webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
88 Chs

Alzyas dan Rindunya

Angin malam pantai menyapa Alzyas dengan lembut, gadis itu berjalan berjalan seorang diri menyusuri bibir pantai dan membiarkan ombak kecil membasahi kakinya. Banyak kenangan baik dan buruk yang terus menari-nari di ingatan nya, hingga dia tidak mampu menahan agar airmata tidak menetes.

Hatinya terasa sesak mengingat Kirana yang selama ini dia pikir ibunya meninggal tepat didepan matanya, kemudian kehidupan nya kembali berubah setelah tahu tentang semua kebenaran dirinya dan juga Emely, baru saja rasa sakit itu akan sembuh sebuah bencana kembali menorehkan luka di rasa sakit yang sama dengan kepergian Emely dan juga Raka.

Alzyas terduduk di atas hamparan pasir menangis tersedu-sedu, andai waktu bisa dia putar kembali maka dia ingin sekali mengatakan ribuan maaf pada Emely dan tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan bersama ibu kandungnya.

" aaaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh " Alzyas berteriak kencang menumpahkan semua rasa rindunya pada Kirana, Emely dan juga Raka orang-orang yang turut andil dalam hidupnya.

" I Miss you Mom, Dad " lirih Alzyas disela-sela isak tangisnya yang pilu.

Mata indahnya yang tergenang airmata menatap lurus ke lautan luas, hanya dentuman ombak menabrak batu karang yang menemaninya.

" tolong peluk Zyas sebentar aja.... Zyas rindu kalian " Alzyas menekuk kedua kakinya lalu memeluknya dengan erat, tubuhnya mulai bergetar karena kedinginan gadis itu pun memejamkan matanya sejenak.

Seseorang menyentuh pundak Alzyas dengan hangat lalu dia juga merasakan kepalanya di dibelai dengan lembut sontak Alzyas langsung mendongak dan menoleh kebelakang. Kedua mata gadis itu kembali berkaca-kaca, mulut nya seakan terkunci rapat dia kembali berdiri dan berharap ini semua nyata dan bukan halusinasinya bahwa Emely dan Raka kini ada di hadapannya dan satu lagi, Kirana juga berdiri tak jauh darinya. Dimata Alzyas mereka begitu menawan dengan cahaya indah yang menyinari tubuh mereka.

Tiga orang yang sangat dia sayangi berdiri tepat dihadapan nya senyum manis diwajah tampan dan cantik mereka begitu menenangkan jiwanya yang gundah.

" Mom... Dad... " gumam Alzyas, airmata nya tak berhenti menetes

" jangan menangis sayang semua akan baik-baik saja " suara lembut Emely terdengar syahdu ditelinga Alzyas

" kenapa kalian pergi..... " rasa sesak itu semakin menghantam hati Alzyas

" Mommy dan Daddy tidak akan pernah pergi sayang, kami semua akan selalu ada didekat Zyas " suara Raka tak kalah lembutnya dari Emely

" Lie!! nyatanya Mommy dan Daddy nggak pulang, kalian pergi gitu aja ninggalin Zyas dan Milly sendirian " lirih Alzyas dengan airmata yang terus menetes tiada henti.

" I love you princess " senyum manis di wajah cantik Kirana sangat dirindukan oleh Alzyas.

Alzyas sadar bahwa semua ini hanyalah halusinasi nya, karena perlahan mereka berjalan menjauhi dirinya yang masih diam terpaku dengan derai airmata.

********

Milly baru saja menyelesaikan sarapannya dia menoleh kearah pintu kamar Alzyas di lantai dua yang masih tertutup rapat, setelah dari pantai beberapa hari lalu kakaknya itu lebih banyak diam. Milly berinisiatif membawakan sarapan untuk Alzyas dikamarnya.

Milly berjalan menaiki tangga menuju kamar kakaknya dengan membawa baki berisikan dua helai roti tawar selai coklat favorit kakaknya dan segelas s***.

Tok Tok Tok Tok

Sudah beberapa kali Milly mengetuk pintu tapi tidak ada tanda-tanda dari yang empunya.

" kak Zyas!!!! buka pintunya!!!! ini udah pagi!!! jangan jadi kebo Lo!!!! " gurau Milly, dia pun kembali mengetuk pintu

Tok Tok Tok Tok

Tapi tetap saja tidak ada jawaban dari pemilik kamar, Milly mengerenyit heran tidak biasanya Alzyas seperti ini.

" kak sarapan nya gue latakin di atas meja ya!! gue berangkat ke sekolah dulu!!! " pekik gadis itu lagi

*****

Setelah tidak mendengar lagi suara ketukan dari luar dan suara cempreng Milly, barulah sih pemilik kamar beranjak dari tempat tidurnya berjalan gontai masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Alzyas tersenyum melihat baki yang berisikan sarapan untuk dirinya benar-benar Milly letakan di atas meja di dekat pintu kamarnya, selalu saja seperti ini Milly akan selalu mengantarkan sarapan untuk dirinya jika dia tidak sarapan bersama gadis itu.

" selamat pagi Oma!!!!! " Alzyas menghampiri Larasati yang sibuk dengan tanaman mawar di taman belakang

" selamat pagi.... " balas Larasati tanpa menoleh karena dirinya fokus pada tanaman yang ada di depan matanya.

" Milly tadi sudah berangkat dijemput sama temen Zyas yang bule itu " Larasati memberikan pengumuman pada Alzyas.

" Sammy " ujar Alzyas

" oh ya, apa Zyas sudah bilang sama Uncle universitas mana yang mau dipilih? " tanya Larasati dia beranjak untuk mencuci tangannya

" udah Oma... Zyas mau lanjut di Jakarta aja " jawab Alzyas sembari mengotak-atik ponselnya

" kamu yakin tidak mau ikut Uncle untuk kuliah di Belanda? " tanya Larasati lagi, Azka memang sudah beberapa kali membujuk cucunya untuk ikut bersamanya ke Belanda.

" Zyas nggak mau ninggalin Milly sendirian disini Oma.... " jawab Alzyas dengan pelan kedua matanya menatap lekat bunga-bunga mawar yang bermekaran indah dihadapan nya.

Alzyas kembali teringat dulu mendiang Emely lah yang biasa merawat semua tanaman yang ada di taman ini meskipun mereka sudah memiliki tukang kebun sendiri tapi Emely ingin merawat nya sendiri, terlebih pada bunga-bunga mawar itu, karena Emely sangat menyukai bunga mawar.

" rencananya hari ini Zyas mau liat kampus nya Oma " Alzyas meletakkan ponselnya di atas meja setelah membalas pesan dari Narina.

" sama siapa? Aditya? "

Alzyas tersenyum " iya Oma, sama Narina juga "

" Narina temen Zyas yang pendiam nya nggak ketulungan itu " Alzyas terkekeh lalu mengangguk

" yah sudah kalian hati-hati yah sayang "

" iya Oma..... ya udah Zyas siap-siap dulu yah bentar lagi Aditya jemput " Alzyas beranjak dari duduknya lalu berlalu pergi.

Larasati memandang cucu kesayangan yang berjalan masuk kedalam rumah, helaan nafas Larasati terdengar sangat lelah dia tahu bahwa cucunya itu sedang menutupi kesedihannya. Semalam dia melihat Alzyas duduk seorang diri taman ini dengan menangis, cucunya bisa menyembunyikan kesedihannya dari semua orang, tapi tidak untuk dirinya.

" Oma tau sayang, bahwa kamu masih belum bisa menerima kenyataan ini, tapi Oma yakin kamu pasti bisa berdamai dengan luka ini sama seperti saat kamu tahu bahwa Emely adalah ibu kandunmu " batinnya