Hiii...
Happy Reading!
Kalo ada Typo berseliweran, kasih tau. makasih
****
Sambil menyesap teh hijaunya, Misha menghirup aroma petrichor yang mulai terasa karena hujan deras mengguyur negara yang terkenal dengan menara eiffel nya.
"Jadi, sampai kapan kau akan berdiam di sana, Taro?" tanya Misha tanpa minat. Bersyukur dia sedang meminum teh hijau, jika tidak, gadis itu tidak yakin akan tetap santai seperti ini. "B-begini Miss, mereka meremehkan saya yang baru bergabung di Gold Moonlight. Saya kesal lalu kalap membunuh mereka semua," lirih Taro memejamkan matanya, pria itu sudah bersedia mati karena membunuh pilar utama Gold Moonlight.
Apa karena hal sepele seperti itu Taro bersedia mati? Lucu sekali!
"Haih, sudah lah. Lagipula hidup atau mati nya mereka sama sekali tidak berpengaruh bagi Gold Moonlight, aku membiarkan mereka hidup supaya lebih sadar."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com