webnovel

BAB 2.Luka

Hiruk-pikuk pusat kota membuat sebagian penghuninya menjalani aktivitas di pagi buta, tak terkecuali Anne, dia kembali ke kota ini dengan penuh banyak pertimbangan, karena keadaan yang memaksanya untuk kembali, ditambah pertemuan tak sengaja dengan Sam membuat hari Anne semakin berat.

Pagi ini Anne berangkat ke butik tempat dia dipercayai untuk mengelola penuh semua aktivitas di butik milik sahabatnya Joy, Joy lah penolong Anne, tanpa Joy entah apa yang akan terjadi dengan hidupnya, atau mungkin Anne sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Sungguh selain takut bertemu masa lalu nya,Anne juga takut bertemu Mama dan juga kakaknya karena Anne meninggalkan mereka begitu saja, entah apakah mereka masih menganggapnya keluarga atau tidak.

Butik tempat Anne bekerja masih sepi karena memang Anne sengaja datang pagi hari karena ada beberapa hal yang harus ia selesaikan di butik milik sahabatnya itu, para pegawai yang lain juga belum datang hanya petugas keamanan yang memang sedang shift malam sampai pagi.

"Selamat pagi pak" sapa Anne

"Selamat pagi Miss.Anne, pagi sekali miss datangnya? "

"iya Pak ada beberapa hal yang harus saya selesaikan, izin masuk ya pak" ucap Anne sopan.

"oh iya tentu Miss silahkan".

Anne mengerjakan tugasnya dengan baik hingga beberapa pegawai nya tiba, mereka segera mereka menyiapkan untuk membuka butik ini.

" Stevy semua kesalahan laporan keuangan butik ini selama dipegang Miss.Jane sudah saya perbaiki, memang terjadi kerugian banyak sekali,tapi Miss.Joy selaku pemilik butik ini masih mempertahankan butik ini karena banyaknya pelanggan dan mempertimbangkan kelangsungan hidup kalian juga, jadi saya harap hal-hal yang terjadi kemarin jangan terulang kembali, jika saya menyimpang selama mengelola butik ini kamu berhak untuk mengingatkan saya".Jelas Anne kepada stevy.

"Baik Miss mohon sampaikan permohonan maaf saya dan juga Terimakasih kepada miss.Joy karena masih mau melanjutkan butik ini miss" ucap stevy dengan tertunduk.

"Oke ayo kita bekerja"

Butik milik Joy hampir mengalami kebangkrutan karena ulah salah satu pegawainya, Jane. Namun karena mempertimbangkan banyak hal butik ini tetap buka dibawah pengawasan Anne. Hari ini Anne disibukkan dengan kegiatan butik dia bahkan lupa kemarin bertemu Sam.

Pelanggan butik satu demi satu memadati tempat Anne bekerja, hingga hal yang ditakutkan Anne terjadi.

"Anne, itukah kau? "

Anne mematung suara yang sangat dia hafal dan ia rindukan beberapa tahun belakangan ini.Anne tak dapat menahan emosinya, matanya berembun bulir-bulir bening mengalir,tak dapat terbendung lagi.

"Kak Ve,,, " lirih nya nyaris tak terdengar.

"Benarkah ini kau Anne" Evelyn hampir berteriak.

Evelyn bergegas menghampiri Anne, melayangkan satu pukulan keras di pipi Anne, perhatian para pengunjung butik tertuju pada mereka.

Evelyn menangis sejadi-jadinya,Ia sudah pasrah dengan apapun yang akan ia terima.

"Kemana saja kau selama ini Anne,aku dan Mama tidak pernah berhenti mencarimu, ada apa sebenarnya hingga kamu meninggalkan kami Anne, puaskah sekarang kamu Anne? Mama sudah pergi untuk selamanya tanpa melihat wajah anak kebanggaan nya!! kenapa kamu sekarang malah muncul dihadapanku? "

Emosi Evelyn sudah tak bisa ditahan lagi, Dia sudah tak peduli dengan berpuluh pasang mata yang melihatnya, rasa kecewa, marah, benci dan rindu yang teramat dalam menguasai hatinya.

"Mama kenapa kak? tolong jawab kak Ve" tubuh Anne luruh ke lantai, tulang nya terasa tidak mampu menopang berat tubuhnya, di benar-benar syok dengan apa yang dikatakan kakaknya baru saja, mama yang sangat dicintainya sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Sudahlah Anne, percuma semua sudah terlambat, aku memang merindukanmu tapi jika mengingat mama yang tersiksa karena memikirkan mu setiap hari aku benar-benar membencimu".

Evelyn meninggalkan butik itu dengan kemarahan yang meledak, Anne masih tetap pada posisinya, rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.

"Miss.Anne, mari saya antar ke ruang istirahat ", Stevy mengulurkan tangannya untuk memapah Anne, ia sangat iba dan juga syok dengan apa yang baru saja dilihatnya.

" Terimakasih Stevy, maaf untuk kekacauan hari ini, apakah kau bisa mengatasinya? "

"Tentu Miss, anda tidak perlu khawatir, semua akan saya urus, Miss Anne silahkan istirahat saja".

" Terimakasih banyak Stevy ".

Di ruangan istirahat butik yang cukup luas itu Anne menumpahkan tangisannya, ia benar-benar tidak menyangka semua akan menjadi seperti ini, penyesalan memang selalu di akhir.

Sementara hati Evelyn terasa sesak, dia sangat merindukan adik kesayangannya itu, namun di lain sisi kebencian yang mendalam mengakar di dalam hatinya, masih teringat jelas bagaimana sang Mama setiap hari menangis karena Anne tiba-tiba menghilang, padahal sebelumnya tidak terjadi masalah apapun di keluarga mereka,wajar jika sang Mama jatuh sakit karena kehilangan putri kesayangannya.

Evelyn melajukan mobilnya dengan sangat cepat,ia ingin cepat sampai di rumah, berharap Sam sudah pulang walaupun itu tidak mungkin karena hari masih siang, Evelyn ingin menumpahkan tangisnya ke pelukan Sam, ya Evelyn adalah tipe istri yang apapun ia hadapi semua akan diceritakan kepada Sam, walaupun untuk hal yang satu ini Sam tidak tahu Evelyn mempunyai adik, karena kebencian yang begitu mendalam Evelyn tidak pernah menceritakan apapun tentang adiknya kepada Sam.

Laju mobil Evelyn dengan cepat sampai menuju garasi mobilnya,dengan badan terhuyung Evelyn memasuki rumahnya, Ia tumpahkan segala sesak di dadanya di rumah ini, berharap Sam segera pulang.

Detak jam terasa melambat, membuat Evelyn terlelap karena lelah menangis, menjelang petang Sam pulang, Sam sedikit heran kenapa rumah terasa hening, karena Evelyn selalu akan menyambutnya jika ia pulang.

Sam mencari Evelyn dikamar mereka, ia mendapatinya sedang tidur, namun terasa agak aneh Evelyn tidur di petang hari, ia menyentuh kening Ve, dan memang Ve sedikit demam.

"Ve, kamu sakit? " tanya Sam sambil menyentuh tangan Evelyn pelan.

Evelyn terbangun, kepalanya terasa pening karena menangis begitu lama, matanya sembab membuat Sam terlihat sangat cemas.

"Ve kamu kenapa? " Sam kembali bertanya dengan nada khawatir, Evelyn belum menjawab justru ia menangis, membuat Sam menjadi bingung dan khawatir.

"Ve cobalah cerita, aku akan mendengarkanmu , bukankah kamu sendiri yang berkata akan selalu jujur kepadaku apapun masalahmu, ceritakanlah Ve".

Sam yakin Ve sedang tidak baik-baik saja, Sam tahu betul bagaimana dan seperti apa Evelyn, saat ini yang perlu dilakukan Sam mendengarkannya.

Evelyn tetap tidak bergeming, dia tetap tetisak, membuat Sam sedikit mengurungkan niatnya untuk memaksa Evelyn bercerita.

"Baiklah Ve jika kamu belum mau cerita, menangislah terlebih dahulu, nanti jika kamu sudah siap, kamu panggil aku ya, kamu mau minum dulu? "

"Sam.. "

Evelyn memeluk Sam Erat.