" jin yang ke dua dia tidak merasa bersalah karna tidak mengganggu para santri,
tapi para santri lah yang mengganggu nya, maka nya di beri peringatan!?!
santri tertawa di jam ibadah nya,
membuat keributan di jam istirahat nya,
atau bila ada tamu agung di wilayah nya,
mereka merasa pribumi.
dan santri adalah tamu.
apakah tidak ada tatakrama dalam kehidupan manusia,singgungnya keras.
dia berkata bahwasan nya dia sudah ribuan tahun tinggal Disana sebelum pondok itu di bangun,
awal nya mereka tidak terganggu ....
tapi kemudian setelah di buat kamar mandi mereka para jin yang tinggal Disana,
benar- benar merasa terganggu,
karna kamar mandi itu adalah gerbang menuju alam mereka.
"bukan kah di dalam kitab imam Bukhori di bahas kalo kita tidak boleh bicara di kamar mandi, mau ada hantu,atau tidak! bisa lihat atau tidak, karna sudah jelas ,Tempat tinggal syaitan laki laki dan prempuan adalah WC
apalagi mereka mengaku itu adalah kampungnya.
mereka bergerombol,berpenduduk dan turun temurun,
tempat itu pernah di keramat kan,
ada saluran air disana,itu adalah tempat sakral nenek moyang,tapi malah di lempari kotoran -kotoran, sampah, oleh para santri,
hingga kaum mereka marah!!kesal!!
makanya dengan cepat mengerah kan kelompok nya untuk memberi peringatan pada para santri ,agar mereka sadar kami ada walau tidak terlihat,
dengan berbagai cara kami sampai kan ketidak sukaan kami, makanya selagi mereka belum bisa menghargai keberadaan kami maka kami tidak akan bisa mengahragi nya,
lalu bagai mana solusi nya Abah?tanya apihku
solusi nya harus memiliki tatakrama.
beradab,di manapun kita berada,
apalagi sudah banyak teguran,
seperti buang sampah itu ke tempat yang bukan tempat mereka berkumpul,lalu bakar!!
bukan kah nabi memerintah kan kita untuk selalu bersih bersih?
santri kan tidak bisa melihat mereka? ucap apihku
"iya tapi katanya mereka berusaha menemui santri lewat gerakan!
lewat interaksi
lewat suara
lewat bentuk pun sering,malah lewat rasuk.
Meraka berani karna energi mereka lebih besar dari penghuni pondok
maka mereka memiliki kekutan untuk menampakan bentuk nya untuk menakuti,mengusir orang orang yang di anggap nya,mengancam, meledek
mengganggu mengotori,
apih hanya mengangguk ngangguk
lalu sekarang siapa yang salah? ucap Abah bertanya pada apih
apih hanya diam tanpa menjawab
ke 3.jin saka dari Jawa dia tidak banyak bicara,
hemmmm kata Abah sambil membelai jenggotanya yang menjuntai,
dia mengaku adalah jin yang mengabdi pada seorang ulama besar di daerah Jawa
" dia cuma bilang di minta oleh seorang ulama untuk mendampingi anakmu di usia anakmu 3 tahun karna jasad nya sudah terbuka lebar.
itu saja yang dia katakan,
ugay apa kamu pernah tinggal di Jawa??
tanya Abah tegas...
"iya Abah .... dalam perjalanan rumah tangga saya di uji,
"ketika anak saya di kandung usia 7 bulan,
terlihat konflik rumah tangga yang semakin tidak terbendung,sangat besar,
mertua saya tiba tiba membenci saya,
dan beberapa kali meminta saya untuk menceraikan istri saya..
agama melarang perceraian apalagi ketika istri sedang hamil,dia membutuh kan saya,
saya mencintai nya,
saya menyayanginya,
saya tak kuasa berpisah darinya,
dia sedang mengandung anak saya kala itu,
ucap apih ku dalam nada penuh rasa
walau pun berapa kali saya di jauhkan dari istri saya,
saya tetap memperhatikan nya di kejauhan,
saya pergi dari rumah karna tidak tega melihat istri saya di hina di remeh kan di sakiti,
karna kesalahannya satu, yaitu mencintai saya,
ucap apih sambil menunduk
tapi bah...
saya tidak bisa menyalah kan siapapun
karna itu di luar kendali,karna pada akhirnya
saya tahu ternyata mertua saya juga sedang di guna guna,
saya menemukan kepala babi yang di awetkan,
di ikat di bawah tangga pesantren,dengan daun kelapa,ada paku paku,silet benda tajam lainnya yang di bungkus kain putih,dan ada nama dalam bahasa Arab isi nya nama nama kelaurga istri dan saya,
saya bawa semuanya ke guru saya di daerah Cirebon,
dan guru saya meminta agar saya bersabar dan kuat melewati cobaan, jangan kalah dengan guna guna,dan permainan syetan yang di gerakan oleh manusia jahanam
ketika suasana mulai sedikit reda..saya kembali pada istri saya
namun kejadian terulang lagi pada bulan romadhon
kami solat tarowih di bulan Ramadhan tiba tiba di 4 penjuru rumah ada banyak ular,
saya pikir itu ilusi,ternyata semua oraang melihat nya ,dan menjerit jerit ketakutan jamaah berlarian,
ketika istri saya sedang solat
ular itu melingkar di sajadah istri saya,
lalu pergi,
dan ketika kami tidur berdua bersama istri,kasur yang kami pakai
tiba tiba bergerak dan mengeluarkan asap,
kami sampai terperanjat dan bangun.
lalu melihat kasur kami terbakar
padahal tidak ada obat nyamuk di baawahnya,
saya gelisah,saya merasa ada yang ingin mencelakai anak istri saya.
setelah anak saya lahir...suasana kembali terkendali,
namun saya gelisah merasa rumah itu tidak aman lagi untuk keluarga kecil saya
saya bawa istri saya untuk pindah, karna keanehan terus bermunculan lagi
saya sewa kontrakan tak jauh dari tempat itu namun kebencian emosi menghiasi hari hari kami kembali,hingga saya hampir menyerah di keadaan itu.
ahirnya...,
saya pamit pada istri memutus kan
untuk pergi berkhalwat,
mencari solusi,sambil menenangkan diri,
bertujuan mengalahkan kebencian yang diciptakan oleh orang orang yang memiliki hati iri,
hingga berubah menjadi cinta kembali,
agar saya bisa merasakan kenyamanan berumah tangga,
tidak ada kata perceraian
dan mertua saya dapat di sembuhkan dari rasa benci yang melampaui,
sampailah saya ke daerah Jawa dan saya adukan Masalaah saya pada ahli nya yaitu di pangersa Abah nur durya bin Sayid genting walangsanga moga Pemalang Jawa tengah,ucapnya
namun di usia 1-2 tahun
anak saya sering menangis ketakutan,sering sakit panas tinggi,dan kami hanya mengira karna masih kecil, makanya wajar ketakutan,ada mitos anak anak matanya bersih
sampai ketika saya ada di Pemalang kembali,
anak saya terus terusan menangis hingga istri saya kewalahan,mungkin rindu berat pada ayah nya pikir istri saya.
makanya dia mengirim anak saya bersama seorang santri dari Bogor ke Jawa berdua,
dan setiba nya di Pemalang
istri saya tidak bisa ikut karna mempunyai bayi,
saya terkejut mereka datang berdua
saya menangiss melihat anak saya kelelahan, muntah muntah,badannya panas mungkin masuk angin.
saya tidur kan anak saya di paha sambil berdzikir,
namun badannya makin panas saya bingung mau di bawa ke mana ?
dokter sangat lah jauh
masih hutan,
namanya di kaki bukit gunung.
tapi embah nur memanggil saya menghadap nya (soan)
dan saya seperti tamu agung di sediakan makanan di tampir,ada nasi kuning buah buahan, kelapa muda (daugan) yang belum di buka cangkangnya,
lalu anak saya di usap kepalanya di tiup tiup dan di lepas untuk memakan apa saja yang dia mau,
anak saya memakan ayam bekakak dan menggigit kelapa yang masih di bungkus cangkang,(kulit kelapa utuh)
saya merasa aneh..kenapa anak saya usia 3 tahun pandai membuka kulit kelapa dengan giginya,
kata aabah tinggallah kalian di sini, jangan ikuti aanak ini,karna anak ini tidak ada urusan,dia hanya anak kecil,setelah Mbah berkata seperti itu
tiba tiba anak saya berjalan ke pinggir sungai dekat sumber mata air yanga ada di tempat itu,
lalu bermain bersama kodok kodok yang sangat besar,kodok kodok itu seperti binatang peliharaan ,layak nya 🐈 kucing lucu,
tidak lama kemudian anak saya menjadi ceria kembali dan sehat,
Mbah nur berkata,
"anak mu mandikan dengan air doa
setiap hari nya,bacakan surat Kahfi ayat 1-15 solawat ayuha,adrikni dan kodro
saya amal kan apa yang di dauhkan Mbah nur kepada saya,
hari itu juga Mbah menyuruh ku pulang bersama anak saya,dan bertirakat di daerah Bogor saja,
dari sana anak saya sehatan bah
dan saya tidak tau kalo ternyata ada santri Mbah nur dari golongan jin yang Sudi menjaga anak saya, ucap apih ku sambil memelukku dengan derai air mata.
sepertinya ada luka yang terbuka...ada perih yang menganga,
ada amarah dari kejam nya masa lalu yang berusaha di tutup, namun semua yang di bendung itu menjadi rintihan tangisan yang memilukan,
kejadian itu cukup di jadikan sejarah saja, kata apih sambil memelukku erat
aku tidak terlalu mengerti tapi aku ikut menangis,bukan karna masa lalu apih...
aku menangis karna melihat apih ku tercinta menangis,
" bawa anak mu istirahat dia lelah...
sepertinya Abah merasakan kepedihan itu perlahan Abah pun menyeka air mata yang menetes di matanya,
lalu menepuk nepuk bahu apih dan berpesan untuk melanjutkan mengamal amalan itu untuk menjadi bentengan keluarga,
terutama anak pertamamu,
dan berpesan agar nanti ibuku menuliskan ayat dan sholawat itu di bahan hijau lalu memasukannya ke plastik dan jahitlah di bantal anakmu,agar anakmu bisa menikmati tidur malam,pesannya "besok kita tutup mata batin nya, kita tutup pendengaran nya,penciuman nya,tulang punggung nya agar anakmu bisa merasakan hidup normal layak nya anak anak seumuran nya,ingsyallah semoga Allah izinkan,kata Abah mengaihiri obrolan sambil berlalu meninggal kan kami.
apakah bisa di tutup??apakah aku bisa normal kembali?bahagia sekali hati ku,mendengar kata normal.
apihhh
malam itu paha mu adalah bantal ternyaman
pelukanmu adalah obat luka paling ampuh
tangis mu adalah doa ...
tak sanggup ku lukis guratan kisah indah bersamamu,
apih ingin aku mengulangi waktu indah itu
foto usang mu menemaniku memupus rindu
aku disini menunggu mu hadir dalam mimpiku,
banyak beban yang ku minta untuk apih ringan kan,
aku tak tau beban mu lebih besar dari pada aku,
entah seberapa banyak luka menusuk hatimu
entah seberapa kuat engkau pegang erat genggaman tangan ibu agar selalu dapat bersamamu
entah seberapa banyak tangis mu menahan debu debu kebencian ,
terimakasih apih atas kekuatan mu, untuk selalu menjaga kami,
trimaksih kau tidak membenci siapapun di masa lalu mu
demi melihat ku memiliki nenek kakek yang menyayangiku,