"Iya, Ma, tentu boleh," jawab Ben kemudian.
"Eng … kita juga mau jalan-jalan dan belanja, Tuan. Boleh 'kan, Tuan?" Tiba-tiba Bi Jean berseru dari tempat duduknya.
Ben mengangguk seraya menyunggingkan seulas senyum, "Boleh, Bi. Silakan."
Raut wajah kegirangan terpampang jelas di muka Bi Jean dan Bibi Elena, tapi tidak bagi Andine. Wanita itu hanya bungkam dan tak bereaksi apa-apa.
"Bagaimana, Andine? Kamu ikut 'kan?" tanya Bi Jean pada keponakan temannya itu.
"Ikut saja, Andine, sekali-kali kita ke sini. Belanja beberapa barang sepertinya tidak masalah," sambung Bibi Elena kepada gadis itu.
Andine tersenyum kecil, ia kemudian menggelengkan kepala. "Tidak usah, Bi. Saya tidak usah ikut, saya merasa kurang enak badan, jadi mau istirahat aja," jelas wanita itu.
Mendengar Andine sakit, Ben pun mengalihkan pandangan tertuju ke arah gadis itu. Hatinya merasa cemas mengetahui sang kekasih sedang tidak enak badan katanya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com