webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
114 Chs

Chapter 17

Kaito

Kapan hujan ini reda sih ... eh, bukan nya aku bawa payung di tas ku ya.

Aku pun membuka ranselku dan mencari payung darurat yang biasa aku gunakan di saat seperti ini. Aku menemukanya payung hitam ku.

"Senpai ... aku pulang dulu ya", ucap ku seraya membuka payung ku.

"Serius kamu? Ninggalin cewek sendiri di halte waktu hujan?", ucap kak Sakura.

"Kalau pengen bareng ngomong aja ...", jawab ku dengan nada malasku.

Kami berdua pun berjalan dengan berbagi payung.

Loh, dia kok gak maksa aku ke rumah Ruui senpai atau balik ke sekolah buat ikut klub? ... ah, bukanya ini keuntungan buatku.

"Loh ... Mina kemana senpai?, kok gak keliatan", tanyaku ditengah langkah kami berdua.

"Hmm ... dia kan ikut klub lari ... musim panas ini dia ada lomba", jawab kak Sakura.

Setelah percakapan itu tak sepatah kata pun keluar dari mulut kami berdua. Aku merasa canggung karena kami belum saling mengenal dengan baik.

Aku pun mengantar kak Sakura sampai ke depan gedung apartemen nya.

"Ini apartemen senpai? ya sudah aku pulang dulu ..."

"Oi ... kau harus tanggung jawab", ucap kak Sakura menyelaku.

"Eh, ta-tanggung jawab kenapa? ... aku kan gak ngapa-apain senpai ...", tanyaku bingung.

Tanpa basa-basi kak Sakura menarik ku masuk ke gedung apartemen nya. Kami naik ke lantai tiga dan disini lah apartemen kak sakura.

Ini pertama kalinya aku masuk ke apartemen gadis yang seumuran dengan ku. Aku merasa canggung dan gugup.

"Kamu tunggu di situ aja ... aku mau ganti baju", kata kak Sakura seraya melangkah menuju kamar nya.

Oi ... apa tak masalah mengajak laki laki masuk ke apartemen saat kau sendiri? ... yang gak nyaman kok malah aku ya?

Setelah kak Sakura mengganti baju nya, kak Sakura membuat teh hangat untuk menghangatkan tubuh kami setelah kehujanan.

Kami berdua pun duduk di meja makan.

"Kau ingin tau kenapa Ai di incar anak kelas tiga kan?", ucap kak Sakura seraya menyeruput teh nya.

"Eh, loh ... kenapa senpai bisa tau?", ucap ku terkejut.

"Aku hanya menebak nya", kata kak Sakura dengan senyuman nya.

"Kau harus tanggung jawab dulu ... karena kau tak mau ikut klub hari ini dan kau berencana pulang ... aku yang akan membimbing mu hari ini", jelas kak Sakura.

Aduh ... jatoh nya aku di suruh nulis juga kan ... apa ini memang takdir ku?

(-(-(-(-(-(-(-(-(-(

Kenangan Kaito dengan Ame

•* Perpustakaan kota*

"Senpai mau ke festival bareng gak?", tanya Ame sembari menarik lengan seragam SMP ku.

"Eh ... malam ini?", tanya ku.

"Iya!", jawab nya dengan ceria.

Malam ini setelah selesai dengan urusan di perpustakaan kota kami segera melangkah menuju tempat festival yang tak jauh dari perpustakaan kota.

Kami berdua menikmati malam ini dengan canda dan tawa. Aku seakan melupakan segalanya, hanya kebahagiaan yang kurasaakan saat ini.

Setelah selesai bermain dan menikmati makanan khas musim panas di festival ini, saat yang kami tunggu telah tiba. Malam puncak festival yaitu pertunjukan kembang api.

Tempat terbaik untuk melihat pertunjukan ini adalah di lapangan. Kami pun berdiri berdampingan di tengah keramaian di lapangan ini.

"Senpai ... setelah novel kita selesai apa kau akan menulis novel lagi?", tanya Ame.

"Tentu ... kau akan tetap menulis bersama mu", ucap ku sembari memandang langit malam yang penuh bintang.

"Janji ya?", kata Ame seraya menggenggam tangan ku.

"Iya ... selalu ... aku akan bersama mu", ucap ku menatap wajah nya.

Tepat saat itu juga air mata mulai mengalir di pipi Ame.

"Ame ... kok nangis?", tanya ku.

"Senpai ... terima kasih ... untuk segala nya ...", ucap Ame seraya memeluk ku dengan erat.

*Duar *...

Suara kembang api yang meledak di langit malam.

Eh, Ame memeluk ku? ... aku ingin bertanya kenapa tapi para kembang api yang meledak di langit seakan melarang ku.

Aku hanya memandang langit. Air mata Ame mulai membasahi seragam ku. Aku merasakan kehangatan yang tak pernah kurasakan sebelumnya.

)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)

Kaito

*Bruak *...

Suara ku memukul meja.

"Aaahhh!!! ... aku ... aku tak bisa melakukan ini!", teriak ku sembari memandang kertas di depan ku.

Kenapa?!! ... Kenapa?!! ... suara ... senyum ... wajah ... kenangan ... semuanya ... selalu muncul dikepala ku.

"Ka-Kaito ... apa kau baik baik saja?", tanya kak Sakura khawatir.

Air mata mulai menetes dan membasahi kertas di depan ku. Tangan ku yang memegang pulpen mulai gemetar.

"Hmm ... aku tak apa", jawab ku menahan air mata yang keluar.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Sakura

Apa ini?! ... aku merasakan nya ... penderitaan nya ... seakan membendung nya untuk kembali menulis.

Ekspresi yang dingin itu berubah menjadi lautan api saat dia berusaha untuk menulis ... sebenar nya apa yang terjadi pada nya?

"Ka-Kaito ... sudah hentikan saja", pinta ku khawatir.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

"Aku harus melawan nya sekarang senpai ... kalau tidak ..."

Tiba tiba kak Sakura memeluk ku dengan erat.

"Kau tak bisa melawan nya sendiri ... aku yakin itu", kata kak Sakura sembari memeluk ku dengan erat.