"Kalian langsung balik kan? Aku mungkin ke kota B dulu beli oleh-oleh", ujar Xavier saat akan membuka kunci mobilnya. Ia mengencangkan tempat duduk untuk Kirana di bagian belakang bangku penumpang.
"Sayang kamu mau ke kota B juga ngga? Biasanya kamu nyari asinan?", tanya Pras kepada Xena sambil mengencangkan tempat duduk kedua bayi kembarnya.
"Ngga deh. Aku mau yang ketempat produk susu aja, kita ngelewatin nanti, buat anak-anak cemil cemil. Ngga apa kan Wilma dan Michael, mampir sebentar", ujar Xena.
"Gw juga mau beli oleh-oleh buat mama sama adik gw", ujar Wilma.
"Kak aku ngga ikut ke kota B ya, aku mau beli produk susu aja. Nanti Kirana aku beliin juga", ujar Xena.
"Ok. Kamu mau asinan buah atau asinan sayur? Aku beliin sekalian?", tanya Xavier sambil membukakan pintu untuk Adriana yang menggendong Kirana masuk ke mobil.
"Sayur aja deh, aku sukanya asinan sayur. Makasih ya kak", ujar Xena.
"Xavier, gw ngga ditawarin?", tanya Pras dengan cueknya.
"Loe beli sendiri lah", ujar Xavier mencibir.
"Jee gitu loe ya sama gw. Gw titip asinan buah deh, sama roti Unyil ya", ujar Pras.
"Boleh, harga 3 kali lipat ya", ujar Xavier.
"Busyet, parah loe", ujar Pras.
"Xavier kalo buat Pras jangan 3 kali lipat, 6 kali lipat aja pasti dibayar kok. Lah dia dapat deviden gede kok dari CAT", ujar Takeshi kencang.
"Wah loh berani maen kroyokan sama Xavier nentang gw?", tanya Pras kesal.
"Wah bener juga ya. Ya Uda kalau loe mau ganti 5 kali lipat deh, gw uda Bae tuh", ujar Xavier makin menggoda.
"Minta sama Ade loe nih. Uangnya semua dia yang pegang", ujar Pras sambil menunjuk Xena.
"Apa kak? Kamu berani minta uang yang Uda masuk kantong aku? Mau tidur di luar ntar malam?", herdik Xena.
"Ampun sayang, ngga kok", ujar Pras nyengir.
"Hahahahaha ... Takeshi kalo loe mau kalahin Pras gampang kok, suruh aja Xena yang maju, dia ngga bakalan berkutik kalau di depan istrinya", ujar Xavier makin menggoda.
"Xena hebat, Pras macam-macam suruh tidur di garasi aja", ledek Nina yang mulai bisa mengikuti keakraban mereka.
"Jangan lagi di garasi, di luar gerbang rumah Nina kalau dia berani macam-macam", ujar Xena tegas.
"Yeee kalau aku dikunciin di depan gerbang, aku pulang ke rumah Papi sama Mami", ujar Pras cuek.
"Mau coba sayang?", ancam Xena.
"Ngga sayang, jangan ya. I Love You with all my heart and I will never betray you", ujar Pras.
"Jeeeee ... wait gw mesti tulis tuh buat ngerayu Nina", ujar Takeshi.
"Heee cari quote sendiri jangan tiru-tiru kata-kata gw", herdik Pras.
"Uda akh ngga selesai-selesai kalian bercanda. Lily kita langsung pulang aja ya biar kamu cepat istirahat", ujar Nina menengahi.
"Iya nih tau kak Takeshi, kak Pras sama kak Xavier samanya aja. Kalau main ledek-ledekan ngga habis-habis", keluh Lily yang kemudian masuk ke mobil Takeshi dan Anthony mengikuti.
"Kapan lagi Lily ledekin mereka berdua, kalau perang tender, mereka kalah terus sama Lexi Group", ujar Pras tersenyum.
"Heh loe baru menang beberapa kali aja uda bangga banget. CAT tuh yang kalah terus", ujar Xavier.
"Iya iya, ngaku deh kalah mulu dari kalian berdua. Makanya sekarang cari aman, kalau kalian ikut tender, CAT lebih baik mundur", ujar Takeshi.
"Weeitss kalau ada gw di CAT tak akan gw biarkan CAT mundur, perang lawan WD Group", ujar Pras cuek.
"Heh Bawel mau loe ditegur sama Daddy lagi? Rasakan loe ditegur Daddy gara-gara tender yang di PT.X kemarin", ujar Xavier tersenyum meledek.
"Daddy ngga pernah negur gw si, malah Daddy nawarin mau tambahan dana ngga? Kasian deh Xavier salah info", ledek Pras cuek.
"Wah assisten gw mesti dididik ulang ne", ujar Xavier geram.
"Ayooo jalan ya duluan", teriak Takeshi lalu melajukan mobilnya keluar dari area Villa.
"Bye kakak, bye Adriana. Kak nanti kalau aku belum datang, Kirana titip Mommy aja ya, nanti aku ambil di Mommy", ujar Xena sambil mencium Kirana lalu mencium Adriana dan memeluk Xavier.
"Iya, nanti aku titip Mommy, kan aku harus antar calon kakak iparmu pulang dulu", ujar Xavier menggoda yang membuat muka Adriana memerah.
"Apa si kak Xavier", ujarnya malu.
"Iya aku tau. Makanya nanti Kirana ngga usah dibawa ke rumah Adriana, nanti kakak repot nyetir mobil kalo ngga ada yang pegang Kirana. Dia ngga mau diam", ujar Xena lalu setelah melihat anggukan kepala Xavier masuk mobil yang kemudikan Pras melaju meninggalkan area Villa.
Xavier masuk ke mobil di bagian sopir sementara Kirana yang duduk di kursi bayi telah diletakkan di bagian belakang dengan Adriana duduk disebelahnya.
"Adriana kamu mau ada yang dibeli dulu ngga sepanjang jalan ini?", tanya Xavier lembut sambil tetap fokus menyupir.
Wajahnya lebih berseri dari hari kemarin karena sepertinya hatinya bahagia dan iapun telah cukup tidur semalam.
"Panggil aku Riana kak, keluargaku memanggilku dengan nama itu", ujar Adriana lembut.
"Aku panggil kamu sayang aja ya kalau kita sedang bertiga dengan Kirana, boleh?", tanya Xavier lembut.
"Hmm boleh", ujar Adriana.
"Sayang, mengenai kita, apakah kamu tidak keberatan kalau aku segera melamarmu?", tanya Xavier.
"Tidak kak. Kalau kamu ingin menyegerakan yang baik, silakan aja kak temui kedua orangtuaku", ujar Adriana malu-malu.
"Kamu tetap menyelesaikan kuliahmu dulu dan nanti setelah lulus kamu bisa bekerja di WD Group jadi biar orang tuamu tidak kecewa kalau kamu cepat-cepat menikah denganku", ujar Xavier tersenyum.
Dia melihat wajah Adriana dari kaca mobil di tengah dan ia sangat senang saat melihat senyum mengukir diwajah Adriana.
"Sayang apakah kamu menyesal? Aku ini seorang duda dengan anak loh. Apa kamu nantinya ngga malu kalau ada yang bertanya kenapa kamu memilih duda dengan anak daripada seorang perjaka", ujar Xavier lembut.
"Tidak kak, Insya Allah aku ngga akan pernah menyesal. Aku tahu kakak seperti apa, hatiku telah jatuh cinta pada Kirana", ujar Adriana sambil mengelus kepala kecil yang terkulai tertidur disampingnya.
"Jadi jatuh cintanya sama Kirana ya, bukan sama papa nya Kirana?", goda Xavier.
"Kan kalau sama papanya Kirana sudah pernah jatuh cintanya", balas Adriana lembut.
"Jujur Adriana, ini semua mungkin terlalu cepat untukku tapi aku mulai bisa mengikhlaskan Luna dan memberikan tempat yang kosong dihatiku untukmu. Tapi kamu jangan beranggapan kamu adalah pengganti. Kamu dan Luna ada wanita yang berbeda yang dikirimkan Tuhan untuk melengkapi hidupku. Tempatmu berbeda dengan Luna dihatiku tapi kalian berdua mempunyai kedudukan yang sama. Aku sangat berharap Lunapun ingin aku bahagia dengan membiarkan anaknya memanggilmu mama, membuat Kirana nyaman bersamamu", ujar Xavier.
"Semoga ya kak. Aku akan berusaha sekuatnya menjaga Kirana", ujar Adriana lembut.
"Apa kesukaanmu selain coklat putih?", tanya Xavier.
"Apa ya? Aku suka apa aja kok kak. Kamu ngga perlu terlalu romantis bersamaku kak, aku suka orang yang apa adanya. Be your self when you're with me kak", ujar Adriana tersenyum.
"Aku ingin menjadi imam mu yang baik. Tegur aku saat aku salah ya", ujar Xavier.
"Sama ya kak, kita akan saling menjaga hubungan ini, semoga Tuhan meridhoi hubungan kita ini", ujar Adriana.
"Aaamiiin", ujar mereka berdua serempak.
Tanpa terasa mereka telah sampai ditujuan mereka kota B. Xavier menemani Adriana berbelanja oleh-oleh. Satu tangannya memegang erat Kirana dalam gendongan kain di depan dadanya sementara tangan lain menggenggam erat tangan Adriana. Adriana terlihat bahagia disamping Xavier, ia selalu tersenyum sambil sesekali melihat tangannya dalam genggaman Xavier.