webnovel

BAB. 3.Rapuh

Mentari mulai menampakan sinarnya yang hangat, menelusup ke sela-sela bagian bumi, namun hangatnya sinar mentari pagi ini tidak membuat hati Anne hangat

Puzzle demi puzzle kejadian siang itu membuat Anne tidak mempunyai semangat untuk melakukan aktivitas apapun, termasuk ke butik. Padahal Anne adalah orang yang sangat bertanggung jawab dalam bekerja, apalagi jika pekerjaan itu menyangkut Joy sahabatnya.

"Mama, maafkan Anne, kenapa mama secepat itu pergi?,sejahat itukah Anne pada mama? " lirih Anne, Anne kembali menangis, baginya dialah penyebab sang Mama pergi.

Waktu berputar begitu cepat sampai hari beranjak siang Anne belum juga pergi ke butik, Ia sudah menghubungi stevy, ijin jika hari ini Ia akan terlambat ke butik.

Di tempat yang lain, Evelyn jauh lebih tenang, pelan-pelan dia menceritakan tentang keberadaan sang adik kandung kepada Sam, Sam tidak marah hanya sedikit terkejut karena hal ini di luar dugaannya.

"Ve kamu masih sakit? "

"Sedikit Sam, Sam maafkan aku sekali lagi ya Sam"

"Sudahlah Ve tidak perlu merasa bersalah, aku mencoba memahamimu kenapa hal sepenting ini kamu rahasiakan, pasti ini berat untukmu"

"Terimakasih Sam, betapa beruntungnya aku memilikimu"

Evelyn memeluk Sam, baginya Sam adalah segalanya setelah kepergian ibunya, Sam memang tidak pernah mengetahui jika Evelyn mempunyai saudara kandung, bahkan Sam belum sempat bertemu Mama mertuanya, karena Sam mengenal Evelyn setelah Mama Evelyn meninggal.

Hari ini Sam mengambil cuti, selain karena Evelyn masih belum sepenuhnya baik, Sam juga ingin membujuk istrinya itu untuk menerima adiknya kembali, karena walau bagaimanpun mereka bersaudara.

"Ve,, kenapa kamu tidak ingin bertemu adikmu? ", Sam bertanya sambil menyuapkan bubur untuk Evelyn.

" Aku sangat membencinya Sam, karena dia Mama pergi, setiap hari Mama tersiksa karena merindukannya ", Evelyn bercerita sambil terisak.

" Aku paham kamu kecewa, tapi bukankah ini menjadi kesempatan mu untuk tahu, kenapa dia pergi? mungkinkah ia mengalami kesulitan Ve yang kamu dan Mamamu tidak tahu? "

"Biarkan Sam, jika memang dia sayang dengan kami, apapun yang terjadi padanya dia harus bercerita, bukan malah pergi tanpa kabar apapun, apakah dia tidak berpikir bahwa kami akan tetap bersamanya apapun yang terjadi".Sungguh Evelyn menangis sejadi-jadinya, Sam merengkuh ya ke dalam pelukan, ini pertama kalinya Sam melihat Evelyn kecewa dan sedih seperti ini, dibalik sosoknya yang hangat ternyata Evelyn menyimpan luka yang teramat dalam.

"Maafkan aku Ve membuatmu sedih, untuk saat ini menangislah sampai kamu lega, tapi setelah itu kembalilah pada sosok Ve yang biasanya ya, aku merindukan itu".

Sam kembali merengkuhnya, ini pertama kalinya Sam memeluk Evelyn dengan perasaan yang dalam, sejenak ia dapat melupakan Anne yang beberapa hari ini menyita pikirannya.

" Sam, terimakasih maaf membuatmu libur hari ini, aku mencintaimu Sam "

Hati Sam berdesir nyeri mendengar ucapan Ve, Sam kembali diliputi rasa bersalah karena sampai saat ini belum mampu mencintainya.

"Sam kenapa kamu tidak pernah berkata tentang perasaanmu Sam, setelah aku pikirkan kamu belum pernah menyatakannya?"

Degg!!! pertanyaan Evelyn membuat Sam panik, memang benar selama ini Sam belum pernah mengatakan apapun.

"Jawab Sam! kenapa? apakah kau tidak mencintaiku? "

Sam berusaha tetap tenang, ia tidak ingin sandiwara nya selama ini terbongkar begitu saja, ia tidak ingin menyakiti Evelyn, terlebih keadaannya sedang tidak baik-baik saja.

"Ve, setiap orang punya cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya, contohnya kamu, kamu akan mengungkapkan perasaan mu secara spontan, sedangkan aku lebih suka mengungkapkan semua yang aku rasakan dengan perbuatan ku, apakah itu tidak terlihat Ve? " jelas Sam.

"Iya aku tahu, dari sikapmu dan juga perbuatan mu selama ini aku tahu kau mencintaiku, tapi apa susahnya tinggal diucapkan" Ve mulai merengek.

"Kamu lucu kalau sedang marah, sudah istirahat lagi ya, biar cepet sehat, jangan pikirkan apapun okeyy? " Sam beranjak sambil menarik hidung Evelyn.

"Awwww kebiasaan kamu Sam, sakit"

"Hahaha,, sudah, istirahatlah tuan putri"

Sam beranjak meninggalkan Evelyn, dirinya diliputi rasa bersalah kembali, tampaknya Evelyn mulai menyadari halal kecil yang tidak pernah Sam lakukan, sementara di sana, wanita yang terpatri kuat didalam hatinya, kondisinya tak lebih baik dari Evelyn, Anne benar-benar sedang sakit, kejadian siang itu membuat tubuh Anne ambruk, namun Anne tetap memaksakan dirinya ke butik.

"Stevy, maaf saya terlambat, saya sedikit kurang enak badan"

"Tidak apa-apa Miss, tapi kenapa Miss memaksakan diri ke butik, biarlah saya yang urus, Miss. Anne sedang sakit harusnya istirahat saja" ucap Stevy khawatir, ia betul-betul khawatir karena Anne terlihat begitu pucat dan sangat lemas.

"Saya baik-baik saja, saya merasa jika saya hanya di rumah maka tubuh saya akan semakin lemas, lagipula banyak pekerjaan menumpuk stevy, percayalah saya baik-baik saja"

"Baiklah jika begitu, namun jika Miss perlu apapun tolong segera hubungi saya ya, saya kembali ke pelanggan dulu Miss"

Stevy segera pergi, Anne menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, dia berharap melupakan kejadian kemarin, karena sungguh semua itu membuat hatinya terasa nyeri, Anne merasakan separuh jiwanya menghilang, masih teringat sang Mama yang berjuang merawat dia dan kakaknya seorang diri, Mamanya berjuang setelah ditinggalkan selamanya oleh sang Papa. seorang single mom yang hebat bagi Anne dan Evelyn, namun  kini Anne yang menghancurkannya, Anne diliputi rasa bersalah kepada Mama dan kakaknya, seandainya waktu bisa diputar kembali, Anne tak kan pernah meninggalkan mereka, Anne terus saja menyalahkan dirinya sendiri, hingga tak terasa Anne pun menangis kembali.

"Ma,, maafkan Anne, tak seharusnya Anne meninggalkan Mama, pasti berat ya ma? sungguh Anne menyesal ma, apakah Mama tahu? aku merindukan Mama setiap hari, apakah itu juga yang Mama rasakan? maafkanlah Anne ma".

Pikiran Anne menerawang jauh ke beberapa tahun waktu kepergian dirinya, sebenarnya Anne sangat ingin berbicara jujur, namun Anne takut hal yg buruk akan menimpa Mama dan kakaknya, keputusan Anne untuk pergi dari kehidupan mereka bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalaninya, terlebih Anne hanya punya kakak dan Mama, Anne benar-benar dilema pada saat itu, ternyata setelah semua terjadi mungkin lebih baik dulu ia jujur dan menghadapi semuanya bersama-sama daripada Anne haris menerima kenyataan bahwa penyebab Mamanya tiada adalah dirinya sendiri. Membayangkan kejadian demi kejadian membuat kepala Anne teramat sakit.Rasanya tubuhnya tidak kuat lagi menopang semua kegelisahan hatinya, Anne benar-benar merindukan sang Mama.Ingin rasanya Anne memutar kembali waktu dan memperbaiki segalanya.Namun Anne rasa Tuhan pun murka atas sikap Anne di masa lalu.

"Mama bolehkah Anne bertemu Mama sekali saja ma, Anne ingin memeluk Mama" lirih Anne.

Dunia Anne terasa berputar, pandangannya terasa kabur, dan gelap.