menjijikkan direstoran steak) benak Justin. Melihat sipria yang berjalan cepat melewati Justin wajah itu harusnya pria yang berbeda dengan yang dia lihat bersama si wanita itu direstoran.

"Masa bodoh" gumam Justin tak peduli dengan skenario apa yang terjadi pada si wanita itu dengan pria-pria yang berbeda.