webnovel

ARUNAURA

✔️dingin ✔️ menyeramkan ✔️kejam tak pandang bulu ✔️kasar itulah sifat dari karakter yang familiar disepanjang sudut mata.Ketika semua orang-orang menatapnya maka tidak segan-segan pria satu ini menatapnya kembali dengan tatapan yang tidak kalah tajam. Dia Aruna Varosaza Sanota, pria berdarah dingin ini tidak bisa ditaklukkan bahkan dengan senyuman sekalipun. Baik wanita ataupun pria tidak ada yang berani dengannya kecuali gadis satu ini. Naura Queenslay Werloy, gadis manis dengan senyuman yang bisa menaklukkan hati para pria yang menatapnya. Siapa sangka,kalau gadis ini sangat membenci Aruna karena insiden yang tidak terlupakan. "dasar cowok banci beraninya sama cewek!!" "bangsat nih cewek,elu kagak kenal gue?" "kagak kenal dan kagak mau tahu,asal elu tahu yah gue bakal balas perbuatan elu" "serah" "banci!!!!" "oh,gue tunggu tanggal mainnya"

Yesika_sng · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

03.Aruna menyesal

Hari masih pagi dan gadis satu ini sudah berada disekolah dengan sebagian Siswa-siswi yang berhamburan disekitar kelas. Kini Naura sedang berjalan-jalan sekitar area menyaksikan kupu-kupu yang berterbangan kesana-kemari.

"Apa maksudnya elu hah!!jangan pernah sampai elu buat Naura terluka"

"Emang gue peduli hah!!"

"Bangsat....emang pantes elu disebut banci!!"

"Anjing....sini elu,gue bakal  buat badan elu remuk remuk sampai elu minta maaf ke gue"

Suara samar-samar itu terdengar dari arah yang berbeda. Dari arah belakang sekolah? Lebih tepatnya. Dengan segera Naura berlari kecil dan mengintip pertengkaran itu. Benar saja, dilihatnya Regi dan Aruna sedang bermain pukul-pukulan satu sama lain seperti tidak ingin kalah duluan sampai salah satu dari mereka menyerah.

"Sekali lagi elu buat Naura terluka,elu harus berhadapan sama gue"

Bugh...

"Ajarin noh cewek elu kalau bicara jangan asal bicara"

Bugh....

"Dasar bajingan...elu harus nya dikasih pelajaran"

Bugh...

"Emang dasarnya cewek elu dikasih pelajaran. Dasar bitch keturunan nyokap yah gitu,sok ngartis"

Bugh....

Deg.

Perkataan Aruna benar-benar menyakitkan bagi Naura. Bundanya yang tenang dialam sana masih dihina dan Naura tidak terima itu. Dengan amarah yang membara Naura menampakkan dirinya didepan  mereka membuat kedua pria ini menghentikan aksinya dan menoleh menatap Naura.

"Udah cukup tengkarnya...udah puas elu hina bunda gue...hiks....elu hina ajah sekalian bunda gue didepannya dia ngak bakal nampar pipi elu...hiks...gue benci sama elu Aruna!" Naura menangis sejadi-jadinya lalu pergi meninggalkan area karena tidak tahan lagi. Sungguh Naura menyesal kepada dirinya. Karenanya bundanya yang jadi kena sasaran.

"Udah puas kan elu...asal elu tahu! Orang yang udah elu hina itu udah tenang dialam sana" Regi menatap tajam Aruna lalu berlari mencari Naura yang sudah pergi entah kemana.

Aruna, pria itu hanya terdiam dan merasa bersalah? Aruna baru pertama kalinya merasa bersalah dengan perkataan yang sudah biasa pedas. Bahkan lebih pedas dari ini, tapi entah kenapa kali ini Aruna benar-benar merasa bersalah dengan perkataan nya.

Dia menjambak rambutnya gusar,dan berteriak tak jelas. Dia melangkah dengan pikirannya yang masih mengingat perkataan nya dan wajah Naura yang benar-benar tersakiti. Melihat Naura yang menangis sejadi-jadinya itu membuat Aruna merasa sakit.

"Apa gue udah lancang?"

_-_-_-_-_-_-_-_-

Saat ini Naura tidak mood untuk fokus pada pembelajaran. Perkataan Aruna masih terbayang-bayang dipikirannya.

Dasar pria tidak tahu diri.

Sedaritadi Naura menyumpahi serapah Aruna yang sudah berani menghina bundanya yang jelas-jelas sudah bahagia dialam sana bersama dengan papanya.

"Naura!!" Teriakan dari arah depan menyadarkan wanita satu ini dan suara gebrakan meja membuat Naura terkejut dan menatap Ibu Silta,guru mapel mereka.

Yang dipanggil hanya cengengesan membuat Buk Silta naik pitam karena materinya tidak diperhatikan oleh Naura sedaritadi, "kamu berarti tidak memperhatikan materi saya!"

"Anu buk...bukan,saya mau menyimak dan memahami pelajaran ibu makanya saya pikir-pikir jadi agak ngak fokus"Naura gelagapan dan tidak lupa untuk terus cengengesan.

"Pokoknya kamu keluar jam pertama ibu nanti jam kedua kamu kembali lagi" pinta Bu Silta. Dan pastinya itu membuat hati Naura tercabik menjadi dua.

"Yah buk masa saya ngak dapat ilmu ibu nantinya pas ulangan saya nganggo kagak tahu ngimana buk?"

"Banyak alasan... sekarang kamu keluar atau lari lapangan lima kali" perkataan Buk Silta membuat Naura langsung pamit keluar sebelum dia benar-benar disuruh lari lapangan.

Mending keluar diam duduk-duduk santai dibanding lari dilapangan. Membayangkan nya saja Naura sudah bergedik ketakutan. Dia akhirnya berminat untuk pergi ketoilet yang dimana dia harus melewati kelas Aruna. Iya kelas XII IPS-1,kelas yang sekarang paling dibencinya sejagat raya.

Tanpa menoleh atau bahkan menatap kelas Aruna,gadis ini hanya berjalan berfokus kedepan meski dia gugup akan dilihat oleh Aruna nantinya.

"Hufh...gue selamat jantung gue Napa dang berdetak mulu"

"Kalau ngak berdetak...mati" tiba-tiba dari arah belakang Naura terdengar jelas suara berat yang familiar ditelinga nya. Dengan segera dia menoleh kebelakang memastikan kalau dugaan nya benar.

Tepat sekali, pria itu sudah berdiri sejak Naura menggerutu membuat gadis ini benar-benar gugup dan berpura-pura sans.

"Ngapain elu disini!!"

"Suka gue" ucapnya lalu pergi melewati Naura. Dan jangan salah sangka,kalau pria ini sengaja menabrak kan bahunya kebahu Naura.

"Dasar Aruna sialan...!!!" Teriak Naura dengan nadanya yang benar-benar kuat.

"SIAPA ITU YANG TERIAK-TERIAK SINI KAMU!!!" teriakan dari kelas Aruna membuat gadis ini tersadar kalau dirinya masih berada dekat dengan kelas Aruna.

Dia menyesali perbuatannya lalu berlari menuju toilet sebelum dia benar-benar disidang di pengadilan yang benar-benar menyeramkan.

"Awas elu Aruna gue bakal balas perbuatan elu!!" Guman Naura yang masih tergesa-gesa menuju toilet.

_-_-_-_-_-

"Halo....gue bakal datang kemarkas semuanya harus siap sedia disana"

"Baik Queen... semuanya sudah lengkap"

"Baik gue akan berangkat"

Telepon genggamnya dia matikan lalu mengambil kunci mobil untuk segera menuju markasnya. Markas kebanggaan nya dan tempat dia jika bosan berada dirumah.

Dia Naura kini mengemudikan mobilnya lalu menjelajahi jalan yang benar-benar sunyi karena disinilah tempat yang cocok untuk markas Naura yang tidak sama sekali diketahui oleh banyak orang.

Hingga akhirnya dia tiba disebuah gedung yang bertingkat lalu dia memarkirkan mobilnya digarasi dan sudah ada bodyguard yang menjaga pintu. Dengan segeranya mereka tunduk saat Naura berada diambang pintu.

"Guekan dah bilang...jangan nunduk kalau gue ada disini karena umur elu masih tua dari gue" pinta Naura lalu masuk memperlihatkan para partner nya yang berkumpul berbincang-bincang.

Perbincangan mereka terhenti saat mendapat kehadiran Queen kesayangan nya itu.

"Halo Queen" sapa seorang pria gagah yang dua tahun lebih tua dari Naura. Meski Naura adalah ketua digeng ini tapi tetap saja gadis ini menghormati yang lebih tua karena dia sudah dari kecil diajarin sopan santun.

"Ngimana keadaan Sarah?"

"Keadaan nya semakin parah,dan setiap meminum obat dia tidak mau dan maaf kalau kami lancang...kami membentaknya dan memaksa nya untuk minum obat itu"

"Tidak apa-apa,daripada dia tidak meminum nya dan malah memperburuk keadaan. Dan incaran kita?"

"Keadaannya benar-benar bahagia...selama pengintaian kami lakukan,dia benar-benar menikmati kehidupannya seperti tidak ada masalah yang dia hadapi"

Ucapan bodyguard nya yang bernama Alex itu membuat amarah Naura naik dua kali lipat.

"Dasar pria tidak tahu malu...kita biarkan saja dia senang dengan kehidupannya setelah itu kita akan habisi dia" Naura menatap tajam foto yang berada didinding dengan ukuran besar membuat pria yang ada difoto tengah tersenyum itu menjadi sangat jelas dipandang.

"Alex...elu ikut gue pergi menjenguk Sarah dan yang lainnya tetap jaga-jaga dan intai terus bajingan itu" Naura berjalan keluar dari gedung diikuti Alex yang senantiasa menjaga dari belakang.

Mereka sengaja berjalan karena jarak markasnya dengan ruangan khusus Sarah lumayan dekat.

"Queen disana ada orang" Alex mengentikan Naura dan menyembunyikan Queen nya itu agar tidak diketahui oleh orang yang tengah berjalan bersama dengan keempat temannya.

Naura mengintip dan membelalakkan matanya menatap gelisah mereka. Karena itu adalah Aruna serta teman-teman nya yang tengah asik mengobrol.

"Aduh ngimana nih...kita pasti bakal ketahuan" Naura berpikir lalu mempunyai ide cemerlang yang mungkin sedikit membahayakan.

"Lex... bukannya gue kejam ama Elu tapi cuma ini caranya agar gue ngak dicurigai,elu pura-pura nyulik gue dan gue lari kearah mereka...terus elu godain gue tapi jangan ngambil kesempatan elu megang-megang gue...awas elu gue tabok"

"Jadi aku bakal ngejar Queen gitu?"

"Iya tapi akting elu harus bagus oke kayak elu nyulik Sarah dulu, dan gue bakal nangis lari-lari kearah mereka"

"Oke deh Queen" Alex akhirnya mengerti lalu mengacuhkan jempolnya. Dengan segera Naura berlari dan pura-pura menangis sejadi-jadinya.

Setelah jaraknya dengan Alex lumayan jauh dan segeranya Alex mendekati Naura sambil tersenyum licik sambil mengurung Naura agar tidak bisa pergi kemana-mana.

"Tolong...hiks... tolong aku...hiks...aku diculik hiks...bunda tolongin Naura" Naura gelagapan dan berlari mendekati kerumunan Aruna yang sudah mendengar samar-samar orang minta tolong.

"Naura?"

Bersambung....