webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 4: 2nd Day of Spring

Oleh: Manggala Kaukseya

"Menurut kakak apa mereka akan datang lebih banyak dari kemarin?"

"Dari apa yang kita baru lihat di presentasi Nyonya Austra seharusnya... iya."

"Karena mereka akan menebarkan lebih banyak benih setelah terbunuh?"

"Benar, Beliau tak membicarakannya akan tetapi layar di belakangnya menjelaskannya dengan detail."

Pukul 17.30 sore hari, kami selesai berkumpul di auditorium gedung cabang dan mulai memobilisasikan diri menuju tembok-tembok kota.

Jika kami ingin mengeksekusi rencana pembersihan yang harus terlaksana di saat datangnya Sang Mentari, kami harus terlebih dahulu mempertahankan kota ini dari apa yang datang di bawah naungan Sang Bulan.

"Ah Adeline kamu di sini, bagaimana situasinya?"

Aku dan ketiga adikku memutuskan untuk melindungi tembok terpanjang di kota ini, sekaligus tempat yang sejajar dengan lokasi rumah Kaukseya, Tembok Timur.

"Sejauh ini belum terjadi apa-apa, namun seperti apa yang bisa dilihat, Langit belum kehilangan warnanya."

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com