webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 7: Infiltrating Diamond Fortress

"Baiklah Gumara, Cia, Shanala, kalian siap?!"

Sorak Damian penuh semangat, seakan mereka hendak memulai sebuah pertunjukan yang megah.

"Siap!"

Ketiga pengelana itu serentak menjawab dengan energi yang sama besarnya.

"Baiklah! Kita mulai pertempurannya."

*Cetung!*

Damian lekas menembakkan sebuah suar tinggi ke udara.

Suara dan cahaya menyilaukan yang diciptakan peluru sinar itu menarik perhatian tiap Dubalang yang saat ini tengah berbaris dengan senjata mereka terangkat di atas tembok benteng Turqisa.

*Bam!* *Bam!* *Bam!*

Ratusan meriam bandit turut mengikuti dengan memuntahkan seisi perut mereka pada puncak-puncak tembok, tempat para Dubalang berdiri.

Akibat teralihnya mereka akan silau dan bisingnya suar, para penjaga benteng itu terpaksa menelan mentah-mentah bola-bola platina suci, yang teramat berat lagi keras, cukup untuk membuat pecah helm orang-orang malang itu.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com