Villa tempat diadakannya pesta merupakan kawasan villa elit milik orang berkantong tebal. Villa itu ada diatas bukit B yang menyajikan pemandangan gemerlap kota dibawah. Selama perjalanan kevilla Justin melihat banyak jalanan dengan kanan kiri hutan lebat. Tidak heran jika udaranya segar. Villa itu ketika Justin tiba sudah menyala terang, berisiknya musik DJ juga terdengar dari luar villa.
Pesta ini bukan pesta resmi tapi pesta santai yang berisi para muda-mudi yang bersenang-senang melepas stress. Berjalan memasuki aula villa, banyak meja-meja berisi berbagai makanan, ada juga meja yang berisi tatanan gelas wine mengerucut keatas.
Masuk lebih dalam menuju halaman dalam terlihat kolam renang dengan pelataran penuh orang-orang asik dengan musik, mengobrol atau melakukan kegiatan mereka sendiri. Ada juga jejeran meja tempat panggangan barbeque, jika ingin barbeque panggang kita bisa melakukannya sendiri ada juga ikan, jagung manis dan sebagainya disisi lain juga ada meja dengan sekeranjang penuh makanan ringan berbeda-beda jenis. Juga ada meja-meja penuh minuman.
Dikolam renang ada banyak orang berbikini dan celana renang bersenang-senang. Justin mencari tempat duduk didekat sisi Utara yang agak sepi dan kemudian melakukan panggilan.
Tut Tut telepon tersambung.
" Halo, Mike dimana kau? aku sudah sampai." Tanya Justin langsung.
"Oh kau sudah sampai, bersenang-senanglah dulu, aku masih menunggu Mary berdandan diapartemenku, sebentar lagi kami berangkat." Jawab Mike santai sambil melihat Mary yang masih memakai eyeshadow dimatanya.
"Kau belum disini, hei kau bilang pestanya dimulai jam 7, ini jam 7 lebih 20 menit kau tau." Protes Justin yang merasa tertipu, jujur saja dia sangat engan ketempat semacam ini, jika bisa dia akan berangkat paling terlambat. Tapi apa Mike sialan.
"Hey, hey pak CEO ini bukan tempat kerja kau tau, kita tidak masalah untuk telat. Sudah nikmati saja pesta itu." Jawab suara diujung telepon dan sebelum Justin akan menyahuti lagi bunyi Tut Tut terdengar. (Sial) pembulu darah Justin pada dahinya agak berkedut menahan kesal.
Melupakan kekesalannya Justin memutuskan mendekati tempat makanan sejenis cake diaula dalam. Rasa cake coklat dengan kream coklat karamel cukup lezat.
Justin suka makanan manis, sejak kecil ibunya sering membuatkan cake atau jajanan manis lain dengan tangannya sendiri. Meski sering dikritik ayahnya agar tidak terlalu memanjakan Justin dengan makanan manis karena akan buruk untuk gigi anak kecil dan juga akan buruk untuk kesehatan dimasa tuanya nanti. Tapi karena Justin anak yang patuh selalu menyikat gigi dengan rajin, ayahnya mentoleransi itu.
Justin berjalan-jalan membawa piring cake kelantai dua. Lantai dua sangat luas berisi lorong-lorong dengan kanan kiri banyak pintu kayu berukir ornamen-ornamen unik. Ada yang terkunci dan yang tidak, dia mencoba membuka salah satu pintu tidak terkunci, ternyata berisi kamar tidur yang cukup luas. Justin berjalan-jalan cukup lama, cake di piringnya sudah habis dia menaruh piring kotor itu disalah satu meja dikamar vila, ternyata lantai dua hanya berisi kamar-kamar tidur yang cukup banyak.
Disalah satu kamar Justin menuju ke balkon disana terlihat pemandangan kolam renang dan penuh orang-orang muda disekitarnya.
" Apa yang kulakukan ditempat ini, sungguh tak berguna." Ucap Justin, sambil berjalan kearah kasur dikamar itu, berbaring sebentar. Dia agak lelah karena perjalan dari apartemennya yang ada ditengah kota menuju villa ini memakan waktu 2 jam. Apalagi Justin yang setiap hari bekerja duduk seharian di kursi, pasti ada rasa lelah yang akan menumpuk. Dia butuh istirahat.Tak terasa dia benar-benar tertidur.
***
Beberapa jam kemudian Justin terbangun karena mendengar suara beirisik dari ruangan sebelah. Sepertinya bukan dari 1 orang tapi banyak orang, ada bau samar asap tertentu yang tercium sampai ruangannya. Justin bangun, berjalan menuju ruangan sebelah. Semakin dia mendekat semakin aneh suara yang ia dengar, seperti desahan. Orang tertawa, ada juga yang menjerit.
Justin yang setengah sadar
dari bangun tidur mulai sadar sepenuhnya dan malah mengerutkan keningnya heran. Dia melihat ruangan yang ada dipojok terakhir lorong pintunya tak tertutup sepenuhnya tapi terbuka separuh. Bunyi-bunyi itu terdengar berasal dari sana.
Ketika dia sampai didepan pintu itu, Justin terkejut,
"Gila..." Gumamnya spontan. Dalam ruang itu terlihat lebih luas dari kamar yang menjadi tempat tidurnya tadi. Dia melihat banyak orang telanjang bulat, setengah telanjang, ada yang berbaring dikarpet dengan pasangannya melakukan gerakan intim. Ada wanita lain yang berjongkok didepan 2 pria berdiri memainkan burung-burung mereka sementara dibawahnya juga ada pria yang menancapkan burungnya masuk (oh tuhan, ini pesta burung gila) dan banyak lainnya melakukan kegiatan intim dikasur, sofa, tembok hampir seluruh sisi ruang. Asap yang keluar dari ruang itu pun samar membuat Justin agak pusing. Dia ingin pergi tapi tiba-tiba ditarik oleh 2 orang wanita yang melihatnya berdiri diluar pintu. Salah satu wanita itu telanjang bulat, wanita lainnya masih memakai bikini.
Ketika benar-benar masuk keruangan itu, Justin benar-benar terkejut itu ternyata aula besar dengan lusinan kasur besar dan ada banyak orang bermain hal-hal intim disana. Syok oleh hal ini, Justin langsung berbalik dan mencoba lari. Tapi tangannya tiba-tiba ditangkap oleh seorang lelaki yang hanya memakai celana dalam.
"Hey, kau mau kemana, Tidak mau bersenang-senang dulu?" Ucap laki-laki itu santai. Justin menoleh dan melihat wajahnya yang memiliki jenggot tipis, beberapa lelaki juga mulai mendekatinya. Salah satu lelaki membawa segelas minuman bening disampingnya ada wanita yang memeluk tangannya.
"Tidak aku akan pergi!!!" Jawab Justin cepat. Dia ingin segera pergi dari tempat busuk ini. Mendengar jawaban itu orang yang menariknya tadi mengedipkan mata pada beberapa pria disamping.
"Wah wah kau pemula ya, ayo pegang dia." Pria-pria itu memegangi tangan bahu dan bahkan wanita tadi juga ikut memeluk Justin. Justin yang berencana lari gagal lagi. Meski dia kuat jika melawan beberapa orang bukankah akan kalah jumlah.
Orang yang memegang gelas mendekatkan gelas berisi minuman entah apa itu pada mulut Justin.
"Minumlah kau bisa bersenang-senang boy" ucapnya dengan secara paksa mencekoki Justin dengan minuman itu.
Justin sekuat tenaga berusaha menolak, menutup mulut rapat dan menggelengkan kepalanya. Tapi lelaki lain memegangi dagunnya dengan keras, sehingga dia tidak bisa menoleh. Sementara laki-laki lain mencubit lubang hidungnya. Justin tidak bisa bernafas. Wajahnya memerah. Terpaksa dia membuka mulut tapi langsung dicekoki minuman itu.
Rasa pahit yang kuat memasuki tenggorokan nya Justin yakin ini alkohol dengan kadar yang tinggi. Tapi ada bau lain yang mirip dengan asap ruangan ini yang membuatnya agak pusing. Dia hanya bisa menelan minuman itu secara paksa.
Da da da.....
Mau tau lanjutannya... Baca dinovelme ya readers karyaku selengkapnya ada dinovelme dengan judul yang sama : BAD GIRL SO WHYY
atau bisa di link dibawah ini:
https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=86682&chapterId=null