webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Teen
Not enough ratings
114 Chs

Chapter 16

Kaito

Saat aku melihat ke arah meja kami. Aku melihat tulisan dan coretan di meja kami.

Dasar bisu!

Suka rebut cowo orang!

Cih, apa coba yang Ai lakukan sampai anak kelas 3 melakukan semua ini padanya?

Saat Ai melihat aku membaca coretan yang ada di meja, ia segera mengelap meja kami dengan tisu nya.

"Hei ... udah biar aku aja", ucap ku sembari menahan tangan nya.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Ai

Eh, Kaito ... dia menyentuh tangan ku, apa ini mimpi?

Rasa gugup ini seakan tak tertahankan. Pipi ku seketika memerah dan aku menjadi salah tingkah. Aku pun melepaskan tisu yang ku gunakan untuk mengelap meja dan aku malah menepis tangan Kaito dengan keras.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Ai menepis tangan ku dengan kasar. Lalu berlari keluar dari kelas.

Loh, aku salah apa?, apa aku terlalu kasar? ... dia memang aneh ... tapi ... itulah yang semakin membuat ku tertarik pada nya.

Aku pun membersihkan semua coretan yang ada di meja kami dan ujian hari ini sama sekali tak mengganggu ku. Yang mengganggu ku adalah, Ai tak mau aku ajak bicara.

Dia kenapa ya?, Marah pada ku?, tapi aku salah apa?

Hanya pertanyaan itu yang terlintas di pikiran ku saat mengerjakan ujian hari ini.

Rasa penasaran pun menghantui ku karena melihat coretan di meja tadi.

Memang nya apa yang dia lakukan ya? ... cih, aku malah jadi penasaran gini ... apa aku tanya ke Shou senpai aja ya?

Karena hari ini pulang lebih awal karena ujian tengah semester, aku memutuskan untuk pergi ke ruang OSIS sebelum menuju ke ruang klub. Aku pun melangkah ke ruang OSIS yang berada di lantai dua.

Saat aku membuka pintu dengan perlahan, aku hanya melihat Chika yang duduk di sofa yang berada di ruang OSIS.

"Permisi ... dimana Shou senpai?", tanya ku.

"Dia lagi banyak urusan ... apa pacar mu sakit lagi?", ucap Chika dengan wajah cuek nya.

"Oi ... dia bukan pacar ku ... ya sudah aku pergi dulu ...", ucap ku seraya menutup kembali pintu ruang OSIS.

Saat aku ingin melangkah ke ruang klub, suara seseorang menghentikan langkah ku.

"Oi kohai", sapa kak Ruui dengan wajah datar nya.

"Hmm ... kenapa?", tanya ku dengan wajah cuek.

"Aku sudah kirim alamat rumah ku, jangan tersesat saat kerumah ku nanti", kata kak Ruui seraya melangkah menuju ruang klub.

Apa dia pikir aku akan menuruti kata pak Kakegawa? ... aku tak akan ke rumah nya sore ini, bikin capek aja.

Libur dulu aja lah ... capek.

Aku pun kembali menuruni tangga dan melangkah keluar dari sekolah. Aku akan pulang karena rasa malas berhasil menarik ku untuk pulang ke rumah.

Tepat saat aku keluar dari gerbang sekolah, tetesan air hujan mulai jatuh. Tanpa pikir panjang aku segera berlari menuju halte bus di depan sekolah untuk berteduh.

"Aelah malah hujan ...", keluh ku sembari berteduh di halte bus depan sekolah.

Tanpa sadar bahu ku menyenggol seseorang di samping ku.

"Maaf", ucap ku sembari menoleh ke arah nya.

Ternyata gadis yang berdiri di sisi ku adalah kak Sakura.

"Kau ingin pulang kan?", kata kak Sakura tanpa menatap ku.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Sakura

"Sakura ... pulang sekolah kau bisa ke halte bus di depan sekolah?", pinta Kakegawa sensei padaku waktu jam istirahat tadi.

Bagaimana guru sialan itu bisa tau Kaito akan bolos ke klub hari ini? ... apa Kaito itu memang dirinya di masa lalu?

Suasana pun menjadi hening seketika. Hanya suara rintikan hujan dan suara mobil yang sesekali lewat di depan kami.

"Jika kau mau jadi penulis handal ... kau harus mengerti perasaan orang lain", ucapan Kakegawa sensei yang terngiang di kepalaku.

Apa dia berniat untuk menjadikan Kaito bahan latihan ku? ... masalah nya Kaito ... hatinya sudah dipenuhi salju yang lebat, bagaimana aku bisa mengerti perasaan yang sangat dingin ini?

=°=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Cih, ini sama saja aku tertangkap basah saat mencontek. Apa dia akan memaksa ku untuk ikut klub sialan itu?

Aku tak ingin menjawab pertanyaan nya tadi. Aku hanya terdiam melihat tetesan air hujan yang jatuh di jalan.

Tunggu ... hujan?

(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(

Kenangan Kaito besama Ame

Kaito

Saat kami ingin melangkah keluar dari perpustakaan kota, tetesan air hujan di musim panas sudah menunggu kami di luar pintu kaca itu.

"Woah ... hujan di musim panas loh senpai", ucap Ame seraya menarik lengan seragam ku.

"Hmm ... jarang jarang ada hujan di musim panas gini", ucap ku sembari membuka pintu keluar.

"Aku duluan ya senpai ...", kata Ame seraya berlari keluar dari perpustakaan kota.

"Oi!!! Kau bisa sakit loh", teriak ku sembari berusaha mengejar langkah nya.

Seperti anak kecil yang bermain kejar kejaran, kami terus berlari menerobos hujan. Tanpa menghiraukan rasa lelah ku, aku tetap mengejar nya.

Ame menghentikan langkah nya tepat di tengah sebuah jembatan yang dibangun diatas aliran sungai. Aku pun menghentikan langkah ku dengan nafas yang terengah engah. Ame menoleh ke arah ku dan mengarahkan jari telunjuk nya padaku.

"Aku adalah hujan ... jadi aku tak akan pernah sakit karena air hujan", ucap nya dengan senyuman manis.

)-)-)-)-)-)-)-)-)-)

Kaito

Bohong, saat kau mengatakan nya aku sangat percaya padamu. Rasa lelah karena berlari pada waktu itu seakan lenyap karena tetesan hujan.

Senyum manis mu yang dihiasi oleh tetesan hujan waktu itu tak pernah menghilang dari kepala ku. Kenapa kau berbohong padaku ... kenapa?

Tanpa sadar aku kembali meneteskan air mata.

"Ka-Kaito kau nangis?", tanya kak Sakura.

Aku segera mengusap air mataku dengan punggung tangan ku.

"Mana mungkin aku nangis ...", ucap ku seraya memalingkan wajah ku dari nya.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Sakura

"Dia kehilangan hujan semangat nya", ucapan Kakegawa sensei yang terngiang di kepalaku.

Hujan ya ... apa karena itu dia menderita? ... laki laki dingin sepertinya sampai meneteskan air mata ... hujan di musim panas pasti sangat berarti bagi nya.