webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 12: Back In Action

"Jadi Datuk Iskandar, apa rencana kita selanjutnya?"

Tanya Gumara yang saat ini mendudukkan dirinya di samping tempat Datuk itu berdiri, menikmati makanan dari ubi bit yang ditumbuhkan Shanala, untuk mengisi kembali darah yang sebelumnya hilang di saat tangannya terpotong.

"Hm? Tuan Gumara ingin membantu lebih lanjut lagi?"

Tanya pria besar itu pada si pemuda.

"Aku tak masalah dengan itu… selama tak harus melawan para Waraney, orang-orang Api itu membuat tubuhku merinding."

Gumara mendekap kedua lengannya, ia bisa merasakan getaran itu hanya dari mengingat serangan mereka.

"Ahahaha dimengerti."

Iskandar tak kuasa menahan tawanya melihat tingkah pemuda itu.

"Baiklah, kurasa sudah cukup jelas kalau pertempuran ini tak akan berakhir saat satu sisi terbabat habis bukan?"

Ia kemudian melontarkan pertanyaannya.

"Hmm sepertinya, tiap kali ada prajurit yang hampir tumbang, panah-panah Sarma selalu melesat dan mengembalikan keutuhan tubuh mereka."

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com