Oleh: Manggala Kaukseya
"Ris, ni ada blueprint, bikinin du aini."
Pak Direndra pun memberikan kertas biru yang baru saja dicetaknya pada seorang Ambawak yang sedang duduk di depan tanur, mencetak batang logam yang nantinya akan digunakan untuk menempa.
"Berlian suci? Untuk Genka? Apa tidak terlalu berlebihan? Berlian suci beda jauh loh dari berlian biasa, mereka bahkan jauh lebih berat dari osmium yang masa jenisnya 22,6 g/cc."
Ambawak itu terlihat bingung dengan permintaan pak Direndra. Memang benar, bahkan untuk Genka yang seorang Penempa, berlian suci terlalu berat, tak cocok untuk digunakan sebagai pedang ataupun pisau.
"Mereka anak-anak Vasurha, dan anggota silver." Jelas pak Direndra.
"Silver? Vasurha?" Ambawak itu menolehkan pandangannya pada kami, menyipitkan matanya seakan berusaha melihat wajah kami dengan sebenar-benarnya.
"Oh! Manggala sama Lalita! Oke-oke, bisa kalau begitu mah." Ia langsung menyetujui permintaan blueprint itu hanya dengan mengingat nama kami.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com