webnovel

UNERANGEL [Indonesian]

Sebuah kontes perang di Erangel berjumlah 100 orang turun untuk bertahan. Max merupakan pemain bertahan di wilayah Erangel berturut-turut. Namun, terjadi keanehan yang dimana pasukan Abyssal yang dipimpin oleh ratu cantik Selena masuk ke dalam game PUBG. Dia menginginkan Erangel yang dianggap ada tempat suci di Sosnovka Military Base yang diduga ada makan sebuah ratu pertama Abyssal, Alice. Setelah itu, pasukan Twillight bersama Raja Estes dan Ksatria Putri Lunox mengikutinya melalui dimensi masa depan. Apakah Max bertahan hidup ketika kedua kubu masuk ke wilayah Erangel? Rizwan Ripandi

HaswellVR · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
7 Chs

Chap. 2, Plan

Warning!!! Terdapat kata kasar. Mohon pembaca yang dibawah umur untuk tidak membaca Chapter ini. Terima kasih!

...

Langit tiba tiba menjadi mendung dan gelap sekali, diikuti warna ungu di awan.

"Eh mengapa ini gelap sekali? Ini aneh padahal ini masih pagi?"

Kejadian aneh muncul di wilayah Erangel. Semua pemain di Erangel diserang oleh makhluk yang jelek alias makhluk yang tidak diketahui. Pemain-pemain berlari menyelamatkan diri dan melawan para makhluk itu.

"Mereka siapa itu?" Max heran.

...

Di Pochinki...

"Byson, sepertinya ada yang aneh?" Kata Rex yang menatap awan ungu yang mendung.

"Kenapa?" Tanya Byson.

"Kau tahu, aku sebelumnya pernah menceritakan tentang fiksi Abyssal?"

"Iya?"

"Aku tidak menyangka, Byson. Mereka benar-benar nyata."

"Serius, kawan? Ini aneh. Tapi aku tidak merasakan yang ganjil, Rex. Ini mungkin hanya fenomena saja."

Byson menatap Rex yang terpatung. Seolah-olah bingung, berkeringat, dan tidak tahu harus apa-apa.

"Rex, elu tidak apa-apa?"

"Bys, sepertinya...." Perlahan-lahan Rex menengok dan melihat seorang Abyssal mengeluarkan Byssi ke arah Byson.

"BYS! AWAS?!" Rex mendorong tubuh Byson hingga jatuh. Terilhat tubuh Rex yang terkunci dengan kekuatan sihir Byssi.

"REX!"

"Byson, aku tahu ini aneh. Mereka benar-benar nyata!"

"Aku tidak menyangka dengan kejadian ini. Aku akan membantumu!"

"Tidak, Byson. Menjauh dariku. Kalau tidak, kau akan ikut terjebak denganmu!"

"Apa... Rex?"

"Pergilah! Lawan mereka, Byson! LAWAN! ARRRGGGHHH!!!!!" Rex lalu menghilang dengan perangkap Byssi.

"REX!" Dia pun menjadi tidak tahu apa yang akan dilakukan. Semua pemain panik dengan melawan dengan senjata yang ada. Satu per satu pemain dilahap dengan sihir Byssi yang mereka dimiliki.

"BAJINGAN KALIAN! AKU AKAN MEMBALAS KALIAN!" Byson bangun dan mulai melawan mereka. Beberapa dari Abyssal mengikuti Byson.

Para Abyssal hanya mampu melawan dari belakang sehingga saat mengeluarkan sihirnya ketika pemain tidak mengetahuinya. Untungnya Byson mengetahui terlebih dahulu kemudian dia menghindar ke kanan. Dari penjuru kiri, kanan, depan, dan belakang, Byson dicegat oleh kawanan Abyss.

"HEI, BERANINYA KAU 1 VS 5? HEHE… AYO MAJU SATU PERSATU!" Seorang salah satu Abyss menyerang Byson dengan tangan kosong. Dengan cepat melakukan pergerakan menendang samping hingga jatuh. Abyssal-abyssal itu menyerang langsung Byson dan tentunya mengeroyokinya.

Tidak mau kalah dengan mereka, Byson memukulnya dengan panci lalu menghajar mereka tanpa ampun.

"Hahaha! Lemah kalian semua! Bisanya main keroyoknya. Buktinya, kalian tumbang!" Salah satu Abyss mengeluarkan Byssi, lalu mengenai Byson hingga tidak gerak.

"AARRRRGGGGGHHHH!!!" Byson berusaha menggerakan tubuhnya. Seluruh tubuh menjadi kaku. "SIALAN ANJING! BERANINYA PAKAI SIHIR!"

Abyss itu mendekat dan membisikkan ke telinga Byson.

"Tidurlah bersama Ratu Selena."

"Apa?!"

Byssi menelan Byson dengan cepat. Byson tereliminasi oleh Byssi-nya salah satu Abyss.

Balik ke Yasnaya Polyana...

Kawanan dari Abyss berpencar dan merusak seluruh fasilitas seperti bangunan-bangunan. Mereka sangat gesit melakukan mengambilalihan wilayah. Max berusaha melindungi diri dari kawanan Abyss dengan melawan dengan menggunakan M416.

"Mengapa mereka banyak sekali?" Max terus melawan hingga berlari ke atas. Seluruh pemain yang berada di Erangel kebanyakan tereliminasi dengan kehadiran makhluk jelek dari dimensi lain.

"Parah, Erangel diserang!" Salah satu Byssi melayang dan mengenai Max.

"AARRRRRGGHHHH!" Max terjatuh lalu beberapa Abyss mengepung Max.

"Mau apa kalian? Kalian ingin melawanku?" Max bangkit dan memegang sebuah panci sebagai alat tempur. Salah satu Abyss mengeluarkan Byssi. Byssi itu ditepis oleh Max dengan Panci kemudian terpantul ke arah Abyss lainnya.

"Wow, ternyata alat ini berguna... Majulah, bangsat!" Abyss-Abyss itu maju kepada Abyss. Sepertinya, ini mimpi buruk bagi Max yang dikiranya One by One, Abyss hanya mampu bisa mengeroyoki salah satu individu. "Anjing memang!"

Max melawan terus sehingga mendapatkan sebuah cakaran maut di wajahnya hingga pakaiannya yang dia kenakan robek.

Dia menampar wajah mereka hingga bunyi. Berputar diantara mereka. Hingga Max, menginjak salah satu jebakan Abyss.

"Sial!" Max berlari lambat dan kemudian ditambah Byssi melayang. Max menjadi tidak bergerak. "Sialan mereka! Mereka licik dengan sihirnya yang sialan itu. Aku tidak bisa bergerak!"

Salah satu gadis Abyss menghampiri dan langsung menghajar Max dengan cakaran. Max berdarah-darah. Max merasakan pusing, buram, dan sakit yang tertinggal. Abyss itu tertawa dan membisikkan ke telinga Max.

"Sayangku, tidurlah bersama Ratu Selena."

"TIDAK AKAN!" Salah satu cahaya berwarna ungu melintas dan menghajar Abyss itu.

"Apa?!" Max melihat salah seorang gadis misterius semacam... dewi.

Gadis itu diceritakan sebagai Dewi Penyeimbang Cahaya. Entah dari mana dia datang yang pasti dia mengikuti kawanan Abyssal.

"Siapa dia?" Tanya Max dalam diri.

Gadis misterius tersebut menyerang kawanan Abyss yang menyerang Max.

"Ya ampun, tubuhku. Aku... aku... arrggghhh!!!"

Seluruh kawanan Abyss yang melawan Max telah terbunuh. Max tidak menyangka dengan apa yang terjadi sebenarnya. Dia menatap gadis misterius yang cantik, tapi dibalik kecantikannya terdapat sebuah sifat yang dingin atau bisa disebut tidak banyak bicara dan pemarah.

"Ahhh... tolong... tolong aku..?" Max pingsan.

...

"Hah? Aku dimana?" Untunglah, Max langsung siuman. Sekarang, Max ada dimana?

"Oh, rupanya kau sudah bangun." Salah satu asisten pembantu kerajaan juga ketua strategi perang menghampiri Max dengan membawakan segelas air, Luna.

"Aku dimana dan siapa kau?" Asisten itu tertawa lalu diikuti tersenyum.

"Hai, aku Luna. Asisten dan ketua perang. Kakakku telah membawamu kemari dan aku tidak tahu ini tempat apa."

"Ini adalah Shooting Range. Tempat latihan tembak."

"Seperti itulah tempatnya. Aku tidak tahu. Silahkan diminum dulu." Asisten itu mempersilahkan Max minum. Max pun menerima dan meminumnya.

"Terima kasih. Kira-kira siapa kakakmu?"

"Jika kau tahu, dia adalah seorang dewi. Dia merupakan pemimpin dari perang ini. Dia juga banyak berjasa dalam perang." Kata Luna.

"Ohhh.... aku mengerti sekarang. Katakan kepada dia, terima kasih."

"Aku akan sampaikan kepada dia. Kau beristrahat."

"Ngomong-ngomong Luna, dimana para pemain?"

"Sayangnya, mereka tidak berhasil diselamatkan. Hanya kaulah yang diselamatkan." Luna pergi meninggalkan Max.

"Baguslah, luka-lukaku makin sakit."

...

1 jam kemudian...

Entah apa yang dilakukan Max setelah ini.

"Sebelumnya aku tidak merasakan firasat aneh tadi pagi." Kata Max yang duduk di ranjangnya.

Erangel diserang oleh puluh ribuan makhluk Abyssal dari luar dimensi. Semua tidak tahu datangnya dari mana. Apa maksud tujuan kelompok Abyssal menyerang Erangel.

"Kejadian itu membuatku banyak berpikir." Max berdiri dari ranjang dan mengambil segelas air di meja.

"Max?" Panggil Luna.

"Ada apa, Luna?"

"Bersiaplah 10 menit, kakakku dan raja memanggilmu."

"Baik, aku akan segera kesana."

...

Max datang ke salah satu gubuk dimana raja dan pemimpin perang berada dan dikawal beberapa pengawal raja.

"Permisi, Yang Mulia?"

"Apakau engkau Max?" Tanya Estes.

"Benar, Yang Mulia."

"Silahkan masuk." Estes mempersilahkan masuk Max. Estes akan menyampaikan beberapa hal mengenai Erangel.

"Saya memanggilmu karena beberapa hal. Sebelum itu, saya akan memperkenalkan diri. Saya Estes, raja dari Twilight. Dan ini pemimpin perang. Dia banyak berjasa dalam misi-misi tertentu. Dia adalah Lunox, adik dari Luna. Dia juga sudah menyelamatkanmu."

Max terpukau dengan penampilan Lunox. Dimulai dari ziarahnya, dia rasa seperti ksatria putri.

"Bukankah dia itu gadis yang tadi? Dia cantik sekali. Ya ampun?"

"Perkenalkan dirimu, Lunox."

"Baik, Yang Mulia." Jawabnya dengan dingin.

"Saya Lunox. Saya adalah ksatria putri Kerajaan Twilight."

"Saya Max, pemain PUBG bertahan di Erangel." Sambil membungkukan badan.

"Max, sebelumnya saya minta maaf karena kita gagal menyelamatkan semua pemain PUBG kecuali kau." Kata Estes. "Tapi syukurlah, Ksatria Lunox telah menyelamatkanmu dari beberapa Abyss dan kau mengalami luka-luka."

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Saya sangat berterima kasih kepada Lunox juga. Aku senang mendapatkan hormat dari Yang Mulia. Sebagai perwakilan dari teman-temanku yang berjuang di medan pertempuran, apakah ada yang ingin disampaikan kepadaku."

"Ada beberapa informasi yang telah kita dapatkan dari pasukan Abyssal. Lebih lengkap, silahkan kau teruskan, Ksatria Lunox."

"Terima kasih, Yang Mulia." Lunox membuka lembaran yang berisikan informasi.

"Max, kita belum tahu seperti apakah Erangel. Dan ini adalah pertama kalinya kita mendarat di masa depan. Dimensi kita berbeda dengan dimensimu. Baik yang pertama, kelompok Abyssal mempunyai rencana untuk menginvasi wilayah seperti Erangel yang terutama sebagai basis militer sihir utama, kedua Miramar, ketiga Sanhok, yang terakhir Vikendi. Mereka mengatakan Vikendi merupakan tempat ratu pertama Abyssal, Alice bersemayam disitu. Namun, mereka akan fokus ke Erangel sebagai basis militer utama. Ratu Selena memutuskan akan mengambil alih wilayah ini sampai besok siang." Jelas Lunox.

"Seluruh peta PlayerUnknown's Battleground akan diambil alih oleh makhluk bajingan itu? Aku tidak percaya ini."

"Kami bisa hanya mengandalkanmu karena hanya kaulah yang mengerti dari wilayah-wilayah itu dan strategi. Kami mohon untuk kerjasamanya, Max. Apakah engkau ingin bergabung bersama kami?" Kata Estes.

"Saya akan ingin membantu kalian dalam misi. Walaupun, aku tidak percaya dengan semua fakta-fakta."

"Terima kasih, Max."

...

Max kembali ke tempatnya. Dia tidak menyangka bahwa penyelamatnya sangat cantik. Dibaik kecantikannya ada sifat dingin. Namun, sifat dingin itulah yang membuat Max suka dengan Lunox.

"Hai Max?" Datanglah gadis dingin. Kalau bukan dia. Mata Max terus menatap iris kuning lalu wajahnya memerah. Alhasil Lunox menjadi salah tingkah. "Max? Jangan membuatku aneh!"

"Hah? Oh iya maaf. Ada apa kemari?"

"Kita punya rencana."

"Rencana? Rencana apa?"

"Ikuti aku!"

...

Max dan Lunox berjalan menuju sebelah barat Shooting Range. Terdapat Leomord dan Faramis yang menunggu.

"Maaf menunggu lama. Perkenalkan dia, dia adalah Max. Pemain PUBG bertahan di wilayah ini." Lunox langsung memperkenalkan Max dihadapan mereka.

"Max, mereka adalah orang terpenting dalam perang. Yang pertama adalah Leomord, dia jago dalam ahli pedang dan kuda. Dan yang ini Faramis merupakan ahli sihir. Mereka ini berprestasi dalam mencetak misi dengan cepat."

"Oh. Salam semua. Jadi apa yang membawaku kemari?"

"Begini, Max. Kami ingin meminta strategi perang untuk mengatasi para Abyss yang akan menginvasi masa depan." Kata Leomord.

"Baiklah, mari aku tunjukkan." Max mengambil tablet data permainan PUBG.

"Sistem permainan sedang tidak berfungsi. Ini adalah peta Erangel. Aku akan membagi wilayahnya. Kita berada di Shooting Range sebagai basis utama, wilayah Eranget terbagi 3, yaitu bagian kiri dari Zharki hingga Ferry Pier. Kedua bagian tengah dari Severny hingga Pochinki. Terakhir bagian kanan dari Kameshki sampai Mylta. Lunox, apakah ada usulan selain ini?"

"Menurutku, kita berada disini. Kalau bisa, Leomord dan kawan-kawan bergerak ke bagian kiri melalui Zharki. Kedua Faramis dan kawan-kawan bergerak ke bagian kanan melalui Severny. Kau dan aku jalan melalui bagian kanan."

"Mengapa kita hanya berdua?"

"Aku punya rencana sendiri untuk kita."

"Jika terjadi apa-apa, bagaimana untuk menangani medis atau sebagainya?"

"Tidak usah banyak bicara, Max. Diam saja!"

"Ini cewek minta di granat?" Guman Max.

"Terserahlah. Apakah ada rencana lain dari kawanan Abyss dan dimana para Abyss berada?"

"Abyssal akan berdiam di wilayah seperti pangkalan militer karena banyak sekali banguna-bangunan aneh itu." Kata Faramis.

"Itu Sosnovkan Military Base."

"Dan satu lagi mereka akan memasang pemancar dimensi untuk mengangkut beberapa kawanan untuk kemari. Dimensi itu terletak di bagian tengah yang seperti tempat yang memiliki banyak rumah-rumah." Tambahnya.

"Baiklah, letaknya di Pochinki. Ada lagi?"

"Aku punya ide, Max. Setelah semua telah aman, kita akan berhenti di Mylta. Semua pasukan akan berhenti di Mylta dan menjadi tempat pertemuan. Kita tidak akan balik ke Shooting Range melainkan sebuah strategi. Jika ada pasukan yang mengalami cedera saat perang, Mylta menjadi basis yang dekat dengan Sosnovka. Semua cadangan amunisi dan persenjataan disediakan disana." Kata Lunox.

"Ide yang bagus. Ada lagi?"

"Aku rasa hanya itu saja." Cukup Leomord.

"Dan juga buat laporan kepada kami. Satu orang dari pasukan kalian menghampiri kami."

"Baik."

"Kalau semuanya jelas, balik kepada Tuan Putri."

"Untuk kalian berdua. Saya beri 1 jam untuk persiapkan perlengkapan kalian."

"Baik Tuan Putri."

"Baiklah, saya akhiri pertemuan kita. Sampai bertemu tengah malam di Mylta." Leomord dan Faramis meninggalkan tempat. Max bertanya ke Lunox.

"Lunox, aku pikir ini ide yang konyol. Masa kita berperang hanya dua orang?" Max membantah.

"Kau tidak tahu mereka seperti apa." Jawabnya dengan dingin.

"Maksudmu?"

"Aku menemukan sebuah peta yang dimana ada seseorang yang penting di dalam penyerangan ini dan kita harus mengalahkannya."

"Oke, siapa saja?"

"Mereka adalah Moskov, Dyrroth, dan Selena. Moskov merupakan penombak yang paling hebat. Dia juga teliti dalam menembak sasaran. Dia sangat lincah dan sulit untuk dikalahkan. Kita harus waspada dengan dia. Dyrroth merupakan salah satu korban penculikan dari kerajaan mana entah dari mana. Dia menjadi penganut Abyss dan setia kepada Ratu Alice. Dia jago dalam beladiri dalam. Terakhir Selena, dia merupakan Ratu Abyssal sekarang. Dia juga penantang terakhir kita dalam akhir dari perang. Kita harus mengeksekusinya secepatnya kalau tidak, dia akan kabur dari Erangel dan pindah ke Miramar."

"Aku mengerti sekarang mengapa hanya kita ke bagian tengah."

"Kita harus cepat-cepat mengeksekusi mereka sampai terbenamnya matahari."

"Apa efeknya jika mereka harus cepat dieksekusi."

"Mereka menghilang dan membunuh siapa saja dengan cepat."

"Aku akan persiapan dulu. Aku akan menunggumu di tempat Raja." Max pergi meninggalkan Lunox.

...

Di Sosnovka Military Base...

"Tuan Helcurt, bagaimana keadaan di Shooting Range?" Tanya Selena yang duduk cantik di singsananya.

"Aku mendengar mereka akan menyerang bagian kiri dan kanan."

"Ohhh kedengarannya bagus. SIAPKAN PASUKAN KITA!"

"Baik, Ratu."

"Oh pengawal, bawa si najis kemari!" Suruh Selena dengan gaya yang genit.

Para pengawal membawa Byson kepada Selena.

"LEPASKAN AKU, MAKHLUK ANJING!" Seru Byson.

"Ahhh... kau tertanya kasar kepadaku?" Gayanya berulah lagi.

"Masa bodoh, Bangsat! Apa yang kau inginkan dari kami?!"

"Kau tahu, ingin sebuah pulaumu. Pulau ini akan ku jadikan tempat tinggal Kaum Abyssal."

"Tidak bisa, tempat ini hanya bagi para petarung sejati, bukan seperti makhluk yang jelek sialan seperti lu!"

Selena berjalan kepada Byson dan memegang dagunya. "Kau mengatakan, tempat ini hanya petarung sejati..." Selena berubah menjadi Abyssal. "...TIDAK BISA! TEMPAT INI SUDAH AKU KUASAI!" Dia berubah kembali seperti biasa dan kembal genit. "Di tempat ini ada kuil Abyss yang terkubur dibawahnya. Jadi, aku akan mengalinya dan membangunnya kembali. Hahahahahahaahhaaha!!!!!"

"Kau memang BAJINGAN! LEPASKAN AKU DAN TEMAN-TEMANKU!"

"Ihhh kau kasar sekali." Selena langsung mencakar Byson dan Byson pingsan.

"Uhh... sayang sekali kau harus tidur bersamaku, Sayang. Bawa ke tempatnya kembali!" Para pengawal membawa kembali Byson ke kandangnya. Selena kembali ke singsananya.

"Byssi, mari kita lawan para pengganggu!"

...

To Be Continued...