webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Thiếu niên
Không đủ số lượng người đọc
194 Chs
#ROMANCE

Part 38 - Kekuatan Perempuan

"Nah, kan... sakit kan?" ucap Ibunya Aksa.

"Haaacihh!!"

Tak selang berapa jam dari kepulangan Aksa, keesokan harinya ia bersin-bersin. Flu menimpanya. Agaknya, hujan yang ia terobos kala itu dan tak langsung kembali ke rumah, membuatnya sakit.

"Sudah... lain kali jangan nerabas hujan, kalau hujan. Jangan jadi pangeran di bawah hujan. Apalagi bergaya jadi malaikat."

"Iya, Bu."

"Hari ini ndak ada acara kan? Atau ada yang perlu diurus lagi?"

"Ndak ada, Bu. Berkas pindahan sudah Aksa urus semua."

"Syukurlah. Semoga betah lanjut kuliah di sini."

"Aamiin. Oh ya, gimana dengan Ayya? Bukannya kemarin pergi sama dia?"

"Iya, Bu. Kemarin memang pergi berempat."

"Oh ya... pas Aksa anterin ke rumah Ayya juga Ibunya nitip salam buat Ibu."

"Alhamdulillah.... mereka semua sehat?"

"Alhamdulillah... sehat, Bu."

"Lain kali ajak Ayya kesini, Nak."

"Sudah pernah Aksa bilang kok."

"Oh ya? Terus?"