webnovel

S2-14 FADE AND FREE

"Wunden sind ein Zeichen dafür, dass ich heute fast frei bin ...."

[ANGELIC DEVIL: The Crown]

Kini, dua perusahaan telah berjalan terpisah kembali. Romsaithong berdiri sendiri, begitu pun Wattanagitiphat. Mile dan Apo hanya bertemu saat di rumah, itu pun di malam hari. Saat bersisipan, keduanya hanya menoleh sebentar. Tapi kemudian berlalu. Toh makan malam sudah di luar sana.

Sesekali, Mile dan Apo juga bertemu di kamar baby triplets. Sekitar pukul 11, sebelum tidur Apo menyempatkan diri untuk menimang bayi-bayinya. Kalau keduluan Mile, Apo akan melipir ke baby yang belum digendong. Dia mengambil Kay, Er, atau Edsel--yang mana saja, yang terpenting paling jauh dari sang suami. Kalau pun Mile memandangnya dengan jubah tidur dan segar--jangan harap dia memberikan kesempatan lelaki itu untuk mendekat.

Apo memilih ke sisi jendela atau perapian. Dia duduk dan menyanyi untuk mereka, lalu menciumi pipi gembil masing-masing. "Sayang ... Edsel," katanya. Omega itu beradu mata dengan si bayi yang aktif, bahkan tertawa meski hanya memegangi telunjuknya. "Apa kau tidak mengantuk? Ya ampun ini sudah jamnya tidur ...."

Lagipula yang disebut Mile anniversary adalah hari pertama mereka bertemu di Bandara Kingsford Smith, Australia. Bukan pernikahan yang sebenarnya. Kalau resepsi, baru genap tiga Minggu besok. Konyol kalau sampai cerai setelah mengadakan pesta besar-besaran. Di Denmark, pula. Apa kata orang-orang luar? Para tamu entah berapa ribu tersebut, bisa-bisa langsung jadi biang gosip seketika.

"Aaa ... uu, uu--nn ...." oceh Edsel. Tapi Apo tidak memperbolehkan si bayi mengulum jarinya. Dia hanya menoel hidung si kecil, mengecupnya, lalu mereka tertawa bersama.

Rasanya, paling ringan kalau sudah melihat mereka tertawa. Apo tak masalah jika tidak dipeluk Mile seperti dulu. Toh buat apa jika hanya membuatnya tremor? Dekat dengannya saja dia berjengit, kadang berdebaran dengan bulu kuduk berdiri.

Sang Omega juga rutin meminum obatnya agar tidak sering mimisan. Ya, walau terkadang masih keluar. Dia menghabiskan pil sesuai jadwal, lalu mencatat perubahannya. "Oh, membaik," katanya sambil melingkari kalender. "Seminggu ini hanya dua kali, bagus. Besok tinggal meminta obat kembali. Ini pasti bisa cepat sembuh."

Selain soal pembekuan darah, Apo juga mengecek siklus heat-nya dengan teratur. Persis sebelum menikah, dia menyetok banyak suppressant dalam lemari khusus. Tentu saja pemakaian sesuai anjuran dokter. Dia juga menyimpan KXX--suppressant terkuat sebagai cadangan yang pernah muncul dalam berita. Pil hasil penelitian baru itu memang tak pernah dipakai, tapi untuk jaga-jaga saja. Bagaimana pun kehidupan seksualnya kini terkunci, dan Ran patut dipercayai. Ya, walau Apo terkejut tiga bulan kemudian.

"Eh?"

Hilang?

Semula, Apo tak percaya marking Mile di tengkuknya memudar. Bagaimana pun dia belum pernah dengar kasus marking Alpha hilang, tapi kegelisahannya terjawab oleh Min.

"Serius? Saya pikir Anda sudah dengar ...." kata sang dokter pribadi. Dialah yang menangani resep suppressant Apo sebelum menikah. Dan sekarang heran karena hal itu terjadi.

"Dengar apa, Min?" tanya Apo, agak panik. "Aku benar-benar ketinggalan berita selama cuti."

"Ya, kan penelitian yang waktu itu berlanjut," jelas Min. "Setelah pil KXX diluncurkan, Nona Ran mengeluarkan statement baru terkait revolusi Omegaverse. Bahwa marking kecelakaan itu tidak permanen. Jadi, korbannya tak perlu khawatir lagi."

DEG

"A-Apa?"

"Lagipula marking beda dengan bonding," kata Min. "Marking adalah kehendak Alpha. Asal Omega-nya di-knotting. Sudah, beres. Berarti kemungkinan hamil, dan langsung jadi miliknya. Tapi, bonding zaman sekarang butuh perasaan berbalas dan persetujuan si Omega. Kalau pasangannya tidak mau, ya sudah. Tinggal menunggu 3 bulan hingga dia bisa bebas."

Antara cemas dan tidak percaya, dada Apo pun berdebar keras mendengar penjelasan temporary marking itu.

"Jadi, sebenarnya aku sudah bebas?" pikir Apo.

"Tapi, Tuan Natta ...." kata Min. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Anda dan suami? Kenapa sampai berjarak selama itu?"

DEG

Seketika, Apo pun terkesiap. Sang Omega meremas celana di bawah meja. Tapi kemudian tersenyum. "Biasa, pasangan kadang punya cekcok sedikit," katanya. Toh Min adalah dokter pribadi. Tak apa kalau tahu masalah rumah tangganya, toh seorang dokter punya kode etik. "Kalau kondisi kami membaik, bisa jadi semuanya kembali. Hanya butuh waktu saja."

"Oh, baiklah ...." kata Min. "Pantas Anda minta stok suppressant lagi. Saya pikir untuk jaga-jaga dinas saja."

"Ha ha, begitulah," kata Apo. "Terima kasih, ya. Sudah diberitahu. Mungkin, kalau aku tidak bertanya, pasti ketinggalan sampai kapan pun."

DEG

"Eh?" Kali ini, justru ekspresi Min yang berubah pias. "Kupikir Anda sudah diberitahu Tuan Romsaithong."

DEG

"Wait, what?" kaget Apo.

"Ya, kan waktu itu Anda minta babysitter untuk menyimpan berita penting. Di channel TV kan?" kata Min. "Terus tanya-tanya soal KXX. Tapi karena Anda sakit, saya titipkan saja info itu ke Tuan Mile," terangnya.

Tanpa sadar, jemari Apo tremor kali ini. "Ya, tapi ...."

"Anu, jadi pesan saya tidak pernah disampaikan?"

Saat itu, Apo langsung menyudahi konsul. Dia tak mau Min tahu terlalu dalam soal rumah tangganya, walau sang dokter sempat mengoreknya lagi. Tidak! Tidak! Nama Mile pasti akan semakin jatuh, begitu pun kehormatan dirinya di depan orang luar.

"Ahh ... aku tak boleh begini," kata Apo. Dia langsung masuk ke toilet RS Bumrungrad. Cuci muka. Mendadak menyesal menemui Min pada jam praktek. "Tenang, Apo. Tenang ... semua pasti baik-baik saja."

Apo pun menatap wajahnya sendiri di depan cermin. Lelaki itu bernapas tak beraturan, bingung ... karena fakta barusan menggamparnya begitu keras. Kenapa begitu, Mile? Apa kau setakut itu aku pergi? Tapi, rasanya memang sakit sekali. Dibohongi hingga sekarang.

Drrrrt ... drrrt ... drrrt ....

"Halo?" kata Apo, tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Tuan Natta, bisa kita bertemu jika Anda punya waktu?" tanya Jeff. Suaranya serius sekali, juga asing di telinga karena lama tidak mendengar.

DEG

"Eh? Apa? Apa kasusnya ada kemajuan?" tanya Apo. Lalu berbalik dan bersandar pada meja wastafel.

"Iya, kan saya sekarang dibantu oleh Nyonya Bretha," kata Jeff. "Anda sudah diberitahu Tuan Mile kan? Beliau rekan Tuan Takhon dan Nona Luhiang."

DEG

Jangan panik, Apo. Ini bukan berita pertama yang belum kau dengar.

"Ah, iya. Sudah dengar kok," kata Apo berpura-pura. "Memang kenapa dengan Nyonya Bretha?"

"Saya sudah menemukan dimana Ameera yang sebenarnya," kata Jeff. "Dia tidak mati, Tuan Natta. Tapi hasil otopsinya saja yang direkayasa. Jadi, orang yang jatuh dari gedung waktu itu bukan dia."

Deg ... deg ... deg ... deg ....

"Oke ... oke, lalu?" tanya Apo. "Memangnya kita akan kemana?"

"Norwegia, Tuan. Kita nanti ke Oslo," kata Jeff. "Sebab Ameera disembunyikan dalam penjara. Diberi obat, dan dibuat gila untuk menggantikan Amaara keluar."