webnovel

Berlatih Sihir bersama Nora

Keesokan harinya, aku masuk kelas seperti biasa di akademi divisi penyihir. Tapi, yah.. itu sedikit sepi saat ini, karena banyak siswa yang terluka akibat pertempuran kemarin.

" Dika... Ayo ikut kakak... " Tepat ketika kelasku selesai, kakakku datang ke kelasku dan memanggilku.

" Ada apa kak? "

" Ayo ikut kakak... "

" Kemana? "

" Sudah ikut saja... "

Kakakku menarikku dengan paksa, dan aku hanya bisa pasrah mengikutinya.

....

Kakak membawaku kesebuah tempat, itu adalah tempat yang mirip seperti sebuah dojo jepang di duniaku sebelumnya, namun suasana arsitekturnya sedikit berbeda.

" Dimana kita kak? "

" Sudah ayo masuk saja... "

Kami berdua masuk kedalam ruangan itu, disana sudah ada Nora dan kakaknya, si ksatria wanita, Yasmin.

" Selamat siang tuan putri... " Aku segera merubah sikapku yang selama ini kepada Nora, setelah mengetahui bahwa dia adalah putri dari kerajaan Orasia, dan juga seorang Holy Maiden.

" Hmphh... panggil aku seperti biasa... " Nora menampilkan ekspresi cemberut dan membuang muka dariku.

" Tapi.... "

" Andika bukan? " Tanya Yasmin yang sedari tadi melihat percakapanku dengan Nora.

" Iya, tuan putri... "

" Ayolah... Tidak perlu canggung seperti itu, kamu juga bisa memanggilku kak Yasmin... "

" Tapi... "

" Baiklah, alasan kakakmu membawamu kesini adalah untuk berlatih sihir dengan Nora. Semua teman Nora yang berbasis menggunakan sihir tidak mau berlatih bersama dengan Nora, karena dia seorang putri kerajaan. " Kata Yasmin yang menjelaskan alasan aku ada disini.

" Itu tidak berbeda denganku bukan? "

" Kamu berbeda, karena kamu adikku... " Kakakku berkata dengan bangga.

Alasan macam apa itu? Tapi yah.... Sudahlah, lagipula kasihan juga Nora. Mungkin alasan teman-temannya tidak mau berlatih dengannya adalah karena mereka segan dengan dia yang mana adalah seorang putri kerajaan.

" Berlatihlah dengan serius, aku ingin bertambah kuat, aku tidak ingin menjadi beban kakakku lagi, jadi jika ada kejadian seperti kemarin, aku bisa mengatasinya sendiri. " Nora berkata padaku dengan wajah serius.

Ohh... Ternyata gara-gara kejadian kemarin, yah... Wajar saja jika dia ingin bertambah kuat. Tapi apa tidak apa-apa untuk berlatih dengan serius? Aku tahu dia mengalami luka di bagian pergelangan tangan kanannya yang tidak bisa aku sembuhkan dengan skill Priest, aku jadi penasaran luka apa itu?

" Kalau kamu ingin serius, maka kamu harus hati-hati dengan langkah yang akan kamu ambil. Dalam pertarungan nyata, salah langkah sekecil apapun akan memberikan kesempatan untuk lawan menjatuhkanmu... " Kataku menasihati Nora.

" Heh.... Kamu sepertinya sangat pengalaman dalam pertarungan nyata... " Kata Yasmin yang terkejut sesaat melihat ke arahku.

Aku hanya tersenyum dengan penuh makna padanya sebagai jawaban.

Aku mulai berlatih sihir dengan Nora, kami saling menjaga jarak masing-masing dan Nora mulai merapalkan mantranya.

Dalam pertarungan duel antar penyihir, biasanya yang memiliki casting spell yang lebih cepat adalah yang memiliki keunggulan tinggi, namun itu tidak selalu benar. Terkadang ada pemain yang memiliki job penyihir, mereka akan menggunakan equipment set yang memungkinkan mereka untuk mengeluarkan kerusakan yang sangat tinggi, namun dengan casting spell yang lambat, dan kebanyakan dari mereka adalah pemain profesional yang memiliki pemahaman tentang strategi dan memanfaatkan medan tempur sebagai keunggulan mereka, dan aku salah satunya.

Meskipun aku adalah tipe pemain yang lebih mementingkan tingkat kerusakan, tapi ada beberapa juga skill instant spell yang ada dalam pohon skill milikku.

Tapi di dunia ini, sepertinya casting spell tidak berpengaruh sama sekali, karena hampir dari mereka semua memiliki casting spell yang sama, yang mempengaruhi kerusakan seorang penyihir adalah equipment set serta kolam energi sihir yang terkandung dalam tubuh seorang penyihir. Skill yang di miliki oleh penyihir di dunia ini juga kebanyakan mirip satu dengan yang lain, karena mereka mempelajari skill spell dari akar yang sama, yaitu akademi atau dari sebuah buku kuno yang kadang bisa ditemukan dalam sebuah reruntuhan. Mereka yang mampu menciptakan skill spell yang baru adalah seorang Grandmaster penyihir, yang mana adalah seseorang yang sangat memahami asal-usul sebuah sihir dan mengetahui cara membuat aliran sihir menjadi sebuah bentuk yang dapat menyerang ataupun mempertahankan pengguna, dan Grandmaster penyihir sangat langka di dunia ini. Anehnya, setiap skill spell yang ada di dunia ini terdapat juga di pohon skill job High Wizard di game Undertale, sehingga aku tidak terlalu asing dengan mereka.

" Water Bullet Spiral... " Teriak Nora, dan muncul empat air berbentuk spiral di belakangnya, yang kemudian air spiral itu segera memproduksi sebuah peluru dari air.

" Flame strike.... " Nora mengeluarkan dua skill spell secara berturut-turut untuk menyerangku.

Anak ini... Apakah dia tidak memahami kelemahan masing-masing elemen?

" Blink... " Aku segera menggunakan skill Blink untuk menghindari serangan milik Nora, dan segera mencapai posisi di belakangnya. Aku menggunakan Staff milikku untuk menyerang bagian belakang lutut miliknya sehingga membuatnya terjatuh dan kehilangan keseimbangan.

" Kamu.... " Teriak Nora terkejut...

" Sebagai seorang penyihir, kamu di tuntut untuk tidak hanya mahir dalam menggunakan spell saja, kamu juga harus mampu mempertahankan diri dari serangan jarak dekat. Jika kamu memiliki banyak musuh dan salah satu dari mereka menyelinap menyerangmu dari belakang, maka habis sudah... " Aku mengabaikan Nora yang masih terkejut melihatku dan segera menasehatinya.

Disudut ruangan, Yasmin dan kakakku menatapku dengan penuh keheranan.

" Ayo lagi... " Kataku menantang Nora.

Nora segera bangkit sekali lagi, namun kali ini ada yang berbeda dengan tubuhnya, ada cahaya yang keluar dari tubuhnya saat ini.

Apakah itu Body Enchancement?

" Water Bullet Spiral.... Flame Strike... " Nora sekali lagi mengeluarkan skill spell yang sama seperti sebelumnya.

" Wind Step... " Aku segera menghindar menggunakan skill Wind Step yang memungkinkan kecepatan gerakku meningkat lima kali lipat dalam lima detik.

" Ice Chain.... Thunder Palm. " Aku segera mengeluarkan spell serangan kepada Nora, meskipun itu bukan Instant Spell, tapi durasi waktu yang dibutuhkan untuk casting sangat rendah.

Nora terhempas menabrak dinding dibelakangnya akibat dari serangan Thunder Palm milikku.

Apakah aku terlalu keras padanya?

" Blink... " Aku segera menggunakan skill Blink untuk sampai di samping Nora dan membantunya bangun.

" Apakah kamu tidak apa-apa? "

" Uhuk...uhuk...Itu sakit.... "

" Baiklah, jangan bergerak.... "

System Command

Switch Character : Priest

" Heal..... "

" Baiklah, sudah tidak apa-apa sekarang... "

" Hmm.. "

" Mau lanjut? "

" Tentu... "

Setelah itu kami berdua melakukan latihan sekali lagi. Aku memberi saran tentang beberapa strategi tempur yang layak digunakan oleh seorang penyihir kepada Nora, dan aku juga mengajarinya cara memanfaatkan kelemahan setiap elemen sihir dan membuatkan kombo skill yang unik untuknya.

" Baiklah, itu cukup untuk hari ini, aku sudah lelah... " Kata Nora dengan lesu, rambut serta pakaiannya basah oleh keringat.

" Oke... "

" Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan bersama di rumahku? " Tanya Yasmin yang datang menghampiriku dan Nora bersama Kakakku.

Rumahnya? Itu berarti istana kerajaan Orisia?

" Hmm... Itu ide yang bagus... " Kata kakakku dengan semangat, sepertinya dia sudah biasa makan di istana kerajaan.

" Kalau begitu aku akan kembali... "

" Tidak...! Kamu ikut dengan kami, ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan. " Kata kakakku yang segera menarikku ketika kaku hendak pergi.

Sial... Apakah tidak ada pilihan lain?

Akhirnya kami berempat berangkat menuju istana kerajaan bersama. Aku sedikit merasa aneh saat ini, karena aku menaiki kereta bersama tiga wanita yang dua di antaranya memiliki kedudukan penting di kerajaan Orasia, bahkan ada beberapa ksatria istana yang mengawal perjalanan kami.

" Ada apa Dik, sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu? " Tanya Yasmin yang duduk tepat di depanku.

" Tidak, hanya merasa aneh saja. Apakah kalian berdua tidak bisa keluar pergi sendiri tanpa perlindungan ksatria kerajaan? "

" Kami sebenarnya ingin, tapi ayah kami menolaknya. Kamu tahu sendiri, saat ini kita sedang dalam masa perang dengan kerajaan Fiselia, ditambah lagi ada masalah yang disebabkan oleh kultus setan itu. " Yasmin berkata dengan ekspresi pahit di wajahnya.

Apa?? Perang? Aku tahu kalau tentang masalah yang di timbulkan oleh kultus setan, namun masalah kerajaan ini yang sedang berperang, aku tidak tahu sama sekali.

" Hmphh.. di lihat dari ekspresimu, kamu pasti tidak tahu kalau kerajaan ini sedang dalam masa perang. Anak walikota macam apa kamu yang bahkan tidak tahu ketika kerajaannya sendiri dalam masa perang? "

Aku merasa canggung dengan sindiran dari Nora, sejak kami selesai latihan, sikapnya sangat berbeda denganku, seperti dia memusuhiku? Aku tidak tahu alasannya mengapa.

" Sudahlah Nora, lagipula Andika masih anak-anak, dan itu wajar. Tanggung jawabnya sekarang adalah belajar dengan giat di akademi, bukannya memikirkan masalah perang. " Yasmin mencoba menenangkan Nora, dan membuatku sedikit nyaman dengan suasana Saat ini.

Tidak lama kemudian, akhirnya kami tiba di istana kerajaan.

Ini sangat megah....

Sebelumnya aku hanya bisa melihatnya dari jarak jauh, tapi sekarang, disini aku, di depan istana kerajaan yang selalu aku perhatikan dari jauh.

Kami berempat masuk kedalam istana bersama. Seperti biasa, kami disambut oleh pelayan yang ada, itu sama seperti di rumahku, hanya saja pelayan di istana lebih banyak.

" Paman Henry, dimana ayah dan ibu? " Tanya Yasmin kepada seorang pelayan pria paruh baya, sepertinya dia adalah pemimpin dari para pelayan ini.

" Raja dan Ratu ada di taman sedang menikmati teh, tuan putri... "

" Baiklah aku akan kesana, terima kasih paman Henry. "

" Ayo... Aku akan mengenalkanmu kepada ayah dan ibuku. " Kata Yasmin kepadaku.

Heh... Aku akan dikenalkan kepada Raja dan Ratu? Sikap apa yang harus aku ambil? Jujur saja, aku sangat gugup sekarang.

" Ayolah berperilaku biasa saja, jangan takut.. " kata kakakku yang mendorongku untuk maju.

Kami sampai di taman kerajaan, itu adalah pemandangan yang sangat indah, banyak jenis bunga yang tertanam di setiap sisi taman tersebut, dan disana ada pasangan paruh baya yang sedang menikmati waktu mereka.

Nora dan Yasmin datang menghampiri kedua orang tuanya dan memeluk mereka, dan kakakku.. dia juga datang dan memeluk pasangan itu, aku tidak tahu kalau ternyata kakakku sangat akrab dengan Raja dan Ratu kerajaan Orasia.

Aku ditinggalkan berdiri sendiri tanpa tahu harus berbuat apa. Aku merasa seperti duniaku dan mereka berbeda.

" Hei nak, kemarilah.. untuk apa kamu berdiri diam disana, kemari dan peluk paman ini... " Kata Raja dengan ramah memanggilku.

Heh... Raja ini... Dia terlalu...

Aku datang menghampiri sang Raja dan menyapanya dengan apa yang aku anggap sopan.

" Ada apa dengan cara bicara formal itu? Kemari peluk paman... " Raja bangkit dari duduknya dan segera memelukku.

" Siapa namamu nak? "

" Andika Giovani... "

" Hmm... Aku sebenarnya sudah tahu itu, hanya saja aku ingin mendengarnya langsung darimu.. "

Sial... Orang tua ini mempermainkanku.

" Hahaha.... " Raja tertawa terbahak-bahak di depanku yang semakin membuatku jengkel.

" Ngomong-ngomong aku sudah mendengarnya, kamu baru saja berlatih sihir dengan Nora, dan kamu menghabisinya telak. "

Aku tidak tahu harus menjawab apa dengan perkataan Raja itu.

" Kamu memiliki masa depan yang cerah nak. Kamu harus tau kalau Nora dilatih sihir oleh seorang Grandmaster penyihir istana yang terkenal, Grandmaster Vina, dan kamu bisa mengalahkan muridnya, itu sungguh prestasi yang sangat luar biasa. "

" Hmmpphh dia hanya seorang penipu.. " Nora menimpali perkataan ayahnya dengan cemberut.

Kenapa sih anak ini?

" Hmm... " Raja itu menatap Nora dengan ekspresi bingung.

" Sayang, sepertinya anak kita sedang.... " Sang Ratu mendekati Raja dan membisikan sesuatu yang aku tidak tahu apa itu.

" Hmm... Dengar sayang... Andika adalah seseorang yang bisa mengalahkanmu, dan itu menunjukan dia adalah orang yang sangat berbakat, dan juga pastinya masa depannya akan lebih baik, jadi jika kamu ingin mendapatkannya, kamu harus berusaha dari sekarang sebelum semakin banyak persaingan di masa depan... " Raja mengatakan kata-kata yang aneh kepada Nora.

" A.. apa maksud ayah.. aku.. dengan dia.. tidak mungkin, dia adalah seorang pembohong... "

" Hahaha... " Raja, Ratu, dan Yasmin, bahkan kakakku tertawa melihat penampilan Nora. Sepertinya hanya aku dan Nora yang tidak paham apa yang sedang di bicarakan.