"Han Yoona, Kamu tidak perlu melakukan ini" ucap Han Jisung lirih yang kini terlihat babak belur "Kamu akan terlibat masalah" Lanjutnya merasa bersalah karena secara tidak langsung menyeret Han Yoona dalam masalahnya
Han Jisung tengah di obati oleh petugas medis ketika Han Yoona mengatakan bahwa ada 3 anak laki-laki lain yang juga terluka di halaman belakang sekolah sehingga beberapa petugas medis kesana untuk memberi pertolongan pada mereka tapi mereka sudah tidak ada.
"Apa mereka sering melakukan ini padamu?" tanya Han Yoona melihat beberapa memar di tubuh saudaranya sembari menyodorkan air minum pada Han Jisung yang tengah duduk di depan mini market setelah mereka keluar dari klinik
"Tidak, ini pertama kali mereka melakukan ini padaku" gumam Han Jisung
"Jangan bohong" sela Han Yoona tidak percaya
"Mereka memang selalu seperti ini, semua murid juga mengetahui itu tapi tidak ada yang berani melaporkan mereka" jelas Han Jisung
"Jadi mereka memang para pembully?" tanya Han Yoona "Sampah seperti mereka harus di laporkan" lanjutnya sembari meneguk air minumnya
"Biarkan saja, Aku tidak ingin ibu khawatir" gumamnya pelan
"Ibu akan lebih khawatir jika terjadi sesuatu padamu tapi tidak mengetahui apa yang sudah terjadi pada anaknya" timpal Han Yoona menghela napas
"Jangan katakan apapun pada Kak Henry dan Ibu tentang masalah ini" mohon Han Jisung " Ibu sudah cukup lelah karena menjadi orang tua tunggal selama ini" lanjut Han Jisung sedikit bergumam
"Ibu… " ucap Han Yoona seperti berpikir panjang untuk memulai pertanyaannya berikutnya membuat Han Jisung menatapnya penasaran
"Apakah selama ini Ibu mengalami kesulitan?" tanya Han Yoona ragu
"Ibu terliat sangat baik sampai kami tidak pernah melihatnya mengalami kesulitan" jelas Han Jisung "Tapi kami tau apa yang sebenarnya ibu rasakan" lanjutnya
"Bagaimana dengan Ayah?" tanya Han Jisung penasaran
"Aku tidak begitu dekat dengannya, bahkan jarang bertemu dengannya" jawab Han Yoona dengan senyum aneh membuat Jisung mengerutkan keningnya
"Oke, bisa dikatakan aku tidak begitu mengenalnya. Aku bahkan tidak pernah memanggilnya dengan sebutan 'Ayah'" jelas Han Yoona lalu tertawa konyol
"Benarkah?" respon Han Jisung kaget
"Aku tinggal dengan kakek dan nenek, dia akan pulang jika ada perayaan atau hari besar. Selain itu dia akan berada di rumah dinas" jelas Han Yoona "Dia sepertinya lebih menyukai anak laki-laki tapi entah kenapa dia tidak membawamu melainkan aku" lanjutnya
Han Jisung tidak bisa mengatakan apa-apa untuk menhibur Han Yoona. Dalam lubuk hatinya, Han Jisung sangat ingin mengenal Ayahnya, dia sangat iri dan kesal saat teman-temannya membandingkan Ayah mereka tapi dia bahkan tidak tau seperti apa sosok Ayahnya.
Han Jisung ingin bertanya kepada Han Yoona tapi Egonya terlalu besar untuk sekedar menanyakan semua itu.
~~~
Keesokan harinya sekolah ramai dengan video kekerasan yang ada di halaman utama forum sekolah. Para murid merasa ini adalah balasan untuk ketiga senior tingkat akhir itu karena memang sudah sangat terkenal sebagai pembully di sekolah tersebut dan berharap ketiganya mendapat hukuman karena itu. Tapi yang terjadi kemudian di luar dugaan ketika polisi datang untuk menangkap Han Yoona karena melakukan kekerasan sekolah kepada 3 anak laki-laki yang kini telah berada di rumah sakit.
Saat di kantor polisi Han Yoona bahkan tidak mengelak dan mengakui apa yang dia lakukan.
"Saya memang memukul mereka bertiga untuk perlindungan diri, saya tidak mungkin hanya diam dan menerima pukulan secara sepihak kan, Pak Polisi?" jawab Han Yoona membuat penyidik tersebut menggelengkan kepala karena heran saat mendapatkan laporan bahwa seorang gadis memukuli 3 remaja laki-laki sampai dilarikan ke rumah sakit
"Bukankah seharusnya kamu lari dan minta pertolongan"
"Saya tidak mungkin lari karena ada teman saya di sana yang sebelumnya sudah mereka pukuli" elak Han Yoona sembari melirik Han Jisung yang duduk di belakangnya
"Jadi kamu berniat menolong temanmu?"
"Tidak bisa dikatakan seperti itu, karena saya tidak sengaja melihat mereka dan merekamnya lalu saya mengunggah ke forum sekolah, saya pikir itulah yang membuat mereka marah" jelas Han Yoona
Penyidik kembali menggelengkan kepala pasrah, gadis ini terlalu ceroboh. Pengacara pihak lain berusaha menuntut agar Han Yoona di kurung untuk efek jera. Tanpa wali tanpa pengacara Han Yoona seolah tidak memiliki keluarga, Han Jisung yang juga ikut ke kantor polisi sangat khawatir dan mencoba menghubungi Ibunya tapi di cegah oleh Han Yoona
"Jangan sampai mereka tau bahwa kamu adalah saudaraku" ujar Han Yoona
Disisi lain James sangat marah saat orang suruhannya memberitahunya jika Han Yoona di bawah ke kantor polisi karena berkelahi. James sudah mengetahui ini akan terjadi cepat atau lambat. Dia selama ini menutup mata sebelah saat tau putrinya diam-diam belajar bela diri dengan William.
Yang membuatnya semakin marah bahwa alasan Han Yoona berkelahi karena membantu saudara laki-lakinya yang tengah di keroyok oleh para pembully itu.
"Selesaikan masalah disana, dan bawah putriku pulang" ucapnya lalu menutup sambungan teleponnya sembari mengusap wajahnya kesal.
Tak lama seorang pria datang ke kantor polisi mengaku sebagai pengaraca Han Yoona dan menjaminnya keluar.
"Nona Yohanna, Tuan Wilson meminta saya untuk menjemput anda pulang" katanya setelah keluar dari kantor polisi tapi tidak mendapat jawaban dari Han Yoona yang langsung mengajak Han Jisung pergi.
Ternyata masalah itu tidak berakhir hanya sampai disitu, keesokkan harinya Han Yoona di panggil keruangan kelapa sekolah dan mendapat hukuman yang tidak seharusnya dia dapatkan, yaitu Drop Out dari sekolah.
Situasi sekolah agak kacau mendengar keputusan kepala sekolah yang seolah tutup mata dengan apa yang di lakukan anaknya dan teman-temannya.
"Lebih baik kamu tidak membangkang dan menerima keputusan ini dengan patuh. Masa depan Kakakmu ada di tanganku" kata-kata ini selalu terngiang dia kepala Han Yoona, Ayah dari Lee DongHyun adalah manager Agensi Henry bekerja.
Karena itu, Han Yoona menuruti kemauan mereka dan keluar dari sekolah. Han Yoona dengan tenang mengemas semua barang-barangnya yang ada di loker membuat beberapa murid yang melihatnya merasa sedih walaupun dia bukan murid yang gampang bergaul dan tidak akrab dengan mereka.
"Yoona, maafkan aku" ucap Han Jisung lirih hanya mendapat senyuman dari Han Yoona dan ikuti sebuah tepukan pelan di pundaknya
"Bukan salahmu" sahutnya tersenyum
"Han Yoona" panggil Lucas membuat langkah Han Yoona terhenti
"Kamu baik-baik saja?" tanya Lucas yang masih terengah-engah karena berlari turun dari lantai dua setelah mendengar Han Yoona di keluarkan dari sekolah karena berkelahi dengan beberapa kakak kelas
"Aku tidak apa-apa" sahut Han Yoona pelan terdengar pilu membuat Lucas segera melangkah maju mendekati Han Yoona lalu memeluknya
Han Jisung yang biasanya sangat posesif tidak melakukan apa-apa hanya berdiri diam di belakang Han Yoona melihat Lucas memeluk adiknya
Han Yoona mematung tidak bisa mendorong Lucas yang semakit erat memeluknya
"Hei… kalian berdua, ini masih di sekolah" sela Han Jisung melihat Han Yoona mulai berontak tidak nyaman dan memisahkan mereka
"Aku hanya pindah sekolah, bukan mati jangan menangis" gerutu Han Yoona senekan emosinya lalu melirik Han Jisung "Jaga dia" lanjutnya dan pergi meninggalkan dua remaja laki-laki itu yang mulai dekat dan sepertinya akan menjadi sabahat.
Setelah memutuskan untuk meninggalkan sekolah Han Yoona tidak punya pilihan selain pindah keluar negeri kembali ke Ayahnya dan melanjutkan sekolah di sana. Ada beberapa hal yang harus dia tanggung sendiri karena pilihan yang tidak bisa dia tolak.
"Kenapa tiba-tiba ingin kembali?" tanya Henry yang langsung pulang setelah tau adiknya memutuskan pergi
"Ini lebih baik"
"Apa ada masalah? Ada yang menganggumu di sekolah?"
"Apa aku terlihat seperti orang yang mudah di ganggu?" sahut Han Yoona memutar matanya lalu sibuk mengemas beberapa barang masuk ke dalam kopernya
"Tidak bisakah tetap sekolah disini? Ada banyak sekolah bagus di sini" bujuk Henry lagi melihat Han Yoona selesai dengan kopernya
Han Jisung tidak bisa mengatakan apapun saat melihat barang-barang Han Yoona sudah selesai di kemas, dia sudah berjanji untuk tidak mengatakan apapun tentang masalah bullying dan kantor polisi pada kakak dan ibunya.
"Jisung, apa terjadi sesuatu di sekolah?" Tanya Henry segera
"Aku tidak tau" jawab Han Jisung merasa bersalah
"Kalian berdua terlalu mencurigakan, katakan yang sebenarnya" kata Henry curiga dengan tingkah kedua adiknya yang sepertinya menyembunyikan sesuatu "Setidaknya kalian harus memikirkan Ibu, katakan apa yang terjadi?" lanjut Henry membuat Han Yoona dan Han Jisung saling menatap ragu
"Ada seorang Pria yang menyuruh Han Yoona pulang, kami bertemu dengannya kemarin" jelas Han Jisung ragu itulah alasan yang mereka berdua sepakati saat nanti Henry atau Ibunya bertanya tentang kepergian Han Yoona
Melihat Henry seperti ingin menyela alasan mereka terdengar Bel pintu rumah berbunyi, Henry melihat seorang Pria parubaya berpakaian rapi dan terlihat berwibawa berada di depan pintu rumah mereka
"Saya datang untuk menjemput Nona Yohanna" katanya tegas membuat Henry langsung menoleh kearah Han Yoona yang sudah siap menarik Kopernya
"Yoona.." panggil Henry lirih tidak rela adiknya pergi begitu saja
"Tidak perlu mengantar ke bandara" sahut Han Yoona acuh sembari memakai jaketnya seolah tidak mendengar kata-kata kakaknya