webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 3: Desert Arrival

Oleh: Manggala Kaukseya

"Kita sampai~"

Seru Lalita dari atas punggung Dakruo, kemudian melompat menuruninya.

"Ini… kota Iskandaria?"

Aku tak tahu apa yang sedang dipikirkan Lavani dan Lavanya pada saat ini, yang jelas mereka tiada henti-hentinya menoleh ke sana kemari dengan mulut terbuka.

"Kita dapat tempat menginap tidak bang?"

Tanyaku pada kedua kusir yang mengantarkan tim 173 dan 181.

"Waduh kitaorang mana tau boss, bapak Gubernur juga tak bilang apa-apa."

Hmm… aku tak bisa melihat kebohongan dari mata mereka, tapi mereka kan memang pengemudi sewaan, tentu saja segala macam info tak bisa kudapatkan dari para Kaoma ini.

"Ibu Ultai meminta tuan Manggala untuk segera mengunjungi kantor pusat ketika sampai di sini."

Pengawal mereka kemudian menambahkan setelah para kusir tak memberikan kami informasi. Ya, kedua Kaoma bersenjata ini memang lebih logis untuk dipercayakan kabar ketimbang sekedar kusir.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com