webnovel

menutup mata batin

pagi sekali apih sudah membangunkan ku untuk mandi dan berkemas,bersiap kembali ke pesantren,setelah itu aku di suruh menghadap di depan Abah,

lalu Abah membacakan ayat ayat Alquran dengan suara yang menggema,

dan melingkarkan sorban hijau nya di mataku,lalu di ikat kuat di telingaku,keningku di tuliskan semacam bacaan Arab menggunakan tinta merah,

tiba tiba kaki tangan ku merasa sangat beku,keram,kesemutan,dan aku tidak bisa bergerak,

aku tidak mengeluh karna aku berfikir hasil nya akan menyenangkan,aku akan terhindar

dari penglihatan-penglihatan itu,

pendengaran ku akan tertutup,dari suara suara yang membuat ku tak nyaman,

menutup hidung ku dari penciuman aneh,

ini adalah keinginan ku,makanya aku tidak menangis,

namun Abah berkata "semua atas izin Allah,apa yang di kehendaki pasti mengandung hikmah di dalam nya tetap tenang,syukuri,jaga,dan jangan menarik siapapun untuk menggambar gemborkan keadaan anakmu,tugasmu berikhtiar,berdoa,mendampingi dan selalu membingbingnya,

setelah aku di bacakan doa mata, telinga, hidung ku beberapa kali di usap, Abah membuka kembali sorban yang di ikat di kepalaku, tangan yang terus mengeluarkan tenaga,mengibas ngibaskan sorban tadi dengan serius,terlihat Abah merasa gerah,padahal udara pagi itu sangat dingin,

ini baru jam 6 pagi ucapku dalam hati,

dengan penuh semangat apih mengikuti instruksi Abah,apih pun seperti membantu Abah ,menarik dengan tenaga seperti ada benda yang sangat berat,tidak mengenai tubuh ku,tapi seperti ada ban yang berulang kali di jepret kan ke punggungku,perut ku mules,jantungku berdebar,ketiak ku seperti mau patah sakitt sekali,tapi aku berusaha tenang,aku tidak ingin mengganggu apih dengan keluhanku,yang mulai merasa tak karuan,

tak lama kemudian punggungku terasa ada yang memukul keras berulang ulang hingga aku tak kuasa menahan tangis,ngilu perih,terasa di sayatt- sayat padahal apih dan Abah tidak menyentuh punggungku,apih seperti tak tega mendengar suara ku,

apiiiihhhh sakittt ....apihhhh tolong teteh,apih seperti tahu kalo aku mulai sangat kesakitan,apih ingin mengusap air mataku,ingin memelukmu,dan apih ingin menghentikan gerakan Abah,tapi Abah berteriak

"ugay fokus!!! nyeri ayeuna apa salilana!!!(sakit sekrang atau selamanya) kemudian tangan apih kembali bergerak seperti menarik narik sesuatu dalam diriku,namun benda nya tidak terlihat,dengan linangan air mata,apih terus mengulang gerakan itu,

matahari mulai merangkak perlahan keluar dari persembunyian nya,memperlihatkan gemilang indah sinarnya,Abah pun menghela nafas panjang dan mengakhiri gerkaan nya dengan kalimat syukur

"alhamdulilaahhh di sambut suara apih alhamdulilaahhh....

"Miii mii.... panggil Abah pada umi yang sedari tadi di dapur,ajak c neng keluar sambil suapin makan mi,bikinin teh manis mi,

'iyaaaaa abahh jawab umi gesit sambil membawaku keluar dengan lembut

aku menunggu di luar,bersama umi sambil di suapi sarapan nasi kuning,

aku pun dengan santai duduk di luar sambil memandang embun berkilauan di ujung daun padi,perlahan berjatuhan,berkilauan seperti emas terkena sinar matahari,aku menikmati pagi yang mulai terasa hangat,ku mainkan batu batu yang berserakan di tanah.

sesekali ku tersenyum melihat tingkah lincah burung Pipit berterbangan dengan kompak,katak melompat saling bergantian,(bungkreng)ikan ikan kecil yang berenang di aliran air sawah yang jernih,gerakannya mengitari bebatuan penuh lumut,lucu sekali melihat bibir bibir nya yang bergerak membuka, menutup, penuh semangat,tak lama kemudian kami pamit dan pulang kembali ke pondok pesantren

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesampai nya di pesantren apih memberiku secarik kertas dari huruf latin namun sepertinya ayat Alquran,apih memintaku untuk membacanya setiap asar dan hendak tidur,apih juga berpesan beberapa nasihat,agar aku tenang dan jangan pernah mengaku pada siapapun bisa melihat,bisa mencium dan mendengar hal-hal aneh,dan apih jelas kan sebab nya,aku pun mengiyakan nya,lalu apih pamit dan pergi dari ku,

~~~~~~~~~~~~~~~

aku di sambut teman sekamar ku rasanya bahagia,kata nya aku dapat salam dari ka Ela dan orang tua nya memberiku bingkisan makanan camilan,dan uang katanya terimakasih,

aku saja bingung terimakasih untuk apa? aku tidak melakukan apa -apa,yang membuat hatiku sedikit sedih adalah kak Ela tidak akan ke pondok lagi,kemaren kesini untuk mengambil baju baju nya dan berhenti dari pondok.

dan kak Yanti bilang ka Adelia yang kita lihat malam itu,adalah jin air yang menyerupai,aku tidak terkejut,aku hanya mengangguk ngangguk saja,

~~~~~~~~~

doa -doa dan usaha apih dan Abah membuah kan hasil aku merasa aman,penglihatan ku normal pendengaran ku normal, penciuman ku normal,bahagiaaaaaaa sekali,

ingin rasanya aku ceritakan kepada apihku,

setelah sekian lama aku merasa lelah dari semua itu,aku tidak ingin berusaha kabur dari pesantren,karna kemana pun aku pergi,ternyata kesalahan nya bukan terletak pada tempat nya,tapi pada diriku sendiri,aku mencintai hari hari ku,hidup normal tidak berbeda dan teman baru yang umur nya tidak jauh denganku,ada nyai dari cemplang dan vitri dari cibatok,aku semakin betah tinggal di pondok pesantren.

di waktu istirahat aku sering bermain bersama mereka di sekitaran pondok dan bermain ke ayunan di dekat penggalian air di dekat pondok aku berlari lari bahagia...

begitu sangat tenang.suasana menajdi sangat damai

aku bahagia memiliki nyai dan VITRI ...yang sangat perhatian dan mengerti aku.

juga mata dan telinga yang normal.

walau pun aku terkadang merasa aneh pada diriku sendiri

~~~~~~~~~~~~~~~~~

pada suatu sore aku melihat di depan gerbang ada perataaan, pendoseran tanah,untuk pembuatan perumahan,

seru sekali melihat doser,beko,merobohkan pohon pohon rindang,dengan tenaga nya yang kuat,pohon rambutan,pohon mangga,pohon durian pohon Limus,barisan bambu bambu yang rimbun di keruk habis, "betapa keren

ucapku spontan, daun-daun singkong di cabik-cabik habis,rumput ilalang,

di aduk dengan tanah,

para santri berbaris untuk melihat pemandangan langka,dan di jadikan hiburan,ada suasana bahagia,dan celetukan celetukan mereka pun keluar,"pondok pesantren kita akan menjadi kota,

"yeeeeeyeeee kereennn

dan bukan di kelilingi pohon bambu dan pohon pohon besar lagi,tapi di kelilingi perumahan yang indah,ada banyak mobil berlalu lalang,ada cowok-cewek tajir berolahraga berkeliaran di depan gerbang pondok, khayalan para santri itu menjadi keseruan yang sangat mengahangat kan suasana,aku sangatt bahagia merasakan indah nya hidup di pondok pesantren hal kecil itu bisa menjadi hiburan yang luar biasa ,kejadian- kejadian yang berat cukup di tutup, seakan hari kemarin tidak terjadi apa apa pada kami,dan kami baik baik saja,

aku mulai mencintai suasana pondok,

aku merasa mereka adalah kelaurga ke dua, ikatan itu tiba tiba membuat ku,tidak Sudi meninggal kan pondok,aku menyayangi mereka ucapku dalam hati

khayalan dan candaan,gelak tawa itu seketika menjadi teriakan histeris dari arah gedung B,dan di sambut jeritan dari kamar atas suaranya seperti memaki dengan suara menggema di udara,dari Kobong bawah ada suara merintih rintih sedih,ada lara mengiris hati ketika mendengar suara kak Yanti menjerit

"toloooonggggg banyak yang kesurupan !!!!!!!!!tolooonggg di kamar saya juga ada yang kesurupan!!!

panggil aa!!!

panggil umiiiii!!!

panggil akang!!!

panggil eteh!!!

"kamar saya jugaaa adaaaa yang kesurupan!!

suara tangis jeritan,tawa,mulai tak beraturan suaranya membuatku pusing,

VITRI santri baru teman sebaya ku menangis ketakutan,memegang erat tanganku,aku hanya termangu dan mengusap dadaku,ada apalagi ini??? tanyaku mulai lemas.